ilustrasi
Oleh: Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi
SAYA baca narasinya tentang tulisan saya Renungan Pagi menjelang Pilkadal Bupati sungguh.menarik dan menggugah saya untuk menulis lagi. Saya mengapresiasi pandangan dan refleksi dari Cendekiawan Riau Dr. Apriyan Dinata/Dosen FT UIR Pku.
Wah bagus sekali ulasan dan narasi add.Dr Apriyan mengena sasaran dan pokok permasalahan, bersifat rasional dan faktual, ya begitulah kenyataannya yang tengah berlangsung dewasa ini.
Kalau boleh saya simpulkan, ulasan tersebut, kita telah temukan ternyata ada 2 (dua) tipologi politisi, yang pernah dimiliki bangsa Indonesia hingga saat ini, dan dengan zaman yg berbeda yaitu:
(1) Politisi zaman old vs (2) politisi zaman Now (millenial).
Saya ingin mempertajam profile, faktanya ada kecenderungan pola berperilaku tampil 2 karakter dan life style (gasture) yg sangat bertolak belakang, diantara:
a. Politisi zaman old idealisme menonjol utk membela kehidupan rakyat begitu kuat, sedang politisi zaman Now pragmatisme untuk membela yg bayar (para cukong) juga begitu kuat dan bahkan melupakan rakyat.
b. Politisi zaman Old senang membaca buku-2 ttg pergerakan politik, sejarah dan kebudayaan sehingga begitu kuat kemampuan literasinya (soft skillnya) dan senang berdiskusi, terbuka pikirannya (open mind) dan visioner, sedangkan politisi zaman Now begitu kuat entertainnya (leisure) dan makan duitnya, sehingga enggan berdiskusi dan tak mampu berpikir yg berat-2 (keras dan cerdas), gemarnya baca komik, kongkoy-2 di resto saja dan pikirannya tertutup (close mind) dan cukup menjadi misioner saja.
c. Politisi zaman Old betul-2 menjaga dan selektif sumber rezekinya dan apa yg dimakan, serta hidupnya amat sederhana, sedang politisi zaman Now sumber rezekinya dari mana-2, melimpah dan hidupnya mewah dan berpoya-poya.
d. Politisi zaman O6ld banyak membuat sejarah yg membanggakan rakyat, sedangkan politisi zaman Now banyak membuat prahara yg menjengkelkan rakyatnya.
e. Politisi zaman Old hidupnya bersusah payah untuk perjuangan membela yang benar, sedangkan politisi zaman Now hidupnya banyak yang bersenang-senang untuk perjuangan membela yang bayar;
f. Politisi zaman Old dihari-tuanya hidup senang dan berbahagia bersama keluarganya karena begitu banyak rakyat mencintainya, sedangkan politisi zaman Now dihari-tuanya hidup susah dan sengsara bersama keluarga yang kurang membahagiakan, dan merasa kesepian karena begitu banyak rakyat menjauh dan membencinya.
g. Politisi zaman Old, sangat paham dan selalu berbuat pada jalan yg lurus (kebenaran) taat hukum, sehingga insyaAllah akan masuk golong "kanan" (penghuni surga), di padang mahsyar, dan ketika menghadap Tuhan Allah wajahnya berseri-seri (bercahaya) penuh kegembiraan, sedangkan politisi zaman Now sangat paham dan berbuat pada jalan yg sesat (kezoliman), sehingga insyaAllah pula akan masuk golongan "kiri" (penghuni neraka), di padang mahsyar ketika menghadap Tuhan Allah wajahnya muram durga (kegelapan), penuh ketakutan dan siksaan, dan lain-2 sebagainya.
Mengingat ruang dan waktu di ruang WAG kita ini baru lk 10 % perbedaan karakter yg kontras, yang bisa kita sajikan. Sebenarnya cukup banyak karakter-2 manusia yg "aneh" karena di akhir zaman ini memang para Dajjal bermunculan di bumi. Mereka pun saling berkelahi diantara sesama mereka, buat gaduh, dan rakyat pun tertawa melihat tingkah laku6 orang-2 yang mewakilinya.
Sebab rakyat itu paham dan sadar bahwa di negara Republik yang demokratik (NKRI) ini Rakyatlah yang berdaulat, yang berkuasa sesungguhnya itu, bukan politisi yang ada di Parlemen (DPR dan DPRD). Mereka itu hanya mewakili rakyat maaf sebagai "pesuruh" rakyat untuk era zaman Now.
Kalau doeloe zaman Old tidak demikian adanya. Mereka yang mendapat mandat dari Rakyat adalah para pejuang yg membela kepentingan Rakyatnya, dan mereka mendengarkan berbagai aspirasi rakyat, sedangkan politisi zaman Now mereka lebih memperhatikan aspirasi para cukong yang mengantarkannya duduk di DPR dan DPRD.
Demikian untuk menjadi renungan dan keprihatian kita bersama. Kita berdoa, semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan hidayahNya kepada mereka wakil-rakyat yg diberi mandat oleh rakyat, agar kembalilah ke jalan yang lurus, patuhi dan taatilah ajaran agama, hukum, etika dan moralitas serta memiliki idealisme yg kuat untuk memajukan masyarakat, bangsa dan negara, khusus rakyat yg memilihnya. Mohon maaf apabila ada yang tersinggung. Tulisan ini tidak berpretensi, menuduh siapa-2 (personality). Ini hanya merefleksikan gejala-2 sosial politik yang memang kecenderungan tengah berlangsung di masyarakat, berdasarkan fakta-2nya yg kita amati dan telah banyak diungkapkan media massa. Hadirnya tulisan ini untuk mengkritik keadaan dan berita-2 buruk (bad news) tersebut. Harapannya, semoga refleksi ini bisa membangun "kesadaran baru" untuk kita sama-2 berubah ke arah yang baik, dan sekaligus minta ampun kepada Allah SWT (astaghfirullah), agar Tuhan selalu melindungi dan menolong hamba-2Nya yg berada pada jalan lurus.. Sukron barakallah. Amin-3 YRA.***
Wabillahit taufik walhidayah.wr wb
(Dosen, Konsultan dan Pemerhati Sosial, mukim di Bogor)