Srikandi, Emansipasi Wanita dalam Perspektif Al Qur'an dan Pilkada
Oleh: Said Fauzi Assegaff, SPi
SRIKANDI dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah:
- Istri Arjuna yang sangat berani dan jago memanah.
- Wanita yang gagah berani.
Dalam sejarah kepahlawanan nasional, kata "srikandi" disematkan kepada Cut Nyak Din, Laksamana Malahayati (pejuang Aceh yang memimpin pasukan di kapal laut), RA. Kartini dan Dewi Sartika dll.
Mengutip buku "Ringkasan Kisah Wayang Jawa Mataraman", dalam versi Mataraman Srikandi terlahir sebagai perempuan tetapi sifatnya menyerupai laki-laki (bukan tomboy ya????, tapi lebih kepada sifat pemberaninya).
Dalam pewayangan, Dewi Wara Srikandi adalah tokoh wayang yang pemberani, bersuara lantang/nyaring, keras dan handal/piawai dalam olah panah.
Watak dominannya adalah bersemangat, pemberani, memiliki tekad yang kuat dan percaya diri.
Kata "Srikandi" juga menjadi buah bibir saat Indonesia pertama kali mampu meraih medali di Olimpiade sejak keikutsertaan Indonesia di Olimpiade 1952 Helsinki (Finlandia), ketika 3 Srikandi Indonesia dari cabang panahan berhasil meraih medali perak di Olimpiade Seoul (Korea) tahun 1988.
Majalah Forbes terbitan tahun 2023 meluncurkan daftar "The World's 100 Most Powerful Women 2023 (Daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia), dimana Indonesia patut berbangga, ada 2 Srikandi Indonesia yang masuk daftar yaitu Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan, peringkat 47) dan Nicke Widyawati (Dirut Pertamina, peringkat 51).
Bukti Nyata Emansipasi Wanita
Emansipasi Wanita maknanya adalah bagaimana perempuan dapat berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati dirinya.
Kartini adalah seorang Priyayi Jawa yang ingin memberontak terhadap kultur keraton Jawa yang menganggap perempuan hanya pantas untuk di tiga tempat yaitu "Dapur, Sumur dan Kasur".
Menurut Kartini, perempuan memiliki kelebihan dan keistimewaan. Dialah pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga mereka bisa menjadi seseorang yang membanggakan negeri ini.
Menurut Perspektif Al Qur'an dalam masalah derajat kemanusiaan telah mendudukkan perempuan dalam posisi setara dengan laki-laki. Namun mereka juga memiliki perbedaan dari sisi lain misalnya karakter fisik dan psikis.
Al Qur'an juga membedakan fungsi kedua nya agar mereka saling tolong menolong dan lebih menyempurnakan demi menjaga keharmonisan kehidupan. Al Qur'an sangat adil memandang wanita.
Tidak ada istilah emansipasi wanita dalam Islam, karena Islam memandang keduanya pada derajat yang sama, seperti Sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, Anna Al Mar'ata Syaqaiqu Rijaal, (wanita itu saudara laki-laki). Yang membedakan laki-laki dan perempuan hanya sisi ibadah dan ketaqwaannya.
Dapat kita ambil kesimpulan dari perspektif di atas. Seorang wanita memiliki hak yang sama seperti halnya laki-laki, baik dalam pendidikan, pekerjaan dan lain-lain
Namun juga harus sesuai dengan derajat seorang wanita sebagai seorang muslimah yaitu dapat menyesuaikan dengan tugas seorang istri atau ibu rumahtangga, dan sekiranya tidak dapat memberikan mudharat yang besar.
Karena sesungguhnya di dalam Al Qur'an banyak terdapat solusi yang paling ideal bagi kehidupan.
Dalam Pilkada serentak nanti, kita sudah lihat akan ada perkembangan emansipasi wanita dengan mulai banyaknya Srikandi yang ikut maju dalam Pilkada.
Untuk di Kota Pekanbaru (Riau), ada 3 "Srikandi" yang bakal ikut serta dalam kontestasi Pilkada yaitu Ida Yulita Susanti, Ade Hartati dan Intsiawaty Ayus.
Untuk di Provinsi Riau ada lagi Srikandi di Kabupaten yang mengikuti Kontestasi Pilkada Serentak 27 November mendatang yaitu Kasmarni (?ncumbent/Petahana di Kabupaten Bengkalis) dan Rezita Meylani (?ncumben/Petahana di Kabupaten lndragiri Hulu).
Mampu kah mereka bersaing dengan para "Arjuna" yang sudah malang melintang di kancah politik di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Riau?
Silakan beradu visi dan misi dalam menggaet suara pemilih.
Siapa yang Akan Terpilih?
Untuk Kota Pekanbaru, peluang terbesar ada pada salah satu Srikandi (dari 3 Srikandi yang ikut Kontestasi Pilkada Kota Pekanbaru).
Hasil Survey Lembaga Survey Nasional SMRC (Syaiful Mujani Research & Consulting) sejak Juli 2024, dari 52% suara yang sudah masuk ternyata "Srikandi Golkar", Ida Yulita Susanti menduduki posisi teratas hasil poolling lembaga tersebut dengan 17,7%, disusul Agung Nugroho 11,9%, Muflihun 9,3%, M. Ikhsan 2,7%, Erizal Muluk 1,1% dan Ayat Cahyadi 0,7%.
Memang baru 52% suara masuk dari hasil pooling, masih ada 42% lagi yang belum menentukan pilihannya, namun dari sini para kandidat yang akan mengikuti kontestasi pilwakot sudah bisa atur strategi lebih jauh untuk menggaet suara pemilih dari 42% yang belum menentukan pilihannya dalam pooling.
Sementara 2 Srikandi lain di Kabupaten Bengkalis (Kasmarni) dan Rezita Meylani (Kabupaten ?ndragiri Hulu), peluang memenangkan Kontestasi Pilkada lebih besar karena mereka adalah ?ncumbent/Petahana.
Yang Memiliki Visi, Misi dan Program Terbaiklah yang Akan Dilirik Pemilih
Satu lagi yang harus diperhatikan adalah faktor kearifan lokal (etnik pribumi) yang tentunya menjadi pertimbangan bagi pemilih dalam Pilkada Serentak nanti. ***
Penulis adalah Pengamat Sosial, Politik dan Olahraga
Tulis Komentar