Stop Sampah dengan Pola Hidup Sederhana

Rabu, 15 Desember 2021

 

oleh : Rona Muliana, ST, MT

Buanglah sampah pada tempatnya adalah slogan lama yang kurang bisa menjawab permasalahan persampahan, terutama di kota-kota. Slogan baru yang cocok diterapkan untuk menjawab permasalahan sampah saat ini adalah zero waste. Bagaimana bisa tong sampah kita kosong setiap hari. Tampaknya tak mungkin tong sampah kita kosong setìap hari. Jawabnya bisa jika kita menerapkan 5R. Apa itu prinsip 5R? Prinsip 5R ini sejalan dengan gerakan zero waste, yaitu 1.mencegah terjadinya sampah sejak awal; 2.mengirim sesedikit mungkin ke TPA.

Bagaimana mencegah terjadinya sampah sejak awal? Yakni dengan menerapkan prinsip 5R yang pertama, yaitu REFUSE what you do not need. Jadi, apa yang tidak kita butuhkan, tidak usah kita beli atau tidak usah dikonsumsi. Ini sejalan dengan pola hidup sederhaña. Jika kita terus mengonsumsi dalam jumlah besar, maka sampah yang dihasilkan pun semakin banyak dan budaya menyampah pun sulit dihilangkan. Jadi, dengan pola hidup sederhana kita sudah berkontribusi dalam mengatasi masalah persampahan.
Bagaimana mengirim sampah sesedikit mungkin ke TPA? Yakni dengan menerapkan 4R berikutnya, yaitu REDUCE to what you need; REUSE rather than toss; RECYCLE what you cannot refuse, reduce, reuse; ROT (compost) the rest. Jika kita tetap harus mengonsumsi, maka bijaklah dalàm mengonsumsi dan terhadap sampah yang kita hasilkan dengan pembatasan, memanfaatkan kembali, mendaur ulang dan menjadikan kompos. Pembatasan sampah bisa kita lakukan dengan membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja, membawa botol minuman sendiri ketika berpergian. Daur ulang sampah bisa dengan mendaur ulang kertas, membuat kerajinan dari plastik atau botol minuman. Pembuatan kompos bisa dilakukan dengan menggali lubang di tanah untuk sampah organik.

Jadi zero waste itu sejalan dengan pola hidup sederhana, dimana penekanannya pada produksi sampah yang sedikit, bukan dengan banyak mendaur ulang. Kita adalah bagian dari ekosistem bukan merupakan egosistem. Kita saling membutuhkan terhadap makhluk hidup lainnya dalam menjaga keberlanjutan kehidupan di muka bumi ini. Sering kita baca di berita-berita laut penuh dengan sampah plastik dan sedotan yang mencelakakan makhluk hidup di laut. Ada penyu yang hidungnya tertusuk sedotan, ada di perut ikan ditemukan plastik. Kita tampaknya semena-mena hidup di bumi ini. Pemikiran budaya hidup menyampah ini harus kita ubah dengan pemikiran baru, yakni pola hidup sederhana.

Penulis adalah Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota UIR