Tak Pernah Dimanfaatkan

Berbiaya Rp 3 Miliar, Embung Payo Talao di Sumpur Kudus, Sijunjung (Sumbar) Dinilai Mubazir

Bangunan Embung Payo Talao di Kec. Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumbar yang tidak terawat dan manfaatnya tidak pernah dirasakan para petani setempat. Pic.zet/ANews

SIJUNJUNG (ANEWS) - Embung Payo Talao yang berlokasi di Jorong Pontian, Tanjung Bonai Aur Selatan Kecamatan Sumpur Kudus, Sijunjung (Sumatera Barat), dinilai sejumlah pihak sebagai proyek yang benar-benar mubazir.

Bayangkan, embung (orang Minang mungkin menyebutnya Ampang) sejak selesai dibangun tahun 2017 yang lalu sampai sekarang, seperti diakui warga ternyata manfaatnya tidak pernah dirasakan khususnya oleh para petani setempat.

Ironisnya, anggaran pembangunan embung ini disebut-sebut mencapai Rp 3 miliar yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumbar tahun 2016. Parahnya lagi terkait pembangunan embung ini pun sejak awal ada keanehan, karena yang seyogianya dibangun di Payo Nagari Sumpur Kudus tiba-tiba saja berpindah lokasi.

 "Sejak awal pembangunannya, kami tidak pernah merasakan manfaat Embung Payo tersebut krn tanpa embung pun sawah kami tetap mendapat suply air walaupun di musim kemarau. Padahal, embung itu kan maksudnya untuk cadangan air saat kemarau," ungkap Syafrin dan Riyadi, dua warga Pontian yang ditemui wartawan 'amanahnews.com' tengah menggembala sapi di sekitar Embung Payo, Selasa (25/08/2020).

Data-data yang didapat wartawan 'amanahnews.com' dari internet mencatat bahwa Dinas PSDA Provinsi Sumbar menyebutkan, pekerjaan Embung Payo Talao tersebut ada pada Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Air Lainnya yang berlokasi di Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung. Namun, anehnya berapa dana pembangunan tidak disebutkan secara rinci.

Tujuan awal pembangunan Embung Payo Talao ini adalah, sebagai salah satu sumber air cadangan bagi hampir 100 hektare lahan padi sawah masyarakat setempat, terutama pada saat kemarau. Sebab, fungsi embung memang diharapkan sebagai sarana penyimpan air ketika kemarau.

Selain itu, pembangunan Embung Payo Talao juga diharapkan bisa berfungsi untuk menjaga ekosistem dan ketersediaan air di sekitar lokasi.

Akan tetapi, berdasarkan pantauan Wartawan 'amanahnews.com Selasa (25/08/2020), jangankan pada saat kemarau ketika musim hujan pun debit air di Embung Payo Talao ini tampak tidak memadai. 

Pada saat kemarau embung yang seyogianya berfungsi penampung air dan harus tergenang, tampak malah kering kerontang. Di dekat dam induk embung terlihat penuh semak dan lumpur. 

Sejumlah petani setempat menilai, pembangunan embung ini, dari awal seperti tanpa kajian dan perhitungan terkait sumber air dan ketersediaan airnya. Embung yang diharapkan bisa berguna ketika kemarau, kini malah jadi bangunan tidak berguna. 

"Kami bisa sebut embung berbiaya milyaran rupiah itu mubazir, karena sejak dibangun manfaatnya tidak pernah ada. Ratusan hektare sawah petani di hilir embung selama ini tetap mengandalkan irigasi desa dan air hujan," ungkap belasan pemilik sawah di Pontian.

Karena dianggap proyek yang mubazir, masyarakat setempat mengharapkan pihak terkait untuk mengusutnya secara tuntas. Sebab, dari segi azas manfaat embung berbiaya milyaran rupiah tersebut sama sekali tidak ada manfaatnya oleh masyarakat. Dan itu sama dengan hanya buang-buang uang negara saja.  (ZET)



Tulis Komentar