9 Tewas Tertimbun Longsoran Tambang Emas

Senin, 20 April 2020

Aktivitas di tambang emas ilegal, Solok Selatan (Sumbar). (Ist/Anews)

Padang Aro (Anews) - Sembilan penambang emas tertimbun tanah longsor di Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari, Solok Selatan, Sumatera Barat. Ke-9 korban ini ditemukan tewas persis di lobang galian tambang emas tradisional itu.
''Iya kejadiannya kemarin (Sabtu petang-Red) sebelum Magrib, namun proses evakuasi baru selesai Ahad pagi ini,'' kata Kasubag Humas Pemkab Solok Selatan, Firdaus, sebagaimana diberitakan Liputan6.com, Ahad (19/4).
Sejumlah keterangan yang dihimpun Redaksi Harian Amanah News menyebutkan, kesembilan warga Solok Selatan yang tewas itu diketahui tertimbun di lubang tambang emas illegal berlokasi di Talakiak, Sabtu (18/4) sore.
Menurut Camat Sangir Batang Hari Gurhanadi, sejak mendapat laporan tim pencari dan penyelamat bersama warga terus melakukan pencarian sejak Sabtu petang itu.
''Pada Sabtu malam sudah empat orang laki-laki yang dievakuasi keluar dan semuanya meninggal dunia,'' kata Camat Sangir Batang Hari Gurhanadi, di Padang Aro.
Gurhanadi mengatakan, berdasarkan informasi dari warga setempat kedalaman lubang tambang yang runtuh dan menimbun sembilan orang tersebut sekitar delapan meter.
Para korban penambang emas yang tertimbun di lobang galian tambang itu, katanya, terdiri dari delapan orang laki-laki dan satu orang perempuan.
Terkait apakah tambang emas tradisional yang runtuh tersebut merupakan tambang emas ilegal atau tidak, Humas Pemkab Solok Selatan Firdaus mengaku belum mendapatkan data tersebut.
''Nanti dipastikan lagi, ilegal atau tidaknya,'' ucapnya.
Disebutkan Firdaus, dari 9 orang penambang emas yang tewas terimbun, salah satunya merupakan perempuan. Saat ini jenazah sudah diantar ke rumah keluarga masing-masing.
''Saat kejadian cuaca di Solok Selatan sekitarnya memang sedang hujan. Walaupun di tengah hujan, para penambang tetap saja beraktivitas melakukan penggalian seperti biasa. Pada saat itulah terjadi peristiwa nahas, di mana lobang galian longsor tergerus air hujan dan menimbun para korban,'' ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Liputan6.com mewawancarai Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar terkait maraknya tambang emas ilegal di daerah Saribu Rumah Gadang itu.
Dari data Walhi, di daerah Kecamatan Sangir Batang Hari saja setidaknya terdapat 12 titik tambang emas ilegal dan delapan titik yang aktif.
Di lokasi penambangan emas itu juga ditemukan sekitar 30 eskavator. Artinya, ada cukong atau yang punya duit yang memberi modal aktivitas penambangan. Sementara sebagian besar warga yang bekerja di tambang merupakan pekerja upahan dari para pemodal.
Data Walhi Sumbar menyebutkan, aktivitas tambang emas ilegal kembali masif dalam dua tahun terakhir di Solok Selatan, dimana sebelumnya sempat terhenti pada 2014. Mayoritasnya berada di kawasan hutan dan DAS Batanghari.
''Dalam hal ini ada cukong sebagai pemodalnya dan masyarakat lokal sebagai pekerja harian atau buruh kasar sebagai pendulang, dan sebagainya. Ada ribuan pekerja dari masyarakat lokal, termasuk perempuan, dan anak-anak,'' kata Direktur Walhi Sumbar, Uslaini.
Untuk akses menuju lokasi tambang, tidak semuanya bisa di akses dengan kendaraan roda dua, melainkan harus berjalan kaki sepanjang puluhan kilometer dan masuk hutan.
Secara terpisah Kepala Polres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto mengatakan, kesembilan korban yang tertimbun longsor di lubang tambang emas ilegal di Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari itu seluruhnya sudah ditemukan. Mereka ditemukan dalam kondisi meninggal dunia persis di lobang galian yang longsor.
''Hingga pagi ini ini semua korban ditemukan meninggal dunia, sudah dievakuasi semua dan sekarang disemayamkan di rumah korban,'' kata Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto di Padang Aro, Minggu (19/4).
Longsor tersebut, katanya, terjadi pada Sabtu sekitar pukul 17.50 WIB. Para korban tertimbun material tanah yang longsor yang digali secara manual karena diduga terdapat kandungan emas.
''Saat kejadian sedang hujan,'' ujarnya.
Sementara dari informasi yang diterima Antara para korban yang tertimbun semuanya warga Kecamatan Sangir Batang Hari.
Identitas korban itu adalah Menan (58), Dedi (30), Husin (50), Jaja (25), Buyuang (30), Abu (35),Yandi (40), Ipit (35) yang semuanya warga Jorong Rawang, Nagari Ranah Pantai Cermin. Seorang korban lagi yang bernama Iril (35) merupakan warga Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin. ZET