Serikat Tolong Menolong Masjid Mihara Fasilitasi Bantuan Fardu Kifayah Para Anggota Yang Kemalangan di Jepang

Sabtu, 15 Januari 2022

Suasana pemakaman almarhum Muhammad Yunus, jamaah Masjid Mihara Jepang, yang dilakukan para diaspora yang tergabung dalam Serikat Tolong Menolong Masjid Mihara Jepang beberapa waktu lalu. Ft.Dok-STM-MMJ

Laporan: Suzanna Hadi Ma’rifat dan Tri Kustono Adi dari Mihara Jepang

MIHARA JEPANG (ANEWS) - Hari itu Kamis, tanggal 30 Desember 2021 pukul 14.30 JST (Japan Standard Time) di Masjid Mihara, ponsel H.Tarmizi, Direktur Mihara Mosque Japan (MMJ) tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan telepon masuk.

+ Pak Haji, hari ini saudara kita sudah dipanggil Allah SWT.
- Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Mohon dikondisikan di RS. Agar jenazah bisa dijemput Jam 16.00. Kita kondisikan yg di masjid.
+ OK

Selang satu menit, panggilan yang lain masuk. Dari Yusrianto, Ketua Divisi STM (Serikat Tolong Menolong
- MMJ).
+ Pak Haji, sudah dapat kabar? Bang Yunus wafat
- Iya, baru saja dapat kabar. Kita koondisikan yang di RS dan yang di masjid.
+ Siap.

Berita duka. Setelah dirawat cukup lama karena leukemia, salah satu anggota jamaah Masjid Mihara, Jepang dipanggil Yang Maha Kuasa. Jamaah Masjid Mihara pun mulai bergegas bersiap-siap.

Sebagian bergerak menuju RS. Sebagian yang lain menyiapkan tempat persemayaman sementara di masjid. Segenap peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban fardu kifayah disiapkan.

Malam itu, jenazah disemayamkan di Masjid Mihara. Jamaah Masjid Mihara dalam koordinasi STM-MMJ memutuskan membentuk tiga tim pelaksana kewajiban fardu kifayah. Meliputi tim pemandian, tim pengkafanan dan tim penguburan.

Hari Jumat pukul 10.30 JST, kegiatan memandikan dan mengkafani jenazah selesai dilakukan. Setelah sholat Jum’at, jenazah disholatkan kemudian dibawa ke tempat Pemakaman Muslim Hongo Reien, Hiroshima, sekitar 20 Km dari Masjid Mihara.

Demikianlah gambaran sekilas kegiatan real pertama kali yang dikoordinasikan oleh STM-MMJ.

Apakah STM-MMJ itu? STM-MMJ adalah salah satu divisi pada organisasi Mihara Mosque Japan (MMJ).

Awalnya pada bulan Agustus tahun 2021, umat Islam dari seluruh negara di dunia yang bertempat tinggal di Prefektur Hiroshima dan prefektur lain di Jepang bagian barat diperbolehkan untuk membeli tanah yang diperuntukkan bagi pemakaman umum.

Umat Islam Indonesia yang berada di seluruh Jepang melalui MMJ menyumbang 1,900.000 yen (sekitar Rp 237.500.000,-) dari total harga beli tanah seharga 20 juta yen. Pengadaan tanah makam ini diinisiasi oleh HICC (Hiroshima Islamic Cultural Center) Higashi Hiroshima. Lokasi pemakaman terletak di Hongo Reien, sekitar 20 km dari Masjid Mihara.

Pada hari Ahad, tanggal 22 Agustus 2021, telah diadakan diskusi di Masjid Mihara, Hiroshima di hadiri oleh sekitar 35 orang jemaah MMJ lelaki dan perempuan. Mayoritas merupakan diaspora Indonesia yang menetap di Mihara dan sekitarnya (Kure dan  Fukuyama).

Dalam diskusi yang hangat dipandu oleh Direktur MMJ, H. Tarmizi Muhammad Umar, beragam ide dan usulan disampaikan oleh peserta musyawarah.

Diskusi membicarakan tentang langkah-langkah yang berguna lagi nyata dalam upaya memperkokoh dan lebih mengukuhkan ikatan persaudaraan sesama warga muslim Indonesia di wilayah Jepang Barat khususnya. Ikatan persaudaraan yang mencerminkan nuansa keguyuban antar sesama warga diaspora di tanah rantau. Senasib dan sepenanggungan, baik dalam situasi susah mau senang.

Musyawarah berakhir dengan menyepakati pendirian sebuah unit organisasi/lembaga baru di bawah MMJ. Nama dan bentuk organisasi merujuk kepada organisasi sejenis yang lazim keberadaannya di Pulau Sumatera, Serikat Tolong Menolong (STM), (di pulau Jawa dikenal dengan nama organisasi Rukun Kematian). Aktivitas unit lembaga ini difokuskan untuk memfasilitasi bantuan fardu kifayah bagi anggota yang menderita kemalangan baik sakit maupun meninggal.

