Harapan Baru Membangun Kuansing

Kamis, 30 Desember 2021

Penulis sewaktu jadi Pj Bupati Serdang Bedagai.(Foto.Ist/ANews)

 

 Oleh Irman Oemar


Pemerhati Pemerintahan dan Pembangunan

Cita  cita  pahlawan  pemekaran  dan  pendiri  Kabupaten    Kuantan  Singingi  yang  berhasil  mekar dari  induknya  Indragiri  Hulu  berdasarkan  UU  53  tahun  1999  memiliki  suatu  harapan  agar  dapat menjadikan  daerah  ini  sebagai  salah  satu  Kabupaten  yang  maju  dengan  masyarakatnya  yang semakin  sejahtera.  Namun  harus  diakui  bahwa  cita-cita  itu  nampaknya  masih  belum memperoleh  hasil  yang  menggembirakan.  Padahal  secara  objektif  dapat  dipahami  bahwa Kuansing  sendiri sangatlah  potensial dari aspek  SDA  maupun  ketersediaan  SDM,  hal ini terbukti dari  banyaknya  putra  Kuansing  yang  berhasil  menduduki  jabatan  strategis  dan  berperan penting  di  jajaran  Pemprov  Riau.  Tentunya  jika  suatu  daerah  memiliki  kekuatan  SDA  dan  SDM , namun  tujuan  pembangunan  juga  belum  tercapai,  maka  pastilah  ada  sesuatu  kesenjangan yang  terjadi  dan  terdapat  suatu  masalah  yang  perlu  untuk  dicermati  bersama  agar  dapat dicarikan  solusi  untuk  itu.  Menurut  Penulis  sendiri,  yang  pernah  berkecimpung  sebagai Birokrat  di  perantauan,  setidaknya  masalah  tersebut  ada  pada  aspek  Manajemen Pemerintahan  dalam  hal  pengelolaan  SDA  maupun  SDM  di  Kuansing,  sehingga  melalui  tulisan ini  izinkan  penulis  menuangkan  pokok-pokok  pikiran  yang  mungkin  saja  dapat  bermanfaat  dan menjadi  bahan  bacaan  bagi  publik  dalam  mendukung  manajemen  pembangunan  daerah  ini yang  lebih  baik  kedepannya. 

Stabilitas Manajemen Pemerintahan dan Politik

Kondisi  objektif  manajemen  pemerintahan  Kuansing  saat  ini  dapat  dikatakan  belum  stabil,  hal ini  terbukti  karena  pemerintahan  harus  dijalankan  oleh  Wakil  Bupati  Suhardiman  Amby sebagai  pelaksana  tugas  diakibatkan  Bupati  yang  sedang  menjalani  proses  hukum  di  KPK. Kondisi  yang  sama  juga  terjadi  pada  era  sebelumnya,  dimana  Bupati  Kuansing  terdahulu  juga tersandung  kasus  hukum.  Kedua  fakta  ini  semakin  menguatkan  bahwa  sebenarnya  krisis manajemen  pemerintahan  memang  telah  terjadi.  Konsekuensi  dari  kondisi  tersebut  pasti berpengaruh  pada  stabilitas  manajemen  dan  dinamika  politik  pemerintahan  daerah  (eksekutif dan  legislatif)  sehingga  jalannya  roda  pemerintahan  sedikit  terganggu.  Fakta  lainnya  adalah diketahui  saat  ini  bahwa  dijajaran  Pemkab  Kuansing  banyak  jabatan-jabatan  yang  belum definitif  mulai  dari  Pj.  Sekda  bahkan  terdapat  16  pimpinan  Organisasi  Perangkat  Daerah  yang masih  Plt,  dan  kondisi  ini  secara  psikologis  akan  berpengaruh  terhadap    kinerja  individu  setiap pimpinann  OPD  selaku  pengguna  anggaran  dan  dipastikan  mempengaruhi  langsung  kinerja organisasi  dalam  pelaksanaan  program  dan  kegiatan  pembangunan.  Jika  hal  ini  berlangsung lama  maka  stabilitas  jalannya  manajemen  Pemerintahan  tidak  berjalan  secara  efektif  dan efisien.  Kegiatan  OPD  bersifat  Input,  proses  dan  output  saja,  sulit  lah  untuk  mencapai  outcome yang  diharapkan  dan yang  paling  dirugikan  adalah  masyarakat  Kuansing  itu  sendiri.    Padahal kue  pembangunan    berupa    APBD-P  Kuansing  yang  telah  disahkan  29  September  2021  yang lalu  sebesar  Rp1,4  triliun,  dengan  mengalami  penambahan  sebesar  Rp165,5  miliar  dari  APBD murni  sangat  didambakan  oleh  masyarakat  untuk  dapat  dinikmati  bersama.  Hal  ini  dapat terwujud  bilamana  stabilitas  manejemen  pemerintahan  berjalan  dengan  penyelenggaraan pemerintah  yang  baik  dan  berhasil  ditunjukan  oleh  kualitas,  kompetensi  SDM  para  Pimpinan   OPD  Definitif  dengan  menyadari  fungsi  sebagai  “pelayan  masyarakat”  mulai  dari  kepala daerahnya  sampai  dengan  aparatur  dibawahnya,  tentunya  adanya  kepastian  jabatan  yang “definitif” yang  bertanggung  jawab yang  penuh  atas  amanah  yang  diberikan. 

