Pengurus dan jemaah Masjid Mihara berfoto bersama dengan Ibu Diana Emilla Sari Sutikno, Konsul Jendra RI ke 23 di Osaka dan Konsul Jendral perempuan pertama yang diangkat pada jabatan tersebut. (F:ist-ANews)
Oleh : Suzanna Hadi Ma’rifat
Hari sudah mulai gelap, jarum jam menunjukkan angka 18 lebih beberapa menit. Temperatur di awal musim gugur di akhir bulan September 2022 mulai turun ke angka dibawah 23 derajat Celcius, di saat yang bersamaan matahari lebih cepat bersembunyi di balik awan. Suasana malam terasa sangat nyaman.
Jemaah Masjid Mihara baru selesai melaksanakan sholat wajib berjamaah, ketika mobil tamu yang ditunggu datang dan berhenti di area parkir MMJ (Masjid Mihara Jepang/Mihara Mosque Japan).
Direktur MMJ, Ustad Tarmizi Muhammad Umar dan beberapa jamaah termasuk tim dari Kominfo sudah menunggu di halaman masjid. Sambil bersalaman, Ustad Tarmizi membawa para tamu menuju meja dan kursi yang telah dipersiapkan di area pelataran masjid.
Tamu yang dimaksud adalah Ibu Diana Emilla Sari Sutikno, Konsul Jendra RI ke 23 di Osaka dan Konsul Jendral perempuan pertama yang diangkat pada jabatan tersebut.
Kunjungan ibu Konjen ke MMJ adalah dalam rangka melihat lebih dekat lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat untuk membuka warung konsuler pada hari Sabtu dan Ahad tanggal 1 dan 2 Oktober 2022.
Sambil menunggu hidangan disiapkan, Ustad Tarmizi menemani ibu Diana berbincang-bincang.
Lokasi di pelataran MMJ memang menjadi tempat favorite untuk menjamu tamu yang datang, di tempat ini sering digelar acara-acara lainnya seperti pencak silat, ngobrol santai antar jemaah dan lain-lain.
“Masyaa Allah, sotonya enak sekali” ujar ibu Diana sesaat setelah mencicipi soto buatan ibu Ida Narita, istri Ustadz Tarmizi, “Bisa dikirim ke Mikagekah?” lanjut ibu Konjen sambil menyebut kediaman resmi Konjen RI di Osaka. “Tentu saja Bu”, ujar penulis mewakili Ustad Tarmizi sambil tertawa senang karena hidangan yang disediakan ternyata sangat disukai oleh ibu Diana.
“Saya baru bertemu dengan Wali Kota Mihara, beliau mengatakan bahwa warga negara Indonesia yang menetap di kota ini berjumlah lebih kurang 250 jiwa dan mempunyai kontribusi positif yang cukup bagi kota Mihara” ujar beliau.
“Sebagai Perwakilan Pemerintah RI di Jepang Barat, menjadi kewajiban bagi KJRI Osaka untuk memperkenalkan diri kepada pemerintah daerah yang dikunjungi, seperti gubernur dan wali kota untuk menitipkan warga negara Indonesia yang berada di wilayah tersebut” lanjut Ibu Diana.
Jumlah WNI di Jepang barat yang diayomi oleh KJRI Osaka meliputi 17 Prefecture (setingkat Provinsi) lebih kurang berjumlah 16.000 jiwa. Dari jumlah itu, 2000 jiwa berada di Hiroshima dan 200 hingga 250 jiwa berada di Mihara. Karena itu, mengingat waktu yang terbatas dan biaya yang dikeluarkan juga lumayan mahal, protap (prosedur tetap) dalam setiap kunjungan ke daerah selain bertemu dengan pemerintah daerah, Konjen RI dan tim juga bertemu dengan masyarakat Indonesia dan mitra bisnis setempat.
Fungsi lain dari KJRI adalah sebagai promotor yang mempromosikan potensi dan kerja sama di bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan dimana semua komponen harus integrated (saling berhubungan) agar hasil yang di peroleh dari sebuah kunjungan optimal.
