Terjangkit Virus Corona Beberapa Hari Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1443 H

Jumat, 15 April 2022

Salah satu sudut kota, Mihara. (F: ist-ANews)

Oleh : Suzanna Hadi Ma’rifat

Manusia hanya bisa berencana, namun Allah jua yang menentukan. Kalimat ini paling tepat untuk menggambarkan keadaan yang terjadi saat ini di lingkungan MMJ. Tiada siapapun yang dapat disalahkan, ketika agenda yang telah disusun dengan rapi, tidak berjalan sesuai dengan rencana. 

Setelah dengan penuh rasa bahagia menerima kabar dari pemerintah setempat bahwa kondisi perkembangan virus Covid 19 maupun Omicron telah melandai dan wisatawan domestik maupun mancanegara sudah bebas bepergian walaupun dengan tetap memperhatikan prokes kesehatan, rencana demi rencana sudah disusun dengan rapi oleh pengurus MMJ untuk menyambut bulan Ramadhan  tahun ini. Antara lain berbuka bersama, sholat tarawih dilanjutkan dengan tadarus di masjid bagi yang mau dan tentu saja bagi bapak-bapak melanjutkan gotong royong membuat pagar pembatas dan memperluas area parkir.

Namun apalah daya, rencana tinggal rencana, kurang dari sepekan menjelang awal Ramadhan 1443H, korban virus corona  mulai berjatuhan satu persatu menimpa jemaah MMJ, termasuk tim divisi kominfo.

Dimulai dari salah seorang jemaah yang merasakan gejala seperti yang selalu diberitakan oleh media mengenai tanda-tanda virus corona sedang bersemayam di dalam tubuh seseorang, berturut-turut kemudian gejala yang sama menimpa tim kominfo, suhu badan meninggi dari normal 36 koma sekian menjadi 38 derajat celcius, disusul dengan batuk terus menerus, ingus yang mengalir tiada henti, kepala sakit dan terasa berat, tulang terasa pegal-pegal dan segala rasa tidak nyaman di tubuh. Dan setelah mengunjungi sebuah klinik kesehatan, dokter mengkonfirmasi bahwa virus corona sudah berada di lingkungan MMJ.

Tidak perlu menunggu lama, sehari kemudian berita mengenai jemaah MMJ  lain terkena virus yang sama sudah menyebar di internal MMJ. Dokter klinik menyarankan setiap orang  untuk mengisolasi diri dan keluarga sendiri di rumah masing-masing selama minimal 10 hari.

Dan awal Ramadhan pun berjalan dalam sunyi. Seluruh kegiatan berkumpul praktis batal demi kebaikan bersama agar virus tidak menyebar lebih luas lagi kepada yang lain. Kesibukan menyambut bulan penuh berkah tahun ini hanya terjadi di ruang-ruang keluarga, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sesungguhnya, dari tahun ke tahun kedatangan maupun pelaksanaan ibadah Ramadhan maupun perayaan hari-hari besar umat Islam seperti sholat Ied dan perayaan-perayaan lainnya, di negara dengan penganut agama minoritas seperti agama Islam, momen perayaan hari-hari besar hanya terjadi di lingkungan terbatas. 

Dalam kondisi normal seperti sebelum merebak wabah corona, komunitas muslim dapat merayakannya dengan berkumpul bersama di masjid atau di ruangan-ruangan yang sengaja disewa untuk itu.

Berbuka dan sholat tarawih bersama walau hanya dilakukan pada setiap akhir pekan sekali, disambut dan dilaksanakan dengan penuh suka cita. 

Menjelang akhir pekan, ibu-ibu yang tergabung dalam grup di media sosial akan sibuk berdiskusi merencanakan makanan apa yang akan disiapkan untuk berbuka bersama dan siapa membawa apa. Demikian juga dengan aktifitas tadarus online disusun dengan rapi.

Namun, virus yang menimpa beberapa keluarga jemaah MMJ mendekati hari-hari penuh berkah, mampu memupuskan semua rencana. 

Beruntung setiap orang sudah mendapat suntikan vaksin pertama dan kedua, sehingga diperkirakan daya tahan tubuh sudah lebih baik dari sebelumnya dan keadaan yang lebih buruk tidak terjadi.

Ibadah puasa tetap dapat dilaksanakan demikian juga dengan sholat tarawih dan tadarus.  Susuai dengan instruksi dokter, semua dilakukan di rumah masing-masing.

Kegiatan keagamaan di MMJ tetap berlangsung, namun dengan peserta yang sangat terbatas dan hanya orang-orang yang sehat yang diperbolehkan untuk hadir.

Bagi yang terjangkit virus, tidak ada yang dapat dilakukan dalam kondisi tubuh tidak sehat, obat yang diberi oleh dokter membuat mata ingin selalu terpejam, tidur. Ide untuk menulis seperti lenyap entah kemana, fikiran buntu.

Keadaan serba tidak menyenangkan, walaupun isolasi di lakukan di rumah sendiri, ruang gerak yang terbatas membuat dunia yang luas terasa  begitu sempit. Dua kali dalam sepekan tim kesehatan dari klinik mengingatkan agar tetap berdiam diri di rumah dan jangan keluar. Karena akan berpotensi menyebarkan virus kepada orang lain.

Memasuki hari ke 15 bulan Ramadhan, walaupun suhu tubuh sudah kembali normal namun batuk dan pilek belum sepenuhnya hilang demikian juga dengan suara, masih serak dan tenggorokan masih terasa tidak nyaman.

Untuk yang dengan izin Allah tidak terdampak virus corona,  jaga kesehatan baik-baik, tetap memakai masker dimanapun berada, rajin mencuci tangan, hindari berjabat tangan dan cipika cipiki. Musuh yang dihadapi tidak kasat mata dan sangat sulit untuk dihindari.

Selamat menjalankan ibadah puasa di 15 hari yang tersisa, semoga selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wataala. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

MMJ menerima pembayaran zakat fitrah, silahkan hubungi nomor telepon. di bawah atau datang langsung ke masjid. Terima kasih.


Tim Divisi Kominfo MMJ.  ? 729-2251, Hiroshima Ken, Mihara Shi, Saizaki Kumaki 13-24, Japan. Nomor tilp.: +8190-8600-9408; email: [email protected]; FB: Mihara Masjid; Rekening: Japan Post Bank: Mihara Mosque Kyokai No. 15140-51154331 (JPY); BNI No. (009) 9055-66218 (IDR) an: Tarmizi Muhammad Umar