Antisipasi Lonjakan Covid-19, RSUD Arifin Achmad Siap Siaga

Ahad, 26 Desember 2021

ilustrasi

PEKANBARU (ANEWS) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau, telah membuat analisis data tentang gambaran penanganan Covid-19 yang ditangani oleh rumah sakit pemerintah daerah selama tahun 2021.

Sejak Maret hingga Oktober 2021, RSUD Arifin Achmad mencatat terjadi kasus kematian konfirmasi Covid-19 di ICU, Pinere, NICU dan IGD yang mana secara keseluruhan dalam rentang periode tersebut tercatat 385 kasus kematian akibat Covid-19. 

"Itu di luar kasus kematian suspek," kata Ahli Epidemiologi dari RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, dr Muspardi, Ahad (26/12/2021).

Merujuk pada data tersebut, dr Muspardi mengungkapkan, bahwa rumah sakit rujukan pemerintah di Provinsi Riau sudah sangat siap dalam penanganan pasien Covid-19, baik pasien terkonfirmasi maupun suspek. 

Kesiapsiagaan ini terutama dalam menyikapi kekhawatiran banyak pihak tentang potensi Covid-19 gelombang ketiga saat Nataru 2022 ini.

Dia mengungkapkan, Riau mencatat angka kasus terkonfirmasi Covid-19 tertinggi pada rentang waktu Juli hingga Agustus 2021.

"Tertinggi di Agustus di mana kasus terkonfirmasi menembus angka di atas seratusan. Sedangkan pada Juli di angka 77-an," kata dr Muspardi.

"Kalau kita lihat dengan keadaan sekarang, kita bersyukur angka kasus terkonfirmasi sudah sangat terkendali," sambunganya.

Adapun hal-hal yang perlu diwaspadai untuk saat ini, kata dia, tentulah berkaitan dengan atensi kelalaian masyarakat terhadap protokol kesehatan yang mana masalah ini sangat serius. Karena apa yang ditakutkan banyak pihak terhadap kembali melonjaknya kasus sangat mungkin terjadi, jika masyarakat cenderung lalai terhadap protokol kesehatan.

"Apalagi Riau termasuk 4 daerah terendah dalam penerapan disiplin protokol kesehatan masyarakatnya. Ini yang perlu kita waspadai bersama," terangnya.

Untuk diketahui, epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang prekuensi distribusi determinan penyakit, penyebarannya, hingga faktor yang menyebabkannya penyakit itu menyebar kepada masyarakat. Epidemiolog memandang itu secara luas. Mereka juga terlibat aktif dalam riset sehingga dianggap ilmuan dalam penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) termasuk dalam penanganan Covid-19.

Sementara itu, terhadap upaya yang perlu dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi potensi lonjakan Covid-19, kata Muspardi, yakni perlu strategi intervensi kesehatan masyarakat yang dilakukan secara masif, serta didukung dengan survelen epidemiologi yang kuat.

Dari hasil riset yang sudah dilakukan, seluruh masyarakat di Riau diharapkan membawa dirinya dan keluarganya untuk divaksinasi. 

"Kemudian tentulah pemenuhan protokol kesehatan secara menyeluruh, dan bagaimana mobilisasinya tidak terlalu tinggi, terutana di hari libur. Karena bisa menyebabkan persoalan-persoalan yang akan muncul," tambahnya.

Selain itu, dr Muspardi juga mengemukakan pandangannya tentang potensi dari pandemi ke endemi Covid-19 di Riau. Dia menuturkan untuk mencapai endemi perlu beberapa syarat yang harus dikebut, salah satunya cakupan vaksinasi kepada masyarakat

"Karena kalau kita berharap pada endemi, kasus itu sudah terkendali. Tapi kita menghindari timbulnya berbagai varian sehingga tak terkendali sehingga perlu intervensi kesehatan masyarakat," terangnya.

"Untuk pemerintah daerah, mereka harus melakukan promosikan kesehatan terus menerus dan bisa dilakukan dengan media sosial, sehingga masyarakat tak lengah. Banyak yang anggap Covid-19 hilang, padahal belum. Makanya perlu promosi kesehatan secara terus-menerus," sebutnya.

"RSUD udah bagus kah pelayanan, kita sudah bagus mungkin media promosi kesehatan juga sudah diperlihatkan dan fasilitas protokol kesehatan tersedianya dengan lengkap. Ruangan penanggulangan baik sehingga dapat terpenuhi untuk kebutuhan kesehatan masyarakat Riau," tukasnya. (*)