Kondisi  politik  di  Kuansing  sendiri  banyak  dibicarakan  baik  ditingkat  elit  kantor  DPRD  yaitu  35 anggota  DPRD  Kabupaten  Kuansing,  para  tokoh  politik  dan  tokoh  masyarakat.  Namun  saat Penulis  pulang  kampung  dan  sempat  mampir  dengan  sohib  lama  dibeberapa  kedai  Kopi dikawasan  taluk.  Penulis  mencermati  diskusi  politik  rakyat  kedai  kopi  yang  ternyata  sering membahas  banyak  persoalan  politik  akar  rumput  yang  tidak  kalah  seru  dengan  politik  Kuansing pada  level  elit    kantor  DPRD.  Menurut  pengamatan  Penulis  salah  satu  poin  penting  yang dibahas  adalah  penilaian  masyarakat  awam  terhadap  seseorang  ataupun  sekelompok  yang dinilai  terlalu  lama  menguasai  kekuasaan  politik  di  daerah  ini.  Opini  ini  bisa  saja  sangat subjektif  namun  dapat  pula  menjadi  objektif  manakala  para  pemegang  kekuasaan  yang dimaksud  memang  benar  terjadi  namun  tidak  mampu  menunjukkan  kinerja  politiknya  dalam mengemban  amanah  rakyat  Kuansing  untuk  mewujudkan  perbaikan  pembangunan, peningkatan  kesejahteraan  dan  penurunan  ketimpangan  antar  wilayah.  Walaupun  politik  di daerah  ini  relatif  cukup  stabil  dan  ada  kalanya  mengalami  dinamika  yang  tinggi  adalah  suatu hal  yang  wajar  dan  sah  sah  saja.  namun  situasi  itu  semestinya  mampu  mendorong terwujudnya  stabilitas  pembangunan  yang  berorientasi  untuk  kepentingan  masyarakat  luas. 

Harapan baru Membangun Kuansing   
Harapan  membangun  negeri  ini  tentunya  pastilah  tetap  ada,  dan  untuk  itu penulis berpendapat  bahwa  Pemkab  Kuansing  harus  memulainya  dari  adanya  Stabilitas  Manajemen Pemerintahan  dan  secara  perlahan  sejalan  dengan  dinamika  politik  karena  keduanya merupakan  akar  masalah  yang  harus  diselesaikan.  Disinilah  peran  kepemimpinan  dan kemampuan  manajerial  diuji.  Seorang  Plt.  Bupati  pasti  memahami  UU  23  tahun  2014,  tentang Pemerintah  Daerah,  dimana  tugas  Kepala  Daerah  adalah  memimpin  pelaksanaan  urusan pemerintahan  yang  menjadi  kewenangan  daerah.  Plt.  Bupati  harus  mau  mengangkat  bendera start  tanda  dimulainya  harapan  baru  untuk  membangun  Kuansing.  Langkah  awal  adalah memilih  dan  menetapkan  seorang  Sekretris  Daerah  yang  definitif  dimana  tahapan  seleksi  saat ini memang  sudah  berjalan.  Bupati  harus  dapat  berfikir  secara  utuh  (holistik)  dan komprehensif  dalam  memilih  Sekda  dimaksud.  Sebagai  masukan  dari  penulis,  beberapa  hal yang  perlu  diperhatikan  bupati  untuk  para  calon  tersebut  antara  lain:

1.  Kemampuan  Manejerialnya,  Kompetensi,  Disiplin  (dilihat  dari  pengalaman  kerja, jabatan  sebelumnya) 

2.  Kemampuan berkoordinasi  ke atas,  ke samping  dan  ke bawah  (akan  lebih  baik  jika  punya hubungan koordinasi yang  baik  dengan  masyarakat,  pemerintah  atasan  baik  provinsi  maupun  pusat) 

3.  Kemampuan  menuntaskan  "Problem  Solving".  (dilihat  dari  cara  menyampaikan masalah  serta  langkah  pemecahannya) 

4.  Loyalitasnya  kepada  pimpinan  dan  daerah  (diketahui  antara lain  dari  cara  dia  menilai  kerja atasan  sebelumnya,  dan  tanggung  jawabnya  menuntaskan Fakta  Integritas  atas  OPD yang  sudah  dan  sedang  dipimpinnya).   
Hal  ini  penulis  kemukakan  berdasarkan  pengalaman  empiris  pribadi  penulis  yang  pernah menjabat  sebagai  Pj.  Bupati  di  Kabuapten  Serdang  Bedagai,  Kepala  Bappeda,  Ka.  Balitbang Sumut,  dan  Kadis  Kominfo  Pemprovsu  serta  pernah  beberapa  kali  menjadi  Ka.  OPD  di  Pemko Medan  dan  Kab.  Deli  Serdang  di  Sumatera  Utara.  Panggilan  moral  Penulis  sebagai  seorang perantauan  asal  Kuansing  yang  pernah  menjalani  dan  menekuni  pekerjaan  sebagai  Birokrat  di Pemerintah  Daerah  akan  terus  memberikan  sumbangan  pemikiran  yang  mungkin  saja  dapat menjadi  rujukan  peningkatakan  tatakelola  pemerintahan  di  Pemkab  Kuansing  sehingga terwujudnya  harapan  baru  membangun  Kuansing  yang  dicita-citakan  dan  didambakan  oleh para  pendiri  dan  pahlawan  pemekaran. 

