Komunitas Muslim Masjid Mihara Hiroshima 'Tadabbur' Alam Momiji di Musim Gugur

Senin, 15 November 2021

Warga Indonesia yang tergabung dalam keluarga muslim Hiroshima, Jepang, berkumpul di Ozekiyama Park, di Miyoshi shi, Hiroshima untuk Tadabur Alam Momiji. (Ft.Dok-Suzanna)

Oleh : Suzanna Hadi Ma’rifat 

* Penulis berasal dari Kec. Hulu Kuantan, Kuantan Singingi, Riau, saat ini bermungkim di Mihara, Hiroshima, Jepang

HIROSHIMA, JEPANG (ANEWS) - TEPAT pada hari Ahad pekan kedua bulan November, cuaca sangat cerah temperatur menunjukkan angka 8 - 18 derajat celsius, rombongan keluarga muslim Hiroshima bergerak menuju ke suatu tempat bernama Ozekiyama park terletak di Miyoshi shi, masih di prefecture Hiroshima untuk melaksanakan 'Tadabbur' Alam Momiji.

Tadabur alam merupakan sarana pembelajaran untuk lebih mengenal Allah Subhanahu Wataala yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. 

Tadabur alam akan membersihkan diri dan jiwa kita dari energi-energi negatif yang mungkin telah bersemayam di hati dan fikiran dan sebagai rasa syukur atas karunia Allah yang maha luas.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal”, demikian bunyi firman Allah Subhanahu Wataala dalam QS: Ali Imran ayat 190. 

Selanjutnya dalam QS: At-rum ayat 30 Allah Subhanahu Wataala berfirman yang artinya “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah diciptakan-Nya langit dan bumi serta berlain-lainnannya bahasa dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”.

Menurut Deede Hara, warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Miyoshi, lokasi yang akan dijadikan tempat piknik harus di “amankan” terlebih dahulu mengingat akan banyak wisatawan domestik yang juga akan berkunjung.

Dua jam sebelum peserta datang, Deede sudah membentang plastik biru yang cukup lebar untuk tempat berkumpul peserta piknik di lokasi acara.

Jarak taman Ozekiyama dari pusat kota Mihara lebih kurang 72 km. Setiap keluarga datang dengan kendaraan masing-masing dengan membawa bekal untuk makan siang.

Taman Ozekiyama terletak di atas bukit, diperlukan tenaga ekstra bagi orang ber usia lanjut untuk sampai ke lokasi. 

Di puncak bukit terdapat sebuah observatorium, pada pagi hari menjelang matahari terbit dapat di lihat awan bergerak beriringan terasa begitu dekat seperti sedang berada di dalam pesawat terbang yang sedang melintas di angkasa.

Taman buka sepanjang hari dari Senin hingga Ahad selama 24 jam dan gratis.

Lokasinya yang dekat dengan Stasiun Ozekiyama memudahkan pengujung untuk datang dengan kendaraan umum. 

Yang menarik dari taman ini, selain menyediakan toilet sebagai sarana wajib yang selalu ada di setiap fasilitas untuk umum, terdapat kran air di beberapa titik sehingga memberi kemudahan bagi pengunjung yang beragama Islam untuk berwudhu.

Acara piknik keluarga cukup menarik bagi jemaah Masjid Mihara untuk ikut serta berpartisipasi, lebih kurang 60 orang yang hadir termasuk anak-anak dan balita.

Mereka berdatangan dari kota kota yang berada di sekitar Mihara, seperti Kawajiri, Nigata, Hiro, Higashi Hiroshima, Inoshima, Onomichi, Fukuyama, Miyoshi, kota Hiroshima dan peserta terbanyak  tentu dari kota Mihara.

Piknik keluarga dipimpin oleh Direktur Masjid Mihara Jepan (MMJ) H. Tarmizi Muhammad Umar yang datang beserta istri.

Acara dimulai dengan berdoa kepada Allah Subhanahu Wataala serta salawat kepada baginda rasul yang mulia nabi Muhammad Salaullahu Alaihi Wassalam di pimpin oleh ustad Tri Kustono Adi, dosen Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur. 

