Gelar Wisuda Drive True, Mahasiswa Pakai Becak dan Andong

Senin, 29 Juni 2020

Salah seorang wisudawan UNS Solo naik becak untuk mengikuti Wisuda Drive Thru, Sabtu (27/6/2020). (Tribunnews)

Solo (ANews) - Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah universitas di Tanah Air terpaksa melakukan berbagai terobosan guna mencari formula yang tepat untuk menggelar wisuda. Jika di saat normal, bahkan cara wisuda yang dilakukan terbilang unik dan 'nyeleneh', jauh dari kesan formal dan sakral
Di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah misalnya, perguruan tinggi itu terpaksa menggelar wisuda periode III secara drive thru, seperti yang digelar Sabtu (27/6/2020) lalu.

Dilansir dari Tribunnews.com, cara unik tersebut dilakukan sekaligus dalam rangka menyambut new normal. Total ada 329 wisudawan dari berbagai jenjang yang mengikuti wisuda tersebut.Namun, tidak semuanya hadir dan hanya dipilih 15 orang saja yang mewakili datang untuk wisuda secara langsung atau luring.
Mahasiswa lainnya mengikuti prosesi wisuda secara online atau daring.
Sementara, untuk mahasiswa yang mengikuti wisuda secara langsung atau luring adalah mereka yang berstatus cumlaude dan jumlahnya hanya 15 lulusan.

Mahasiswa yang datang melakukan wisuda drive thru ini menggunakan berbagai kendaraan unik seperti becak, andong, kendaraan elektronik, dan lain sebagainya.
Sembari mengenakan toga wisuda, 15 lulusan cumlaude beriringan berhenti di depan Gedung dr Prakosa UNS untuk menunggu Rektor UNS Jamal Wiwoho menyampirkan kucir toga wisuda.
Dalam sambutannya, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan, 15 wisudawan yang dipilih menjadi wakil dari rekan-rekan mereka.
Sebab tidak memungkinkan semua hadir dalam kondisi seperti ini.
"Yang terbaik tidak di Solo, sesuai protokol covid tidak kami panggil karena berisiko terhadap penyebaran," katanya.

Wisuda periode III kali ini merupakan bentuk penerapan physical distancing dan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
"Berhubung sampai saat ini perkembangan penyebaran wabah Covid-19 di hampir seluruh daerah di Indonesia masih relatif cukup tinggi, maka upacara perhelatan wisuda UNS periode llI kali ini pun tetap dilaksanakan secara Luring dan Daring," kata dia.
"Ditambah dilengkapi sentuhan kreatifitas unik dengan konsep drive thru," katanya.

Terpaksa Diwakili Robot
Sementara prosesi wisuda di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, juga dilakukan secara virtual pada Sabtu (27/6/2020). 
Di sini seperti dikutip dari Kompas.com, uniknya, para wisudawan diwakili oleh robot yang disebut Gradbot. Penyerahan map berisi ijazah serta pemindahan tali kuncir dilakukan oleh Rektor UKSW Neli Semuel Rupidara. 

Namun, karena tidak ada mahasiswa yang hadir, tradisi wisuda yang dilakukan itu diwakili oleh robot Gradbot. Robot tersebut dilengkapi dengan tablet PC yang bisa memunculkan wajah salah seorang wisudawan saat maju menghadap Rektor. 
Dibuat dalam 3 pekan Koordinator Tim Robotic Research Center (R2C) FTEK UKSW Mitsal Ghapiqi mengatakan, GradBot disusun oleh enam mahasiswa selama lebih kurang tiga pekan, mulai proses perencanaan hingga jadi. 
"Alat yang digunakan pun cenderung mudah didapatkan serta ekonomis. Sementara untuk controller-nya dilakukan oleh user melalui smartphone," kata Mitsal dalam keterangan tertulis. 

Pembantu Rektor I Bidang Akademik UKSW Iwan Setyawan menyampaikan, dalam periode I Tahun Akademik 2020/2021, UKSW meluluskan 686 orang lulusan. Masing-masing terdiri atas 2 orang lulusan program diploma; 607 program sarjana; 71 program magister; dan 6 program doktor. 
"Prosesi wisuda UKSW sedianya akan dilakukan secara langsung di Balairung Universitas. Namun mengingat masa pandemi Covid-19, wisuda kali ini diadakan secara virtual," kata Iwan. 
Prosesi wisuda disaksikan wisudawan dan keluarga melalui Youtube “Lensa BTSI UKSW”. Upacara wisuda virtual tersebut hanya diikuti oleh pimpinan universitas, ketua senat universitas serta sebuah robot mewakili wisudawan. 

Sementara itu, Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara mengajak semua lulusan untuk mengambil hikmah dari pandemi Covid-19. 
“Rasanya tidak pernah ada di dalam sejarah universitas ini seorang rektor mewisuda dan melepas para lulusan tanpa kehadiran mereka. Namun saya tidak ingin kita memandangnya sebagai sebuah tragedi. Yang pasti ini adalah sebuah realitas yang tidak dapat terhindarkan,” ucap Neil. 

Menanggapi kondisi ini, salah seorang wisudawan Katya Riksil Javanti merasa prihatin. Wisuda menurut dia adalah sebuah puncak proses belajar di tingkat perguruan tinggi. Namun, upacara wisuda yang ditunggu-tunggu sejak lama tidak dapat dirasakan secara langsung karena pandemi yang terjadi. 
“Tentu saja kecewa, orang tuapun sedih karena tidak bisa menyaksikan kami diwisuda secara langsung. Namun, dari hal ini kami belajar bahwa wisuda bukanlah akhir, namun ini adalah awal perjalanan kami untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh, tidak mudah menyerah pada keadaan," kata Riksil. ZET