Musyawarah sepakat bahwa keanggotaan STM Mihara bersifat terbuka bagi seluruh warga diaspora yang bermukim di Jepang, khususnya Jepang Barat. Kesepakatan yang dilandasi oleh besarnya perhatian dan harapan agar lembaga tersebut bisa tumbuh dan berkembang. Mampu menebarkan kebaikan dan menjadi amal jariyah bagi semua, baik bagi perintis, anggota maupun penerusnya.

Beberapa aturan dan teknis operasional aktivitas STM-MMJ adalah sebagai berikut:
Kewajiban setiap anggota STM adalah membayar iuran 1.000 yen setiap bulan, melakukan
konfrimasi/tabayyun terhadap informasi yang kurang jelas dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan STM, baik kegiatan yang bersifat online maupun offline.

Hak bagi setiap anggota keluarga MMJ adalah memperoleh santunan 100.000 yen bila ada yang meinggal, memperoleh santunan 30.000 yen bagi yang menderita sakit, mendapat pelayanan fardu kifayah, mengikuti majelis zikir dan taklim rutin secara daring (online) setiap 2 pekan dan secara luring (off line) setiap bulan sekali.

Semua anggota keluarga yang berada di Jepang dan keluarga yang sedang berkunjung ke Jepang akan mendapat layanan STM. Keanggotaan bersifat sukarela dan bila keluar uang iruan tidak kembali.

Tugas dari pengurus STM adalah membuat pembukuan keuangan yang baik, berkonsultasi dengan anggota bila ada hal yag penting, membuat laporan perkembangan organisasi secara berkala dan tertulis. Sedangkan masa sosialisasi divisi STM adalah 1 bulan untuk wilayah Hiroshima, Okayama, Yamaguchi, Shimane, Tottori, Hiyogo, Kagawa, Tokushima, Ehime dan Kochi.

Serba-serbi mengurus jenazah di Jepang

Belajar dari pengalaman 11 tahun yang lalu, dimana kesulitan begitu terasa ketika ada warga Mihara yang meninggal. Sementara wadah yang mengatur belum tersedia. Saat itu area pemakaman umat Islam baru ada satu di Yawara, Prefectur Ibaraki, berada di timur Tokyo ibu kota Jepang. Berjarak sekitar 890 km dan dibutuhkan waktu sekitar 8 hingga 10 jam untuk mencapainya dari Mihara.

Saat ini ada dua pilihan bagi keluarga muslim Indonesia khususnya bila ada anggota keluarga yang meninggal di Jepang. Pertama dimakamkan di Pemakaman Muslim Hongo Reien, Mihara-shi atau dibawa pulang ke Indonesia dengan segala konsekwensinya.

Bila di bawa pulang ke Indonesia, pertama dibutuhkan waktu lebih kurang 5 hingga 7 hari untuk mengurus dokumen pada instansi terkait. Kedua, biaya pemulangan jenazah yang tidak murah. Informasi dari pihak berwenang, total biaya pemulangan jenazah ke Indonesia saat ini sebesar 1.105.000 yen (satu juta seratus lima ribu yen) all in, lebih kurang Rp 136.750.000,- (seratus tiga puluh enam juta tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah).

Karena itu menguburkan jenazah di tempat yang bersangkutan meninggal adalah pilihan terbaik dan rasional serta sesuai dengan sunah Rasulullah SAW.

Prosedur pemakaman jenazah di Jepang bila meninggal di rumah sakit adalah segera setelah surat kematian di terima dari dokter, jenazah di bawa ke rumah duka atau ke tempat persemayaman sementara dengan kendaraan pribadi. Surat kematian dari rumah sakit di bawa ke City Hall (kantor wali kota) untuk
mendapatkan surat izin menguburkan jenazah.

Ada dua jenis penguburan jenazah yang berlaku di Jepang yaitu ditanam dan dibakar. Dalam kondisi normal, dengan surat itu, pihak di lokasi penguburan akan mempersiapkan lokasi untuk digali, penggalian akan di lakukan oleh pihak yang disewa oleh pengurus makam.

Namun dalam kondisi tidak normal, seperti kasus di atas. Semua instansi baik pemerintah maupun swasta di seluruh Jepang sedang dalam keadaan libur masal musim dingin dan menyambut tahun baru, dimulai pada tanggal 28 Desember 2021 berakhir pada tanggal 4 Januari 2022.

Pada rentang waktu selama sepekan, semua kegiatan di seluruh instansi praktis tutup, kecuali mall dan pelayanan umum, maka penggalian kubur dilakukan secara mandiri dan manual oleh jemaah MMJ.

