Penampakan tiga anak Harimau Sumatra di kawasan hutan Bukit Tigapuluh, Riau. (dok/anews)
Pekanbaru (ANews) - Salah satu kamera trap yang dipasang oleh tim pemantauan harimau sumatra (Phantera tigris sumatrae), berhasil merekam aktivitas seekor induk dengan tiga ekor anak harimau sumatra, di kawasan Taman Nasional (TN) Bukit Tiga Puluh.
Kepala Balai TN Bukit Tiga Puluh, Fifin Arfiana Jogasara, dalam keterangan resminya, yang diterima Jumat (9/10), menyampaikan adanya kelahiran harimau sumatra di TN Bukit Tiga Puluh, menandakan bahwa kawasan konservasi ini masih baik untuk kelestarian satwa ikonik Sumatra. Menurutnya, pakan dan daya dukung habitat, menjadi faktor kunci keberhasilan peningkatan populasi harimau sumatra.
“Harimau sumatra merupakan salah satu spesies prioritas yang telah ditetapkan KLHK, melalui Surat Keputusan Dirjen KSDAE nomor SK.180/IV-KKH/2015 tentang penetapan 25 (dua puluh lima) satwa terancam punah prioritas untuk ditingkatkan populasinya sebesar 10 persen pada Tahun 2015-2019,” kata Fifin.
Mendukung hal tersebut, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Indra Exploitasia, mengatakan kelahiran anak harimau sumatra di habitat alam TN Bukit Tiga Puluh, merupakan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam melakukan peningkatan populasi spesies terancam punah.
TN Bukit Tiga puluh seluas 144.223 Hektar, ditunjuk tahun 1995 dan ditetapkan pada tahun 2002, merupakan ex 2 HPH. Taman Nasional yang berada di Riau dan Jambi ini juga merupakan tempat hidup Suku Talang Mamak di 9 dusun, sebanyak 336 kepala keluarga yang kehidupannya masih sangat bergantung pada sumberdaya hutan.
Areal Kelola masyarakat ini, pada tahun 2016 telah dimasukkan ke dalam Zona Tradisional (4.870 Ha), dengan tujuan, untuk melindungi akses mereka memperoleh berbagai jenis hasil hutan bukan kayu. Mereka juga menjadi bagian dari mitra utama Balai TN Bukit Tiga Puluh yang terus diberdayakan. ZET