Kepala LL Dikti XVII Dr Nopriadi SKM, M.Kes bersama Tim Kelembagaan LL Dikti melakukan visitasi di STIKes Tengku Maharatu di Pekanbaru, Ahad (20/10/2024). Ft.ist/anews
PEKANBARU (ANews) - Dua Sekolah Tinggi di Provinsi Riau, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mahaputra dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Tengku Maharatu, kini divisitasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah XVII Riau dan Kepulauan Riau.
Visitasi lapangan oleh LL Dikti XVII terhadap kedua Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Riau itu dilakukan dalam dua hari berbeda masing-masing STIE Mahaputra dilakukan pada Sabtu (19/10) dan STIKes Tengku Maharatu pada hari Minggu (20/10/2024).
Visitasi lapangan yang dilakukan LL Dikti XVII merupakan salah satu rangkaian proses untuk mengubah bentuk Sekolah Tinggi (ST) menjadi Universitas atau Institut. Aspek yang dinilai dalam visitasi meliputi jumlah dosen, rasio dosen dengan mahasiswa, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, SPMI, hukum, keuangan dan lain-lain.
STIE Mahaputra Riau direncanakan akan berubah menjadi Institut Mahaputra Indonesia. Sedangkan STIKes Tengku Maharatu menjadi Universitas Tengku Maharatu.
Pada acara visitasi di kedua PTS tersebut Kepala LL Dikti XVII DR Nopriadi SKM. M.Kes hadir langsung bersama Tim Kelembagaan LL Dikti.
Di STIE Mahaputra Kepala LL Dikti XVII disambut Ketua STIE Mahaputra Riau Masril SE,M.M dan Ketua Yayasan Amrizal, B.Sc beserta jajarannya.
STIKes Tengku Maharatu
Sementara di STIKes Tengku Maharatu kedatangan Nopriadi dan Tim Kelembagaan LL Dikti XVII diterima Ketua STIKes Tengku Maharatu Ns. Carles, S.Kep, M.Si dan Bendahara Yayasan Dr. dr. Elmiridar, Sp.A.
Kepala LLDIKTI Wilayah XVII Dr H Nopriadi SKM MKes dalam arahannya mengingatkan, untuk perubahan status PTS dari Sekolah Tinggi Kesehatan menjadi Universitas itu ada aturan dan persyaratan yang harus dipenuhi. Pada prinsipnya LLDIKTI mengacu pada SOP dan peraturan yang berlaku.
“Kami dari LLDIKTI Wilayah 17 berharap pihak pimpinan STIKES Tengku Maharatu sudah menyiapkan bahan untuk dipresentasikan terkait kelengkapan dokumen pendukung yang diperlukan sesuai standar dan persyaratan untuk perubahan status dari STIKES menjadi universitas itu,” ujar Nopriadi.
Diingatkan Nopriadi, terkait prodi yang akan dibuka agar betul-betul dilakukan feasibility studi terlebih dahulu, bahwa prodi itu benar-benar dibutuhkan dunia kerja dan diminati calon mahasiswa baru. Jangan sampai prodi yg dibuka nanti sepi peminat, dan itu justru akan menjadi beban bagi yayasan. (*/ZET)