ilustrasi
PEKANBARU (ANews) - Pemerintah Provinsi Riau, bersama tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), masih terus mengoperasikan 3 Helikopter water bombing (WB) untuk memadamkan lahan yang terbakar, di wilayah Riau. Selain helikopter water bombing, pembentukan hujan melalui Teknologi modofikasi cuaca (TMC) dengan menyemai garam di langit Riau juga terus dijalankan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), M Edy Afrizal, Kamis (25/5/2023).
Dikatakan, untuk penyemaian garam di langit Riau dalam setiap sekali penyemaian mencapai 800 Kg sampai 1.000 Kg garam yang disemai. Adapun wilayah yang disemai berada di Kabupaten yang rawan terjadi kebakaran, terutama wilayah pesisir.
“TMC masih terus dijalankan, penyemaian di wilayah yang kering dan rawan Karhutla, seperti di Inhil, Bengkalis, Dumai, Rohil. Alhamdulillah hujan yang turun bisa membasahi lahan kering, sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran,” ucap Edy Afrizal.
“Untuk hujan yang terjadi di wilayah Pekanbaru, sedikit banyak ada pengaruhnya dari TMC. Saat ini prioritas di wilayah pesisir, Inhu, Inhil, Bengkalis, yang sekarang mulai kering,” tambahnya.
Untuk tiga Helikopter water bombing kata Edy, sudah beroperasi memadamkan api yang terjadi di wilayah yang terbakar. Beberapa hari ini tim udara beroperasi di Kabupaten Bengkalis tepatnya di Pulau Rupat. Lahan yang terbakar tidak luas tapi perlu pendinginan agar tidak terjadi kebakaran yang luas.
“Helikopter kemarin bergerak ke Pulau Rupat, terjadi kebakaran. Kita terbantu dengan pengoperasian 3 Helikopter bantuan dari BNPB. Di Pulau Rupat perlu pendinginan agar tidak hidup lagi, diclearkan semua. Selain Helikopter water bombing dua Helikopter patroli juga beroperasi setiap hari meninjau daerah yang rawan Karhutla. Jika terpantau titik api tim dari water bombing akan bergerak,” kata Edy.(F:*/ANews)