Pelaksanaan fardu kifayah

Suasana canggung sempat terasa, mengingat ini adalah kali pertama Jemaah MMJ menyelenggarakan kegiatan fardu kifayah real sejak pertama STM dibentuk. Sebelumnya dalam pertemuan rutin STM-MMJ, jamaah berlatih teori praktik memandikan, mengkafani dan mensholati jenazah. Namun hanya berupa simulasi dengan menggunakan model.

Ada beberapa ha-hal menarik yang terjadi dalam pelaksanaan fardu kifayah pertama ini. Misalnya seperti yang dituturkan oleh Direktur MMJ, H. Tarmizi, Muhammad Umar.

Dibawah guyuran hujan salju dengan temperatur 2 derajat celcius, jemaah laki-laki MMJ berjibaku menggali lokasi kuburan yang terdiri dari bebatuan. Sempat terjadi kekhawatiran lubang dengan kedalaman 2 meter, sesuai dengan peraturan pemda setempat, tidak akan selesai dikerjakan sesuai dengan tenggat waktu yang di berikan, yaitu selesai sholat Jum’at sekitar jam 14.00 atau 14.30 JST.

Alat bantu manual yang dipakai seperti pemecah batu, sekop dan cangkul seperti tidak mampu untuk dapat menyelesaikan tugas menggali lubang kuburan, walaupun sudah di mulai sejak pukul 9.00 JST, namun hingga waktu mendekati sholat Jum’at, lubang kuburan yang digali belum mencapai separuhnya.

Di tengah kekhawatiran yang menyelimuti hati jemaah yang berjumlah 20 orang, tiba-tiba ada hal ajaib terjadi. Yakni saat Dr. Abdullah Bassem, Director HICC (Hiroshima Islamic and Cultural Center), warga Negara Jepang asal Syria, tiba di lokasi. Tanah yang semula terasa sangat keras karena terdiri dari bebatuan dan pasir dan sangat sukar untuk dipecahkan, tiba-tiba mendadak menjadi tanah biasa dan sangat mudah untuk digali.

Alhamdulilah pekerjaan menggali lubang kubur pun dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan jenazah dapat di kuburkan dengan segera.

Direktur MMJ menjadi salah seorang yang paling sibuk mengurus segala sesuatunya agar jenazah dapat segera dimakamkan. Mulai dari mengurus surat menyurat hingga membeli peralatan untuk dipakai menggali liang lahat.

Hal lain dituturkan oleh Tri Kustono Adi, salah seorang jamaah Masjid Mihara, Menurut Dosen UIN Malang yang telah menempuh pendidikan doktor di Hiroshima University ini, banyak hikmah yang diperoleh dari peristiwa kali ini. Diantaranya adalah bahwa seluruh jamaah merasa mendapat kehormatan dan amanah untuk menyelenggarakan fardu kifayah pada sesama muslim dengan sebaik-sebaiknya.

Tidak dipungkiri bahwa di satu sisi ada rasa duka yang mendalam atas “kepergian” seorang teman, sahabat dan saudara seiman untuk selamanya. Namun di sisi lain keadaan ini menjadi momen inisiasi kekompakan, kebersamaan, keguyuban dan rasa senasib sepenanggungan di tanah rantau bagi sesama muslim khususnya jamaah MMJ. Momen luar biasa ini tentu sangat berkesan di pribadi masing-masing jamaah. Dan Insya Allah akan dikenang sebagai momen yang luar biasa.

Lain lagi harapan Yusrianto sebagai “penjaga gawang” STM-MMJ. Menurutnya ke depan, divisi STM – Mihara di harapkan lebih berkembang kearah yang lebih baik, antara lain dengan terus mengadakan secara teratur dan berkelanjutan, pelatihan mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, hingga mengantarnya sampai ke tempat peristirahatan terakhir, baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Selamat jalan sahabat kami, Muhammad Yunus, semoga damai di alam keabadian, diampuni segala dosa dan kesalahan, di letakkan pada tempat yang terbaik disisi Allah Subhanahu Wataala. Insya Allah kita semua Jemaah MMJ dipertemukan oleh Allah di surgaNya yang indah pada hari Akhir nanti. Aamiin, aamiin, aamiin Yaa Rabbal Aalamiin. ***

Alamat Mihara Mosque Japan: Kode pos 729-2251, Hiroshima-Ken, Mihara-Shi, 13-24 Saizaki Kuwaki.
Nomor HP/WA : +8190-8600-9308; email: [email protected]; MMJ menerima zakat, infaq sedekah dan zakat dari umat Islam dimanapun berada. Salurkan donasi terbaik anda ke Rekening Japan post bank Mihara Mosque Kyokai nomor 15140-51154331 (JPY) atau BNI No. rek. 090-5566-218 (IDR) an Tarmizi Muhammad Umar