Ada 312 Konflik Lahan di Riau

Jumat, 18 September 2020

anggota DPR RI Dapil Riau, Syahrul Aidi Maazat Lc MA

Jakarta (ANews) - Konflik lahan antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan dan kehutanan akhirnya sampai juga di ruang Sidang DPR RI. 

Keluhan ini disampaikan anggota DPR RI Dapil Riau, Syahrul Aidi Maazat Lc MA dalam sidang DPR RI yang dipimpin Ketua DPR RI Puan Maharani, didampingi Wakil Ketua Azis Syamsudin beserta ratusan anggota DPR RI yang menghadiri rapat baik secara langsung atau secara virtual.

"Di forum yang kita bebas menyampaikan aspirasi ini. Di forum yang dihadiri pemegang kebijakan untuk negara ini, saya ingin menyampaikan permasalahan yang terjadi di Riau," kata Syahrul Aidi membuka kalimat di hadapan peserta rapat sebagaimana dikutip dari video parlemen pada Selasa (15/9/2020).

Syahrul Aidi menyampaikan bahwa saat ini masyarakat Indonesia kesulitan ekonomi karena pandemi Covid-19, saat ini pula ribuan masyarakat Riau terancam kelaparan. Tepatnya di Desa Simpang Raya Singingi Hilir Kuansing. Karena kebun sawit mereka yang mereka tanam 25 tahun yang lalu ditumbangkan oleh salah satu perusahaan yang telah menang di pengadilan.

"Oleh karena itu, saya sebagai anggota DPR RI Perwakilan Riau ingin menyampaikan hendaknya pemerintah pusat hadir untuk masyarakat Riau dalam menyelesaikan sengketa lahan yang lebih kurang 312 sengketa lahan dengan masyarakat," ujarnya.

"Kedua, saya meminta kepada pemerintah pusat agar menertibkan perusahaan perkebunan yang ada di Riau. Ada perusahaan yang menguasai lahan yang melebihi dari izin yang diberikan kepada mereka," sambungnya di hadapan peserta rapat yang dipimpin oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

Wakil Ketua DPR RI yang memimpin persidangan, Azis Syamsuddin, berjanji nanti pimpinan DPR RI beserta gabungan fraksi akan datang ke Riau untuk melihat bagaimana keadaan di lapangan.

Bentrok di Gondai, Massa Rusak Mobil PT NWR

Kasus lahan yang berujung bentrokan ini salah satunya terjadi di Desa Gondai, Pangkalan Gondai Kabupaten Pelalawan.

Senin siang (14/9/2020) sekitar pukul 13.40 WIB, masyarakat Dusun Mamahan Jaya, Desa Gondai terlibat bentrokan dengan sekuritt PT Nusa Wana Raya (NWR). 

Humas PT NWR Abdul Hadi ketika dikonfirmasi Selasa (15/9) menyebutkan akibat bentrokan ini, satu unit mobil operasional serta satu unit kendaraan alat berat milik perusahaan alami kerusakan.

Selain itu, beberapa sekuriti PT NWR juga mengalami luka-luka yang telah divisum oleh tenaga medis Puskesmas Langgam.

"Dan kami juga telah melaporkan kejadian ini kepada Polres Pelalawan yang telah mengerahkan personel untuk turun ke lapangan guna mengungkap kasus ini," ungkap Hadi.

Dikatakan Hadi, bentrok tersebut bermula saat PT NWR melakukan pekerjaan pembuatan parit batas konsesi perusahaan dengan menggunakan tiga unit alat berat (ekskavator) di areal HPHTI PT NWR Dusun Mamahan Jaya Desa, Senin (14/9) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Sebelum melakukan pembuatan batas, tim dari PT NWR sudah melakukan sosialisasi melalui kepala dusun setempat untuk menunjukkan batas batas konsesi yang akan dibuat.

"Dan saat itu sudah tidak ada masalah, karena memang tidak ada pembuatan batas ini bersentuhan dengan lahan atau kebun masyarakat," paparnya. 

Namun, sekitar 13.00 WIB, tiba-tiba mencul sekelompok masyarakat Dusun Mamahan Jaya yang diperkirakan sebanyak 50 orang, mendatangi lokasi alat berat PT NWR bekerja.

Kelompok masyarakat ini memaksa agar aktivitas alat berat perusahaan dapat dihentikan. Pasalnya, mereka mengklaim lokasi tersebut merupakan areal tanaman kelapa sawit milik masyarakat Dusun Mamahan Jaya.

"Karena adanya komplain sekelompok masyarakat ini, maka manajemen NWR akhirnya kembali menggelar perundingan sekitar pukul 13.30 WIB. Perundingan ini dipimpin Kadus Mamahan Jaya Khaidir.

"Alhamdulillah perundingan ini berjalan dengan kondusif. Pasalnya kadus sudah menjelaskan yang diterima masyarakat, lahan itu batas konsesi NWR, sehingga perusahaan diminta dapat melanjutkan pekerjaan," sebutnya.

Namun, lanjut Abdul Hadi, saat masyarakat hendak membubarkan diri, tiba-tiba sekitar pukul 13.40 WIB, muncul sejumlah oknum masyarakat yang melakukan provokasi yang berujung pelemparan ke arah karyawan PT NWR dan merusak mobil perusahaan.

Dan untuk menghindari agar situasi tidak memanas, maka para pekerja PT NWR akhirnya pergi meninggalkan lokasi tersebut. Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Ario Damar saat dikonfirmasi membenarkan adanya bentrok antara masyarakat degan sekuriti perusahaan.

Insiden itu mengakibatkan timbulnya korban luka-luka dari kedua belah pihak. "Ya, saat kejadian, saya bersama personel langsung turun ke lokasi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dan mengamankan situasi.Dan memang ada sedikit chaos di lokasi, sehingga sejumlah korban dari kedua belah pihak mengalami luka-luka. Sedangkan saat ini kondisinya sudah aman dan kondusif," sebut Kapolres seperti dilansir dari Riaupos.co.(RMH)