Pipa Gas di Mandailing Natal, Bocor 5 Tewas dan 20 Orang Dirawat

Selasa, 26 Januari 2021

Tangkapan layar video di lokasi kebocoran pipa gas di Mandailing Natal pada Senin (25/1) siang. (Foto : Istimewa)

MEDAN (ANEWS) - Sebanyak 5 orang dilaporkan meninggal dunia dan 20 orang lainnya dirawat akibat kebocoran pipa gas bumi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Lembah Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara, Senin (25/1). 

Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan di lokasi.  
Ibu salah satu korban, Nur Fatimah mengatakan, sebelum kejadian beberapa warga berada di lokasi. Sesaat kemudian, beberapa orang ada yang mengatakan kepadanya bahwa mereka akan ada pengerjaan. 

"Mereka bilang, 'kak kami mau buka lubang'. Lubang panas bumi. Kira-kira pukul 11.30 WIB gitu mau dibuka," ujarnya. 

Dikatakannya, dirinya yang saat itu sedang berada di sawah bersama petani lainnya, awalnya keadaan seperti biasa. Tak lama kemudian tercium bau gas yang menyengat.  

"Kalau saya waktu itu di sawa. Orang ini di pondok. Berjarak satu ladang gitu. Jadi mereka memang tidak ada imbauan atau apa saat melakukan pengeboran. Karena kami gak ada di suruh keluar dulu," ucapnya.  

Sementara Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin sore membenarkan adanya peristiwa tersebut.   

"PT. SMGP sedang membangun power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi di Desa Sibanggor Julu Kecamatan Lembah Sorik Merapi Kabupaten Madina berupa area sumur panas bumi yang berasal dari perut bumi," katanya.  

Dikatakannya, pengerjaan welpet T sudah 80 persen. Pada Senin (25/1/2021), pukul 12.00 WIB, karyawan PT.  SMGP membuka kran Master Palep untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipa SBEND dan membuka kran isolation Palep dan panas bumi atau fluida mengalir ke silencer dan silencer tersebut mengeluarkan gas beracun H2S. 

Kemudian pukul 12.30 wib masyarakat datang menjumpai security agar pekerja welltes menutup sumur T02 karena ada masyarakat yang pingsan, diduga menghirup gas.   

Kemudian pekerja welltes sebanyak 4 orang menutup sumur T02 selanjutnya pekerja welltes, karyawan PT SMGP dan masyarakat menolong masyarakat yang terkena gas beracun tersebut untuk dibawa ke puskesmas desa Sibanggor Jae.  

"Korban meninggal dunia 5 orang diduga menghirup gas H2S yg dikeluarkan silencer, masih dalam penyelidikan," katanya. 
Hadi menambahkan, sebanyak 20 warga saat ini di RS mendapat perawatan. Tim dari Polres Madina sudah cek TKP dan olah TKP untuk penyelidikan. "Situasi kondusif," katanya. 

Keluarkan gas beracun
Secara terpisah Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan menambahkan, peristiwa kebocoran pipa gas itu terjadi di Desa Sibanggor Julu, Madina dan merenggut nyawa 5 orang.

"5 Korban tewas itu masing-masing bernama Suratmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Dahni, Syahrani (14)," kata Nainggolan. 

Nainggolan menuturkan, kebocoran pipa gas berawal saat PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP) membangun power plant pembangkit listrik di lokasi kejadian. Pembangunan power plant itu sudah berjalan 80 persen.  

“Lalu, pekerja PT SMGP bernama Deden Dermawan membuka kran master palep untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipa bend dan membuka kran isolasi palep panas bumi," ujar Nainggolan. 

Nahas, proses pengerjaan pipa kran yang di buka diduga bocor dan mengeluarkan gas beracun T02. Warga yang mengetahui peristiwa itu mendatangi lokasi dan meminta pekerja menutup kran isolasi. Mereka juga berusaha menutup, pipa yang bocor itu. 

"Ternyata, akibat peristiwa gas beracun itu menyebabkan 24 warga yang mencoba menutup sumur yang mengeluarkan gas beracun itu pingsan,” ucap Nainggolan. 

Bahkan seorang personel polisi Aipda Lestari keracunan dan kini dirawat di rumah sakit.  

“Untuk para korban yang pingsan sudah dilarikan ke Puskesmas di Desa Sibanggor Jae, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal," ungkapnya.  

Akibat peristiwa itu, pembangunan power plant pembangkit listrik PT SMGP kini ditutup Polres Madina. 

"(Sementara)  tindakan polisi yang dilakukan melakukan pengecekan dan olah TKP dan memasang garis polisi. Lalu untuk korban yang meninggal dunia telah dibawa ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan otopsi," pungkasnya. (kpr/ZET)