 Membangun Berbasis Potensi

 Seperti  yang  penulis  katakan  di awal,  Kabupaten  Kuansing  memiliki  potensi  SDA  dan  SDM handal,  berati  yang  perlu  dibenahi  adalah  kepemimpinan,  Manajemen  dan  Tatakelola Pemerintahan  sesuai  prinsip  “Good  Governance  and  Clean  Government”  yang  berlaku  dalam sistem  pemerintahan  Republik  Indonesia.  Logika  sederhana  nya  APBD  Kuansing  Rp.  1,4  triliun jika  dimanfaatkan  dengan  efektif  dan  efisien  dapat  lebih  terarah,  walaupun  terdapat kekurangan  di sana  sini.  


Menurut  Dr. Apriyan  Dinata Rahmat  (Akademisi  UIR,  2021),  dalam  konteks pembangunan  di  Kabupaten  Kuantan  Singingi,  terdapat  beberapa  angka  yang  memiriskan  dan memilukan  kita  semua,  khususnya  bagi  warga  Kuansing  dan  warga  asal  Kuansing  di perantauan.  Di  antara  angka  yang  memiriskan  adalah  berkenaan  dengan  angka  pertumbuhan ekonomi  0.98%,    kadar  kemiskinan  8.9%,  pengangguran  terbuka  5.76%,  anggaran  pendapatan belanja  daerah  (APBD)  1.449  T,  partisipasi  sekolah,  dan  indeks  pembangunan  manusia  (IPM) sebesar  70.31  dalam  posisi  No.  7  dari  12  kabupaten/kota  di  Riau  dengan  umur  harapan  hidup 68.55  tahun.  Data  di atas  berdasarkan  laporan  Badan  Pusat  Statistik  tahun  2020,  dan  juga disampaikan  secara  virtual  oleh  Kepala  Bapeda  Litbang  Kuansing,  Ir.  Maisir  dalam  Webinar  IKKS pada  13  Juni  2021,  dengan  tema  “Kondisi    Eksisting  Pembangunan  Daerah  Kabupaten Kuansing”  (sumber:  www.amanahnews.com).   


Menurut  Penulis,  kondisi  tersebut  bukan  berarti  kiamat  namun  harus  diselamatkan. Dengan adanya  potensi  SDA  dan  SDM  yang  handal  dan  didukung  stabilitas  sistem  pemerintahan  dan dinamika  politik  yang  kondusif,  pastilah  Kuansing  dapat  bangkit  dan  maju.  Kuncinya  Bupati harus  mau  tegas  dan  memegang  teguh  prinsip  keteladanan  yang  baik  dan  menunjukkan  sikap kepemimpinan  yang  tangguh  dan  siap  bergandengan  tangan  dengqan  semua  pihak  yang  mau bekerjasama  dan  sama-sama  bekerja  membangun  Kuansing.  Penulis  yakin  Plt.  Bupati  yang telah  memiliki  jam  terbang  politik  yang  tinggi  akan  mampu,  menilai,  memilih  dan  menunjuk SDM  handal  dan  dapat  diandalkan  seabgai  motor  penggerak  pemerintahan  yaitu  pada  jabatan Sekda. 

Penutup

Akhirnya  penulis  berharap  bahwa  Bupati  dapat  segera  mewujudkan  cita-cita  membangun daerah  sesuai  dengan  visi  misi  yang  telah  ditetapkan    bersama.  Apalagi  jika  didukung  secara politis  oleh  bupati  non-aktif  beserta  jaringannya.  Serta  terjalinnya  sinerginitas  yang  baik dengan  legislatif,  yudikatif,  dan  seluruh  stake-holder  yang  ada  termasuk  para  tokoh masyarakat,  tokoh-tokoh  agama.  Harapan  dan  asa  dari  masyarakat  untuk  terwujudnya Kuantan  Singingi  yang  lebih  baik  adalah  harapan  bersama  seluruh  orang  Kuansing,  baik  yang  di daerah  maupun  di  luar  daerah.  Sehingga  slogan  “AMBO  UGHANG  KUANSING”  sebagai  slogan terpatri  disanubari  orang  Kuansing  untuk  memotivasi  semangat  kebersamaan  dan  solidaritas bersama  demi  “Pelak”  tercinta.. Aamiin  .. 


*) Penulis  Kelahiran  Baserah Mantan  Kepala  Bapped  SumutKaBalitbang  Sumutdan  Kadis  Kominfo  Sumut  serta  pernah  beberapa kali  menjadi  KaOPD  di  Pemko  Medan  dan  KabDeli  Serdang.