Ustad Tri saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Fukuyama. 

Dilanjutkan dengan permainan tebak gerakan tubuh oleh grup bapak-bapak terdiri dari 7 orang dan grup ibu-ibu.

Usai acara permainan semua peserta melaksanakan sholat zuhur berjamaah di lanjutkan dengan makan siang untuk kemudian di tutup dengan acara puncak yaitu photo bersama.

Di tengah-tengah acara, direktur MMJ menyampaikan salam dari duta besar dan berkuasa penuh Republik Indonesia untuk Jepang merangkap Federasi Mikrosia bapak Heri Akhmadi kepada semua peserta dengan ucapan selamat berakhir pekan sambil menikmati keindahan daun daun maple.

Pukul 14.15 acara di tutup dengan ucapan alhamdulillah kehadirat Ilahi. 

Setiap keluarga bersiap merapikan semua peralatan yang dibawa serta membersihkan lokasi acara dengan mengunpulkan sampah yang dihasilkan ke dalam kantong-kantong plastik yang di bawa dari rumah.

Mengembalikan lokasi seperti keadaan semula untuk kemudian kembali ke rumah masing masing dengan hati diliputi perasaan gembira dan bahagia.

Musim gugur di Jepang

Musim gugur di Jepang di mulai pada bulan September hingga bulan November setiap tahun. Keistimewaan musim ini terletak pada perubahan warna daun pohon maple dari hijau ketika musim panas, menjadi kuning lalu merah tua untuk akhirnya berubah menjadi coklat kemudian perlahan-lahan gugur ke bumi.

Pada waktu yang sama, temperatur semakin turun dan terus turun disusul dengan turunnya salju pada musim dingin. Perubahan warna daun atau momiji tidak terjadi serentak, hal ini membuat daun pohon maple berubah menjadi berwarna warni dan terlihat sangat indah.

Pemandangan ini akan semakin menakjubkan bila malam menjelang, di bawah sorotan lampu di sepanjang jalan maupun di taman-taman di seantero Jepang.

Perubahan warna deretan daun pohon maple akan semakin mempertebal keimanan setiap manusia kepada sang Khalik yang telah menciptakan keindahan tiada tara.

Mata setiap orangpun akan semakin dimanjakan bila melihat pepohonan maple yang berjejer di sepanjang pinggir sungai. 

Pada malam hari, pantulan daun pohon maple yang beraneka warna akan terlihat dari dalam air, sungguh sangat menakjubkan. 

Maka, nikmat Allah yang mana yang kita dustakan. 

Sungguh beruntung bagi orang-orang yang menyadari akan kebesaran Ilahi yang telah menciptakan daun pohon maple berwarna warni bak sebuah lukisan di atas kanfas yang maha luas dengan keindahan yang tidak dapat di lukiskan dengan kata-kata. 

Koyo, sebutan untuk perubahan warna daun sebelum gugur,  dimulai dari tempat yang dingin dari wilayah utara menuju ke selatan dari puncak gunung atau bukit menuju ke daratan.

Puncak keindahan daun pohon maple terjadi pada pertengahan bulan November, saat dimana temperature perlahan tapi pasti mulai menurun dari panas terik menjadi sangat nyaman dan menyenangkan. 

Masyarakat akan memenuhi taman-taman untuk berpiknik bersama seluruh anggota keluarga maupun teman dan mengabadikan setiap aktifitas dalam bingkai foto dengan latar belakang pohon maple dengan daunnya yg beraneka warna.

Salah satu wilayah persebaran pohon maple yang ada di dunia adalah Amerika Utara dan Kanada.

Kanada termasuk sebagai negara yang memiliki banyak pohon maple sehingga menjadikannya sebagai pohon nasional.

Nantikan cerita menarik selanjutnya terkait aktifitas Komunitas Muslim Mesjid Mihara Jepang hanya di Harian Amanah, insyaa Allah. Aamiin yaa Rabbal Aalamiin. ***