Indonesia Berkemajuan

Selasa, 30 November 2021

Dr.Masud HMN.(Foto.hrz/ANews)


Oleh : Dr Masud HMN*)

Membayangkan Indonesia berkemajuan identic adalah  dengan Indonesia  yang damai dan sejahtera.  Mustahil  adanya kemajuan, jika  ada konflik dimana mana,  ada saling sikut, saling menghujat dan semacamnya, Intinya Indonesia  itu, konflik, pecah belah sikap menghujat  itu harus dihentikan,
 Lalu berikutnya Indonesia maju itu selain  damai juga  harus sejahtera. Artinya damai dan sejahtera  kita kunci untuk Indonesia berkemajuan ,Bayangkan jika  Negara kita miskin, ya pastilah tidak ada kemajuan. Contohlah Negara tetangga kita Timur Leste sekarang yang jatuh miskin. Ya jauh dari kemajuan. Yang menyebabkan terjadi kejahatan kriminal.
Paparan diatas mengindikasikan bahwa kemajuan berdasar pada  perilaku  damai dan  kondisi sejahtera. Damai  muncul dari perlaku,  yang  dipengaruhi oleh tingkat  sejahtera.
 Persepsi perilaku kemanusiaan    terbaik berdasar pandangan Islam adalah  manusia yang memberi nilai banyak  mamfaat  atau faedah sejahtera  kepada  manusia  lain. Menurut  pandangan Islam itulah  peran kemanusiaan   yang harus dilakukan manusia. 
Bukan sebaliknya dengan berbuat kerusakan,korupsi dan kehancuran. Seperti berita  yang menyatakan  harta kekayaan pejabat Negara  mengalami kenaikan di era pandemi covid 19. Sementara  kemiskinan rakyat   meningkat, ( kompas 7 Sept 2021). 

Padahal salah satu pertanda  majunya  bangsa  adalah  kukuhnya perilaku  nilai kepribadian yang muncul  dari  tradisi  yang tumbuh dan berkembang   sebagai ciri yang membedakan  dengan bangsa lain. Kepribadian  itu  menjadi kebanggaan  dan  nilai melekat  dilestarikan. Tanpa  kepribadian tiada  progress  dan  kemajuan.Bahkan bukan Indonesia berkemajuan terjadi  tetapi  masyarakat  masuk jurang.
Karena itu masyarakat  perlu mengikuti petunjuk nilai perilaku   Islami  yang digambarkan  manusia  yang memberi rahmat  bukan hanya kepada  umat    Islam  tetapi lebih dari itu menjadi rahmat seluruh alam, Itulah disebut  kepribadian Islami. Hal itu di  Persepsi kan sebagai   manusia yang  sempurna tidak hanya ubudiyah, tetapi  banyak nilai lain
Perilaku kemanusiaan   Islam  tersebut didukung Ahl psikologi barat. Yang menekankan  peran  individu untuk mamfaat  lingkungan. Menurut Psikolog Havard University Amerika  Gordon Allport (1897-1967), kepribadian adalah organisasi system raga manusia yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian individu terhadap lingkungan

Ini sejalan dengan  Carl Gustav  (1867-1951 ) kelahiran Finlandia, mengatakan kepribadian merupakan wujud pernyataan kejiwaan yang ditampilkan seseorang dalam kehidupannya. Tokoh psikologi sosial ini memberi  landasan bahwa  perilaku kemanusiaan selain wujud orientasi kejiwaan individu namun dalam perwujudan dalam orientasi  praktek lingkungam nilai sosial yang ada 
Melengkapi pendapat Alport dan Gustav, seorang  pujangga Malaysia Isa Masaid tahun 1930an   yang pro  konsep kemanusiaan itu, menyatakan soal  kebenaran kemanusiaan  seharusnya didukung. Dalam puisinya Melakar Bahtera dia katakan kekesalannya   Namun ada  saja yang  merusaknya.jelasnya. Ia menyebut orang yang  itulah orang  yang “mendakap kecurangan” dengan “menajisi  kebenaran”. Mendakap bermakna mendukung. Menajisi bermakna   mengotori menjorokkan .Jadi  yang terjadi  pada masyrakat  dibawah penguasa  adalah jauh dari yang diinginkan, Demikian Mas Said.  

Dengan mengambil faham dari  paparan diatas,  maka kemanusiaan itu ditentukan ( berkorelasi ) dengan faktor lain seperti  nilai, tadisi,lingkungan, Kepribadian kemanusiaan yang tidak mantap atau  buruk ada bersama  lingkungannya. Lingkungan yang buruk menjelmakan  wujud yang buruk juga. 
Maka  kemanusiaan akan mantap bila  kontribus nilai, tradisi  dan lingkungan  posisitif  Sebaliknya   kepribadian tidak mantap  bila faktor  yang mempengaruhi itu negative. Karena kiri kanan oke
Agaknya bukan keliru dan memang  itulah  model  perilku kemanusiaan macam ini  sedang  meraja lela dalam masyrakat  umum, Sawah tak punya pematang. Tiada bingkai moral. Artinya  mencari yang untung, yang mudah, tetapi tidak peduli nilai yang baik,  faedah  pada orang lain. 

Ada sebuah Hadis yang   memberi  petunjuk  agar manusia itu  memihak kepada  yang  baik. Hadist itu bahwa  nabi Muhammad SAW bersabda:  
Khairunnas  yan tafaunnass
Manusia yang baik adalah manusia yang bermamfaat untuk  orang lain ( Riwayat  Imam Akhmad )
Sekali lagi itulah keperibadian yang Islami. Itulah pula  cita cita  Indonesia  yang bekermajuan. Sama sekali bukan  , golongan yang mendakap  (mendukung ) kecurangan dan mnajisi (mengotori) kebenaran yang tidak  peduli dengan ajaran  Islam  yang  menyuruh berbuat baik dan  mafaat kepada  orang lain bahkan seluruh alam lingkungan.
Apa yang kita temukan dengan perilaku saat ini didalamnya penuh hiruk pikuk, penuh konflik, hujat sana sini, provokasi pecah  belah  adalah negative untuk kemajuan masyrakat ber kemanusiaan  yang kita dambakan.
Dalam rangka  cita cita Indonesia berkemajuan  kita harus  menjunjung konsep menjadikan perilaku kemanusiaan yang peduli, menyumbangkan  faedah  kepada masyarakat dan lingkungan. Semoga.

Jakarta  30 Nopember 2021

*) Dr Masud HMN adalag Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah  Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta, Email [email protected]