Ibu Diana Emilla Sari Sutikno diangkat sebagai Konsul Jenderal RI Osaka melalui Keputusan Presiden Nomor 70/M Tahun 2020 pada tanggal 1 Desember 2020 dan secara resmi dilantik oleh Menteri Luar Negeri RI, Y.M. Retno LP Marsudi pada 7 Desember 2020.
Bagi Ibu Konjen bertemu dengan perwakilan WNI di MMJ adalah membawa berkah, “Saya diterima oleh tuan rumah dengan demikian baiknya, sambutan ini membuat saya terharu. Kita dipersatukan oleh merah putih, dalam konteks keagamaan, kita bersaudara karena sama-sama muslim, betapa mahalnya nilai pertemuan dengan warga Indonesia di MMJ malam ini” tutur ibu Diana.
“Ada satu masa dalam hidup saya mengamati konflik-konflik di dunia dan mencari solusi bagi perdamaian bersama negara-negara sahabat” cerita ibu Diana mengenai aktifitas beliau sebelum menempati pos baru sebagai Konjen RI Osaka.
Beliau tiba di Osaka, Jepang pada 6 Februari 2021. Selama lebih dari dua dekade berkarir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Konjen Diana telah mewakili Indonesia di berbagai perundingan regional dan multilateral dan pada tingkat domestik, tidak hanya dalam kapasitasnya sebagai diplomat RI di Kementerian Luar Negeri, tetapi juga selama menjabat sebagai Kepala Biro Kerja Sama di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dari 2017 – 2020.
Karir Konjen Diana di Kementerian Luar Negeri dimulai pada tahun 1998 di mana beliau bertugas pada Biro Perencanaan dan Organisasi yang diikuti dengan penugasan di Perutusan Tetap RI (PTRI) di Jenewa pada tahun 2003 – 2007. Selama bertugas di PTRI Jenewa dan selanjutnya di Direktorat Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kemanusiaan pada tahun 2007 – 2010, beliau mendapatkan penugasan untuk menangani isu-isu Hak Asasi Manusia. Konjen Diana kemudian ditugaskan pada PTRI untuk PBB di New York di mana beliau menangani isu-isu perdamaian dan keamanan internasional, termasuk berkaitan dengan peran Indonesia pada isu pemeliharaan perdamaian, pembangunan perdamaian pasca-konflik, mediasi dan isu-isu Dewan Keamanan PBB dari 2010–2014. Setelah menyelesaikan tugas di PTRI New York, Konjen Diana bertugas sebagai Kasubdit Perdamaian dan Kemanan Internasional pada Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) dari pertengahan tahun 2014 hingga Agustus 2017. Selama berbagai penugasan tersebut, Konjen Diana telah mendukung dan memberikan masukan kepada Pimpinan Kementerian Luar Negeri terkait kontribusi Indonesia pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB, mediasi, resolusi konflik dan pembangunan perdamaian pasca-konflik.
Bagi Ibu Diana, jabatan adalah amanah, oleh karena itu pada awal menduduki pos di KJRI Osaka, tugas pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi pekerjaan, dengan cara mempelajari situasi di wilayah Jepang barat.
Ibu Diana adalah orang yang tidak bisa mengatakan “tidak bisa” sebelum mencobanya, karena itu prinsip yang diterapkan adalah harus di usahakan terlebih dahulu sebaik mungkin dan tidak mudah menyerah.
Salah satu tugas dari Perwakilan RI di Luar Negeri adalah Perlindungan, sesuai dengan Tagline Ini Diplomasi : Negara Melindungi, Negara Hadir dan Negara Melayani.
Diplomasi itu tidak hanya “Wine and Dine” (hanya minum anggur dan makan-makan saja) lanjut Ibu Diana, namun juga menjalankan diplomasi yang membumi dan membawa manfaat. Salah satu hasil diplomasi tersebut adalah keberhasilan mendapatkan komitmen awal dari salah satu prefektur di wilayah kerja untuk mendapatkan salah satu varietas jeruk yang tidak memiliki biji, berbentuk gemuk dan memiliki air yang banyak hasil penelitian puluhan tahun oleh para ahli pertanian Jepang. “Kerja sama di bidang pembudidayaan jeruk varietas tersebut, diharapkan dapat memperkuat jalinan hubungan bilateral diantara kedua negara” lanjut Konjen Diana.
