Pengiriman minyak mentah Arab Saudi ke China meningkat dua kali lipat dalam kurut waktu setahun. Dalam kurun waktu yang sama, ekspor minyak mereka ke AS telah turun hampir dua pertiga.
Dikutip dari CNBC, Jumat (16/8/2019), berdasarkan data TankerTrackers.com, Arab Saudi telah mengekspor sebanyak 1,802 juta barrel per hari ke China pada Juli.
Angka tersebut jauh meningkat jika dibandingkan dengan Agustus 2018 yang sebesar 921.811 barrel per hari.
Sebaliknya, ekspor ke AS pada bulan Juli hanya 262.053 barrel per hari, merosot hampir 62 persen dari 687.946 barrel per hari pada Agustus tahun lalu.
Sanksi AS terhadap minyak Iran menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perubahan ini.
Para importir energi utama Asia seperti China telah dipaksa untuk mengalihkan bisnis dari Iran yang merupakan produsen OPEC ketiga terbesar, dan mulai membeli lebih banyak barrel Arab Saudi untuk menutupi kekurangan itu
AS kini lebih mandiri daripada sebelumnya, berkat revolusi minyak serpihnya sendiri, yang membantunya menjadi produsen minyak terbesar di dunia pada akhir tahun lalu.
"Arab Saudi belajar dari pengurangan produksi OPEC terakhir pada 2017 bahwa mereka mendapatkan keuntungan terbesar dengan memotong aliran ke pasar terbesar, paling transparan dan paling tepat waktu, AS," kata Direktur Riset Komoditas Matt Smith, direktur riset komoditas di ClipperData.
Dirinya mengacu pada pemotongan produksi terkoordinasi yang OPEC dan sekutunya lakukan untuk tetap mencetak untung di bawah penurunan harga minyak.
"Mencekik arus di AS adalah cara terbaik untuk menarik persediaan dan membalikkan sentimen bearish, dan mereka menggunakan taktik yang sama sekali lagi," ujar dia.
Angka ClipperData, meski berbeda dari TankerTracker karena metode pelacakan yang berbeda, masih menunjukkan impor AS dari minyak mentah Saudi pada Juli turun lebih dari 60 persen dari Oktober lalu. (kps/zet)
Tulis Komentar