Pemberdayaan Masyarakat, Mewujudkan Masyarakat Tangguh dan Mandiri

Selasa, 14 September 2021

Febby Asteriani

Oleh: Febby Asteriani, ST. MT


PANDEMI Covid-19 yang sudah berlangsung selama kurang lebih satu setengah tahun, telah mengakibatkan banyak perubahan. Diantaranya aspek sosial, ekonomi, lingkungan, teknologi, perilaku hidup, dsb. Mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat harus mampu beradaptasi dan bertahan. Perilaku hidup yang taat prokes 3 M, memakai masker, mencuci tangan dan manjaga jarak adalah wajib  untuk kita laksanakan. Dengan adanya pandemi ini, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan, kegiatan usaha/ bisnis yang berhenti (seperti rumah makan, hotel, tempat wisata dsb ) serta sebagian kegiatan usaha  mencoba untuk tetap bertahan. Ada pula bisnis yang "banting stir", mencoba peruntugan di bidang berbeda yang bahkan sebelumnya tidak pernah dilakukan. Dampak pandemi lainnya, masyarakat harus lebih melek teknologi karena beberapa kegiatan utama (aktivitas pekerjaan, aktivitas pendidikan dsb) dilakukan secara  daring, sehingga pengetahuan teknologi masyarakat meningkat secara tidak langsung akibat adanya pandemi ini.

Apa hikmah penting dibalik pandemi ini? Salah satu hikmah yang paling berharga adalah, bahwa masyarakat harus mampu dan mandiri untuk bisa terus mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Baik secara fisik maupun mental, dibutuhkan pribadi yang tangguh, yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun, situasi yang mungkin  tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang tangguh tersebut, dibutuhkan suatu pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Secara sederhana, Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu upaya untuk memampukan dan memandirikan masyarakat  berdasarkan potensi yang dimiliki serta meningkatkan kapasitas masyarakat.

Pemerintah, Swasta, LSM, Akademisi dan seluruh elemen lapisan masyarakat mempunyai tanggung jawab sosial untuk terus  bersama-sama, bahu membahu dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu berdiri diatas kaki  sendiri, tanpa  bergantung kepada siapapun. Pemerintah dengan wewenangnya  membuat program dan  kebijakan yang mendukung terwujudnya pemberdayaan masyarakat. Mengadakan berbagai macam pelatihan yang dapat meningkatkan ketrampilan masyarakat, serta memberikan bantuan modal untuk memulai usaha.

LSM sebagai fasilitator dan katalisator,  Akademisi melakukan "transfer knowledge", memberikan ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat  yang berguna dalam meningkatkan ketrampilan masyarakat. Selain itu,masyarakat juga diharapkan mau berpartisipasi aktif dan  meningkatkan kapasitas diri agar dapat mandiri secara berkelanjutan. Semua stakeholder diharapkan terus meningkatkan perannya masing-masing, sesuai dengan Hadist Nabi SAW "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”


Dosen Perencanaan Wilayah & Kota
Universitas Islam Riau