Sejarah Tugu IV Koto Lubuk Ambacang, Pernah jadi Pusat Pemerintahan Darurat Indragiri

Kamis, 13 Mei 2021

Tugu IV Koto Lubuk Ambacang. (F: ist-ANEWS)

KUANTAN SINGINGI (ANEWS) - Tugu ini merupakan bukti sejarah, bahwa dahulu pada tahun 1949, Desa Lubuk Ambacang pernah menjadi pusat pemerintahan darurat Indragiri sebelum dipindah ke Taluk Kuantan.

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi militer ke-2 secara besar-besaran ke daerah-daerah di Indonesia. 

Bertepatan tanggal yang sama, sebagai upaya penyelamatan terhadap kondisi disintegrasi bangsa Indonesia di daerah-daerah, didirikanlah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi oleh Syafruddin Prawiranegara atas perintah Presiden Soekarno yang sedang ditawan Belanda. 

Pemerintahan darurat Indragiri yang ada di Lubuk Ambacang juga masuk dalam wilayah PDRI. Saat itu perjuangan rakyat dilakukan di hutan-hutan belantara.

Pada tanggal 5 Januari 1949 di Rengat terjadi tragedi pembantaian masal yang dilakukan oleh Belanda terhadap rakyat Indonesia. Mulai pukul 7 pagi hingga 10, Belanda menembaki warga secara membabi buta. Mayat-mayat dimasukkan ke sungai Indragiri hingga warna sungai menjadi merah. Bupati Indragiri bernama Bupati Tulus pada saat itu turut tewas dan ditembaki bersama keluarganya. Rengat pun dikuasai Belanda. Pemerintahan Indragiri dipindah ke daerah Kuantan Singingi, tepatnya di Lubuk Ambacang.

Sepanjang agresi militer ke-2 yang dijalankan oleh Belanda, perlawanan rakyat terjadi dimana-mana, baik di Jawa maupun Sumatera. Belanda tertekan menghadapi perlawanan rakyat Indonesia. Ditambah lagi dengan desakan Komite Tiga Negara melalui desakan Amerika yang mengancam menghentikan bantuan ekonomi terhadap Belanda. Maka pada tanggal 24 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan agresi militer Belanda. 

Tentara Kerajaan Hindia Belanda yang sudah menguasai Taluk Kuantan pada saat itupun angkat kaki meninggalkan Indragiri. 

Dan pada tanggal 14 Desember 1949, pemerintahan darurat Indragiri yang semula dipusatkan di Lubuk Ambacang tersebut dipindah ke Taluk Kuantan yang sudah ditinggalkan Belanda. 

Lalu pada 27 Desember 1949, Indragiri secara resmi kembali diserahkan Belanda kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyerahan tersebut dilakukan di Kota Rengat. 

Menanggapi sejarah ini, Kepala Desa Lubuk Ambacang Iid Siswandi saat dikonfirmasi AmanahNews, Rabu malam (12/5/2021) mengharapkan kepada semua masyarakat tidak melupakan sejarah.

"Tugu Sejarah ini semoga dapat dirawat dan dijaga masyarakat setempat sehingga anak-anak kita tidak melupakan bahwa Lubuk Ambacang pernah menjadi pusat pemerintahan Indragiri," tutupnya.(JAF)