Daerah

Beritakan Pasar Bocor, Wako Pariaman Damprat Wartawan Dengan Kata Kasar

Genangan air di areal lantai III Pasar Pariaman yang bocor. Padahal baru saja diresmikan Wapres Ma'ruf Amin. (Ft.DokEditor)

PARIAMAN (ANEWS) - Walikota Pariaman, Sumatra Barat, Genius Umar, mendamprat wartawan dengan kata-kata kasar, sembari menyebut berita wartawan itu sampah. Pasalnya, hanya gara-gara sang wartawan memberitakan bangunan pasar rakyat yang baru diresmikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin itu bocor.

Sasaran "omelan" kasar Walikota Pariaman Genius Umar itu adalah Apridon, wartawan media online Portalberitaeditor.com. "Walikota Pariaman Genius Umar marah-marah. Tidak saja marah-marah lewat telepon, walikota juga mengumpat berita yang saya tulis itu sebagai berita sampah," jelas Apridon dalam rilis yang diterima Redaksi Amanah News.com, Senin (19/4/2021).

Pada Ahad (18/4/2021) pagi, Walikota Pariaman Genius Umar menelepon Apridon, wartawan media online Editor. Dari rekaman pembicaran telepon yang beredar secara luas di WA Grup Wartawan Senior Sumbar itu, terdengar jelas suara Genius mempertanyakan berita yang terbit di portal editor dengan judul 'Baru Diresmikan Wapres Makruf, Pasar Pariaman Sudah Bocor'. 

"Apo berita nan ba buek buek tu, diedarkan pulo ka grup grup WA, lah banyak urang rantau manalepon ambo!," ucap Genius.

Bukan itu saja, dengan nada marah, Genius menyebut berita yang ditulis Afridon sebagai berita sampah. "Berita apo tu, itu berita sampah!" kata Genius dengan nada tinggi. 

Bahkan Genius nyaris saja menyebut Afridon 'Kurang Ajar', tapi kata-katanya terpotong.  "Itu namonyo kurang aa...keterlaluan..." katanya.

Entah apa korelasinya dengan berita yang ditulis wartawan, dalam rekaman pembicaraan telepon itu Walikota Pariaman Genius Umar, juga terdengar berucap; "kecek gampang ma-urus daerah ko...,baraa pajak yang angku bayia...," umpat Genius lagi.

Sejumlah wartawan di Pariaman yang dihubungi Amanah News.com, menyesalkan cara-cara Walikota Pariaman Genius Umar yang mendamprat wartawan dengan kata-kata kasar itu. Sebab, sesuai kode etik jurnalistik dan juga Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers secara tegas diatur tentang hak jawab bagi siapa pun yang merasa dirugikan akibat pemberitaan pers. Sedangkan pers dan wartawan wajib melayani hak koreksi dan hak jawab secara proporsional.

"Harusnya Walikota Pariaman Genius Umar menggunakan hak jawabnya. Tidak mendamprat wartawan dengan kata-kata kasar, apalagi menyebut berita wartawan sebagai berita sampah dan umpatan kurang aa...," kata seorang wartawan senior di Pariaman yang menolak ditulis namanya.

Berita pasar bocor 

Berita yang membuat Genius Umar emosional adalah, pemberitaan media online Editor tentang pasar yang bocor. Disebutkan, pasar rakyat, Kelurahan  Kampung Perak, Pariaman Tengah kota Pariaman Sumatera Barat yang baru saja diresmikan  Wakil Presiden  Ma’ruf  Amin sudah bocor. Pada sambungan atap dan pembuangan air terjadi kebocoran dan menyebabkan barang dagangan pedagang basah.

Kebocoran pasar  rakyat Kota Pariaman pada Lantai III ini disampaikan oleh beberapa pedagang yang mengeluhkan kondisi pasar ketika di depan kios Nel Salon, Sabtu ( 17/4).

Menanggapi itu, Nel (55) pun mengaku saat ini pasar tersebut masih dalam masa perawatan, sehingga pihak pedagang sudah melaporkan pada kepala Pasar Yacop dan meminta kepada kontraktor untuk segera memperbaiki yang bocor.

“Yang bocor saluran tadah hujannya, nanti saya minta ke kontraktor segera perbaiki, kan ini masih dalam masa perawatan,” kata Nel

Pasar yang baru diresmikan itu merupakan bantuan dari APBN yang dialokasikan oleh Kementerian Perdagangan, dengan nilai anggaran Rp  88 miliar. Baru di resmikan 6  April 2021 Oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin sudah bocor pada lantai III

‘Hal  senada yang di sampaikan Ade  kios  pemilik  kios sepatu yang punya 2 petak kios barang dagangan berupa sepatu banyak yang rusak akibat bocor pasar  akibat  hujan tadi malam.

“Kami perdagang sepatu  menampung air  bocoran  pakai  ember  dan masih ada rembesan air  dari  depan kios ini,” jelasnya. (edt/ZET)



Tulis Komentar