Pada bulan Agustus 2017, Konjen Diana diangkat sebagai Kepala Biro Kerja Sama BPOM. Beliau telah mendukung dan berkontribusi bagi penguatan diplomasi vaksin dan pengadaan obat-obatan untuk Covid-19 terutama pada tahap awal pandemi. Selama 3,5 tahun masa jabatannya di BPOM (Agustus 2017 – November 2020), beliau juga mendorong kepemimpinan Indonesia dalam diplomasi keamanan pangan (food safety) dan obat-obatan serta vaksin di tingkat regional (ASEAN) dan multilateral, baik di WHO maupun di antara negara-negara Islam (OKI).
Konjen Diana berpesan agar setiap WNI yang menetap di Jepang, baik untuk bekerja, bersekolah maupun mendampingi/mengikuti keluarga wajib untuk melakukan lapor diri melalui portal Peduli WNI di www.peduliwni.kemlu.go.id.
Melaporkan diri kepada Perwakilan RI di tempat menetap di luar negeri merupakan kewajiban yang diamanatkan dalam UU kewarganegaraan. Lapor diri mudah, tanpa biaya dan data aman tersimpan. Dengan lapor diri, WNI di wilayah kerja akan mendapatkan manfaat peningkatan pelindungan dan pelayanan yang diberikan oleh KJRI Osaka. Selain itu dengan lapor diri, juga dapat menjamin terpenuhinya hak-hak sipil dan konstitusional WNI mengingat data lapor diri merupakan salah satu basis data yang akan digunakan untuk menetapkan DPTLN (Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri).
Tagline KJRI Osaka adalah SUGOII. Sugoii yang dalam bahasa Jepang berarti hebat, besar dan agung. Pada tagline KJRI, Sugoii merupakan singkatan dari Sopan, Gesit, Objektif, Inovatif dan Inklusif.
Konjen Diana menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik pada tahun 1994 dan Magister Hubungan Internasional pada tahun 2000. Beliau juga merupakan alumni penerima beasiswa Chevening dari Pemerintah Inggris dan mengikuti studi Hukum HAM Internasional pada Fakultas Hukum, Nottingham – Inggris pada tahun 2001-2002.
Konjen Diana menikah dengan Bapak Scott Allan Bruce Miller yang lahir di Kanada dan telah menjadi WNI melalui proses naturalisasi. (di kutip dari situs resmi Konjen RI Osaka)
Terakhir ibu Diana mengucapkan rasa syukur dapat bertemu dan bersilaturrahim dengan WNI di MMJ dan mengatakan bahwa ini merupakan perjalanan yang penting. Salah satu perwujudan dari Negara Melayani antara lain adalah dengan menghadirkan Warung Konsuler di MMJ pada hari Sabtu dan Ahad tanggal 1 dan 2 Oktober 2022, sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh datang ke Osaka.
Pelayanan konsuler KJRI Osaka meliputi antara lain pembuatan paspor/ SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor) dan Affidavit, lapor diri, legalisasi dokumen, surat keterangan kelahiran, pengurusan pernikahan/perceraian, dan sebagainya. (informasi lebih lengkap dapat dilihat pada website KJRI Osaka, https://www.kemlu.go.id/osaka).
Tidak terasa lebih dari dua jam ibu Konjen berada di MMJ, rasa bahagia tampak dari wajah-wajah yang hadir, banyak hal yang dibicarakan ada yang ringan dan lucu namun lebih banyak pelajaran dan ilmu yang diperoleh dan banyak unek-unek yang telah disampaikan.
Terima kasih yang atas kehadirannya, semoga Ibu Diana selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wataala dalam menjalankan amanah yang sedang diemban. Aamiin Yaa Rabbal Aalamin.
Divisi Kominfo MMJ