Petuah Bisnis Datuk

Bertahan Dalam Ketatnya Persaingan

Ilustrasi (F.istock/Anews)

 

PASCA pandemi Covid 19 menampilkan karakteristik pasar yang jauh berbeda dari sebelumnya. Perubahan perilaku konsumen membuat strategi dan taktik pemasaran harus lebih peka dan mampu menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam paket produk dan pelayanan mereka. Persaingan pasar kian tajam dan diwarnai oleh inovasi-inovasi baru yang berevolusi dengan cepat. Fitur-fitur produk dan pelayanan yang terkandung di dalamnya seperti bergerak lebih dulu dari pemenuhan keinginan konsumen. 

Para produsen seakan-akan mendidik konsumen untuk mengkonsumsi produk dan pelayanannya yang sesuai denga napa yang seharusnya dikonsumsinya. Bukan berarti konsumen itu “bego” atau bak kerbau yang dikendalikan pengembala. Pemasarlah yang semakin canggih membaca kemana selera konsumen akan beralih. Kecanggihan teknologi yang ada membuat semua itu semakin mudah untuk dilaksanakan.

Arnoud De Meyer dan Peter J. Williamson (2022) menyatakan iklim ekonomi yang terjadi saat ini mengharuskan bisnis untuk menjadi bagian dari ekosistem yang dinamis di mana sejumlah besar mitra dengan keterampilan, kapasitas, jaringan, dan inovasi yang berbeda menciptakan efek pengganda yang kuat. Tidak mungkin menjadi pemain tunggal dalam ekosistem ekonomi yang penuh cabaran. Tidak ada perusahaan yang mampu memainkan peran sebagai serigala tunggal untuk tetap relevan dan makmur. Dari teknologi baru hingga pergeseran norma budaya dan gaya hidup, dunia mengalami tingkat gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Untuk tetap survival menurut kedua ahli tersebut perusahaan harus memiliki strategi ekosistem bisnis yang didasari pada lima kekuatan utama.

Pertama, kredibilitas organisasi dan pengelolanya. Perusahaan yang tidak memiliki kredibilitas yang baik dan dikelola oleh orang-rang yang baik tidak mungkin bisa menjadi salah satu bahagian dari suatu ekosistem ekonomi atau bisnis yang ada. Mitra yang ada dalam ekosistem itu akan segera melakukan penolakan (rejection) atas peserta baru yang dianggap tidak kredibel karena dianggap akan merusak tatanan yang sudah ada sebelumnya. Kontribusi sebuah perusahaan baru akan ditunjukkan oleh seberapa mampu kualitasnya mampu membuat ekosistem yang ada semakin membesar dan menjanjikan peningkatan nilai secara berkelanjutan. Ini berarti membangun kredibilitas perusahaan dan pengelolanya mutlak dilakukan secara kontinyu.

Kedua, menarik pelanggan berkelompok. Perusahaan yang sudah memiliki sekelompok pelanggan akan mudah diterima dalam sebuah ekosistem bisnis dan ekonomi yang ada. Mempertahankan konsumen tetap menjadi penting. Kelompok konsumen harus terbuka untuk menerima semua hal yang ada dalam sebuah ekosistem bisnis sehingga semua kelompok konsumen yang ada meupakan pasar yang senantiasa menggelembung dari masuknya pemain-pemain baru ke dalam ekosistem tersebut. 

Ketiga, mengembangkan road map (peta jalan). Dalam seebuah ekosistem bisnis semua mitra hendaklah memiliki peta jalan yang jelas dan terukur. Sinergi antar mitra akan semakin gampang dibangun menjadi kekuatan besar untuk meningkatkan nilai perusahaan bila peta jalan setiap mitra jelas dan terbuka. Tidak ada istilah jegal-menjegal dalam sebuah ekosistem bisnis karena peta jalan yang terbuka sudh membuat semua mitra yang ada dal ekosistem menjadi saling berkait kelindan. Kredibilitas dan kualitas masing-masing menjadikan ekosistem bisnis itu sebagai sebuah rumah besar yang anggota di dalamnya saling mencerahkan dan membahagiakan. Kompetisi yang timbul adalah saling memperbesar kontribusi berkualitas pada ekosistem untuk kemaslahatan bersama. Dengan demikian keberlangsungan ekosistem bisnis yang nyaman akan bertahan lama. Produsen mampu mempertahankan pelanggan yang merasa terpuaskan.

Keempat, membangun kolaborasi dengan banyak mitra. Ekosistem bisnis akan makin membesar kapasitas dan nilainya bila mitra bisnis makin membesar. Masing-masing mitra secara mandiri juga harus mengkait dengan mitra lain dan merangkainya ke dalam ekosistem yang ada. Hubungan yang erat dengan pemerintah, NGO, dan institusi lainnya yang dapat memberikan kontribusi positif sesuai bidangnya menjadi penting dibangun dan dipelihara. Banyak sumber-sumber bisnis yang dapat berputar lebih kencang bila kolaborasi dengan berbagai mitra dapat dilakukan dengan baik. Tidak sedikit perlindungan yang dapat diperoleh dalam menghadapi segala cabaran dan risiko yang mungkin muncul.

Kelima, tinggalkan paradigma lama. Derasnya perubahan selera dan perilaku konsumen membuat sebuah perusahaan tidak mungkin lagi mempertahankan cara-cara yang lama dan usang. Tidak mungkin melakukan integrsi vertikal secara mandiri. Itu akan memakan banyak biaya dan bisa menjadi sia-sia ketika konsumen memaksa perusahaan harus beralih strategi dan pelayanan yang diberikannya. Dalam sebuah ekosistem bisnis yang mapan dinamika konsumen akan direspon bersama sehingga produsen akan lebih lincah untuk bergerak dan berkontribusi. Siasat bisnis dapat dibangun secara kolektif karena peta jalan bisnis masing-masing sudah saling berkaitan. Semua mitra produsen ingin mempertahankan kelansungan bisnis yang menguntungkan. Semua mitra dalam ekosistem ini tahu bagaimana mereka dapat terhubung satu sama lain dan dengan pelanggan, serta bagaimana memposisikan diri mereka di dalam ekosistem.

Dewasa ini tentu tidak mungkin lagi menempatkan produk dan pelayanan atas persepsi produsen yang tidak didasari oleh perilaku konsumen yang berubah cepat. Pada mulanya mungkin tidak akan mampu untuk mengendalikan arah dan warna perilaku tersebut. Dalam sebua ekosistem bisnis yang didalamnya ada mitra-mitra yang kredibel dengan peta jalan yang terukur jelas akan timbul sinergi yang mampu mengantisipasi arah perubahan perilaku konsumen. Mendobrak cara-cara lama untuk melayani mereka akan menjadi udah dengan mitra yang saling berkait-kelindan dalam ekosistem bisnis yang dinamis dan berkelanjutan.*

 (Ingin mahir mengelola bisnis dan keuangannya? Ikuti Terus Petuah Bisnis Datuak).



Tulis Komentar