Satu Lagi Dokter di Riau Meninggal

Senin, 05 Oktober 2020

Almarhum dr. Yudi Rianto (berpeci hitam) yang meninggal karena Covid-19 di RSUD Arifin Ahmad kota Pekanbaru.(ist/ANews)

Pekanbaru (ANews) - Berita menyedihkan terkait dokter yang jadi korban pandemi covid-19, kembali mencuat di Pekanbaru, Riau. Kali ini seorang dokter bernama Yudi Rianto dilaporkan meninggal karena COVID-19 di RSUD Arifin Achmad Kota Pekanbaru, Jumat (2/10) malam.

“Iya benar, almarhum berasal dari Duri. Dokter swasta, praktek sendiri, dokter umum,” kata Direktur RSUD Arifin Achmad (AA) dr Nuzelly Husnedi MARS di Pekanbaru, Sabtu.

Ia menjelaskan atas kesepakatan dengan keluarga almarhum, jenazah dr Yudi Rianto dilakukan pemulasaran sesuai protokol COVID-19 pada Jumat malam.

Pelepasan jenazah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas itu telah dilakukan pada Sabtu pagi dan langsung dimakamkan di TPU Tengku Mahmud Palas, khusus pemakaman COVID-19.

Menurut dr Nuzelly, almarhum baru tiba di RSUD AA pada Jumat siang dengan kondisi kesehatan sudah buruk. Hasil diagnosa dokter yang menangani pasien menunjukan hasil rapid test reaktif dan gejala klinis COVID-19 di antaranya demam dan sesak nafas. Selain itu, almarhum juga mengidap diabetes.

“Datang (almarhum) siang, meninggal sorenya. Kondisinya sesak sekali, sudah jelek,” katanya.

Ia mengatakan pasien saat pertama tiba sempat mengaku sudah seminggu terakhir demam, namun belum memeriksakan kondisinya.

Nuzelly menyatakan kondisi klinis pasien menunjukan “happy hypoxia” yaitu gejala yang timbul pada orang yang terinfeksi namun tidak disadari.

Orang mengalami kondisi happy hypoxia sebenarnya bisa terlihat gejalanya, namun kerap diabaikan karena merasa masih bisa beraktivitas seperti biasa.

Pasien dengan gejala ini juga menunjukan kadar oksigen di daerah menurun. Gejala awal yang biasanya dialami tubuh diantaranya seperti kelelahan, sakit kepala, demam, nafas lebih pendek, terkadang kehilangan nafsu makan.

“Happy hypoxia yang tak disadari, pasien langsung tumbang saja. Yang jelas ada riwayat demam,” ujarnya.

Ia mengatakan hasil uji usap pasien belum diketahui, namun dari uji cepat (rapid test) menunjukan hasil reaktif dan kondisi klinis terinfeksi virus SARS-Cov-2.

“Rapid test reaktif, kondisi klinis sangat khas COVID-19. Diagnosa dokter juga COVID-19,” katanya.

Dalam dua bulan terakhir ini sudah empat tenaga kesehatan di Riau yang meninggal dunia karena COVID-19. Tiga di antaranya adalah dokter dan seorang lagi adalah perawat. 

Dokter Pengayom

Almarhum dr Yudi Rianto, selama ini dikenal sebagai dokter swasta yang membuka usaha klinik di Jalan Jenderal Sudirman, Duri. Almarhum juga merupakan salah seorang jemaah di Masjid An-Naba' Duri.

Ketua Pengurus Masjid An-Naba', Nazri Li mengatakan, masyarakat sekitar rumah beliau merasa sangat kehilangan dan masih tidak percaya bahwa dokter yang terkenal ramah ini sudah menjumpai sang khalik.

"Respon masyarakat atas kepergian beliau merasa sangat kehilangan dan tidak percaya atas kepergian sosok Pak Haji ini. Tetapi Allah SWT berkehendak lain karena kita milik ALLAH SWT," kata Nazri.

Selaku anak muda di lingkungan masjid An-Naba', Nazri mengganggap dr Yudi sebagai seorang ayah, dan dari beliau sangat banyak ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan. Karena memang sosok dr Yudi adalah tipe orang tua yang mengayomi.

Dr Yudi, lanjut Nazri, pernah menjadi Ketua Umum Masjid An-Naba' Duri dan Nazri menjadi sekretarisnya. Selama itu pula, tak pernah Nazri memiliki kesan buruk kepada dr Yudi yang berperawakan tinggi besar ini.

"Dalam bermasyarakat dan bersosial, Almarhum sangat ramah, baik dan senang membantu banyak orang. Selama menjadi pengurus, sudah banyak yang dilakukan beliau bersama pengurus lainnya sehingga Masjid An-Naba'' termasyhur dimana-mana," kenangnya.

Lebih jauh, Nazri menghimbau kepada jemaah dan masyarakat pada umumnya untuk senantiasa berperilaku sehat dan mematuhi protokol kesehatan, terutama saat berada di luar rumah.

"Semoga Almarhum Pak Haji husnul khotimah dan ditempatkan di surga atas kebaikan selama ini yang beliau berikan, semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa sabar, ikhlas dan tabah," tutupnya. grc/ZET