Transportasi Berkelanjutan di Sekitar Kampus

Kamis, 18 Agustus 2022

Gambar diambil dari tulisan “Ketika Pejalan Kaki Menjadi Raja di Trotoar Tokyo”. (F:ist-ANews)

Oleh: Rona Muliana S.T., M.T. 

Transportasi berkelanjutan perlu untuk diterapkan. Salah satunya sangat memungkinkan untuk diterapkan di sekitar kampus yang merupakan kawasan pendidikan. Kita lihat fenomena-fenomena yang terjadi dimana mahasiswa lebih menyukai tempat tinggal yang dekat dengan kampus. Hal ini dibuktikan dengan tempat tinggal mahasiswa yang terkonsentrasi di sekitar kampus. Tetapi sayangnya, walaupun tempat tinggal mahasiswa terkonsentrasi di sekitar kampus, namun umumnya mahasiswa menggunakan moda motorized dalam perjalanan ke kampus. Melihat fenomena ini, maka perlu untuk menggeser pola perjalanan mahasiswa menjadi pola perjalanan yang non motorized.
 
Mahasiswa sangat potensial menjadi pelopor dalam gerakan penggunaan moda non motorized karena dekatnya jarak tempat tinggal mahasiswa dengan kampus. Hal ini tentunya sesuai dengan prinsip pembangunan yang ramah lingkungan. Bentuk kota disekitar kampus bisa di rancang dengan desain yang ramah pejalan kaki dan pengguna sepeda. Trotoar dengan bangunan atap peneduh diatasnya bisa dibangun disepanjang jalan menuju kampus. Bangunan atap peneduh bisa juga diganti dengan jalur pepohonan disepanjang jalan. Pohon selain sebgai peneduh alami juga manmbah estetika di kawasan sekitar kampus. Untuk penggunaan sepeda bisa dibuat jalur khusus sepeda di sepanjang jalan menuju ke kampus. Di negara Jepang, anak-anak sekolahan umumnya menggunakan moda non motorized seperti sepeda dalam perjalanan pergi dan pulang sekolah. Bentuk kota di Jepang didesain dengan bentuk yang ramah pejalan kaki dan pengguna sepeda. Indonesia bisa mencontoh Jepang dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan.

Berdasarkan penelitian saya tentang pola pemilihan lokasi tempat tinggal dan karakteristik perjalanan mahasiswa, 52 % perjalanan ke kampus adalah perjalanan ganda dimana mahasiswa melakukan perjalanan lain selain perjalanan tujuan kampus. Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan tujuan kampus berbeda dengan perjalanan primer lainnya dan perjalanan tujuan kampus bersifat lebih fleksibel. Perjalanan dengan tujuan selain kampus yang dilakukan mahasiswa adalah 21 % mahasiswa melakukan perjalalan ke tempat rekreasi dan olahraga, 20 % mahasiswa melakukan perjalanan ke tempat makan, 20 % mahasiswa melakukan perjalanan menuju tempat istirahat di kos teman maupun kos pribadi. Melihat fenomena ini maka bisa direkomendasikan aktifitas apa saja yang perlu dikembangkan di sekitar kampus selain rumah sewa. Misalnya merencanakan kawasan di sekitar kampus untuk dikembangkan tempat rekreasi, tempat olahraga dan tempat makan. Hal ini tentunya akan memperpendek panjang perjalanan yang dilakukan mahasiswa.

Itulah beberapa poin yang perlu dilakukan dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan disekitar kampus, yakni mendesain jalan disekitar kampus yang mendukung pejalan kaki dan pesepeda. Kemudian dengan mengembangkan aktivitas disekitar kawasan kampus sebagai rumah sewa, tempat rekreasi, tempat olahraga dan tempat makan. Diharapkan dengan 2 poin ini, penggunaan moda kendaraan bermotor oleh mahasiswa bisa dikurangi dan mahasiswa akan beralih menggunakan moda non motorized.


Rona Muliana ST, MT (Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota UIR)