Dampak Pandemi Covid-19, Indonesia Hentikan Sementara Impor Daging Kerbau dari India

Kamis, 20 Mei 2021

Kawanan kerbau lokal milik peternak di Indonesia. (Ft.Ist-Agronet)

JAKARTA (ANEWS) - Kasus 'tsunami' covid-19 yang melanda India akhir-akhir ini, ternyata berdampak serius ke berbagai lini. Salah satunya adalah, Indonesia untuk sementara saat ini menghentikan kegiatan impor daging kerbau beku dari India terkait adanya kekhawatiran pandemi COVID-19 tersebut.

Padahal, Indonesia telah membuka keran impor daging kerbau beku dari India sejak tahun 2016, sebagai upaya memenuhi kebutuhan daging yang lebih murah dan terjangkau dibandingkan daging sapi dari Australia.

Dilansir dari detik.com, disebutkan pada hari Selasa (18/05), Kepala Bulog Budi Waseso menjelaskan kepada DPR RI jika 'lockdown' dan peningkatan kasus COVID-19 di India telah menyebabkan pihaknya menghentikan rencana impor daging kerbau beku.

Ia menambahkan realisasi impor daging kerbau beku dari India sejauh ini telah mencapai 13 ribu ton dari kuota sebesar 80 ribu ton untuk tahun 2021.

Sumber ABC News menyebutkan seluruh kegiatan impor produk ini sama sekali telah berhenti saat ini.

Kerumitan perdagangan
Seorang konsultan perdagangan ternak Indonesia, Robi Agustiar, menjelaskan selain adanya kekhawatiran Bulog terkait potensi penyebaran COVID melalui daging impor, situasi pandemi di India juga telah memicu kerumitan dalam mata rantai pasokan.

"Bulog menyatakan pihaknya kesulitan untuk mendapatkan pelabuhan di India yang masih beroperasi. Kemudian logistik dari rumah potong hewan ke pelabuhan juga terganggu akibat kasus COVID," ujar Robi kepada ABC.

"Pemerintah Indonesia belum memutuskan untuk melarang impor daging beku akibat COVID-19 di India, namun yang kita dengar dari Bulog jika impor tersebut akan dihentikan sementara," jelasnya.

Robi menambahkan belum diketahui berapa lama penghentian ini akan berlaku, namun ia memperkirakan paling tidak akan berlangsung hingga tiga bulan.

Situasi pandemi di India sendiri sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda, setelah pekan lalu negara itu mencatat rekor angka kematian tertinggi dalam sehari.

Dampaknya bagi Australia
Masuknya daging kerbau beku dari India awalnya dipandang sebagai ancaman serius bagi kelangsungan perdagangan ternak dan daging sapi dari Australia yang telah berlangsung lama.

Namun daging kerbau tersebut menemukan ceruk tersendiri dalam pasar daging di Indonesia.

Sumber ABC News menyebutkan penghentian sementara impor dari India ini akan menimbulkan kesenjangan di pasar daging.

Menurut dia, dengan ketatnya impor daging sapi beku dari Australia dan Brasil di Indonesia saat ini, mau tidak mau impor sapi Australia akan menjadi alternatif paling masuk akal.

"Daging yang ada di pasar saat ini benar-benar tidak mencukupi," ujarnya.

Situasi ini akan mendorong permintaan dan harga ternak sapi yang dikirim dari Australia utara akan tetap tinggi.

Ternak sapi yang diekspor dari Pelabuhan Darwin bulan ini mencapai harga hingga $4,20 per kilogram.

"Ini peluang bagi peternak sapi Australia," ujar Robi Agustiar.

"Namun karena harga sapi Australia terlalu tinggi, masih tetap sulit bagi pengelola penggemukan sapi Australia (di Indonesia) untuk mendapatkan keuntungan," tambahnya. (dtc/ZET)