Nasional

Lagi, Remaja Tewas Terseret Banjir di Kota Tangerang, Ruang Kelas Sekolah jadi Penampungan

F: ilustrasi

JAKARTA (ANEWS) - Korban banjir Jabodetabek semakin berjatuhan. Lagi seorang remaja, Ahmad Wildani (19 tahun), warga Kampung Uwung Hilir, Cibodas, Kota Tangerang, Banten, ditemukan tewas setelah terbawa arus banjir karena terpeleset.

Kabiro Humas PMI Kota Tangerang Ade Kurniawan, Sabtu (20/2) seperti lansiran dari CNNIndonesia Korban ditemukan meninggal dunia oleh tim pencarian PMI Kota Tangerang. "Saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit," ujarnya.

Ia menerangkan kronologi kejadian yang menimpa korban itu berawal sekitar pukul 08.00 WIB. Kala itu korban bersama tiga rekannya sedang membuat perahu rakit dari batang (gedebog) pisang.

Setelah itu korban ke tengah lokasi banjir dan merasakan kram pada kaki hingga berteriak meminta tolong.

Saat itu temannya berusaha menolong dengan melempar busa, namun tak mampu menarik korban hingga akhirnya korban tenggelam.

Dari kejadian tersebut kemudian petugas gabungan melakukan pencarian dan pada pukul 13.15 WIB ditemukan di Kampung Uwung Hilir dengan kondisi meninggal dunia.

Sembilan Kecamatan Tangerang Terdampak Banjir

Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Tangerang sejak Jumat malam (19/2) hingga Sabtu dinihari telah menyebabkan sembilan wilayah kecamatan terdampak banjir.

"Semalam curah hujan terbilang cukup tinggi di wilayah Kota Tangerang, sehingga beberapa titik di wilayah bagian timur terdampak banjir sepertiCiledug, Karang Tengah dan Kecamatan Pinang," kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah saat melakukan pengecekan lokasi titik banjir di Perumahan Ciledug Indah, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang .

Arief menginstruksikan BPBD untuk menambah posko bantuan dan evakuasi di wilayah tersebut sebagai langkah antisipasi penyebaran virus Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan 4M.

"Biasanya hanya fasilitas di masjid, tapi kali ini sudah saya instruksikan untuk ditambah dengan gedung sekolah terdekat, ini upaya kita membatasi jumlah keluarga yang berkumpul di satu tempat. Bagaimanapun juga mereka harus kita jaga supaya tidak terpapar virus Covid-19," kata dia.

Akhirnya, Pemkot Tangerang pun memanfaatkan ruang-ruang kelas di gedung sekolah sebagai tempat pengungsian bagi korban banjir, agar tidak ada penumpukan guna menekan penyebaran Covid-19.

"Jadi akan dimaksimalkan penggunaan ruang kelas yang ada di gedung sekolah, karena sebagian kelas sudah digunakan. Secara bertahap yang ngungsi di GOR akan dipindah ke ruang yang ada di sekolah. Satu ruang kelas nanti bisa diisi hanya beberapa keluarga saja, dan sekarang sedang dipersiapkan," kata Wali Kota Tangerang Arief di tempat pengungsian, GOR Total Persada, Kecamatan Periuk kemudian.

Wali Kota juga menekankan tentang pentingnya protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di lokasi pengungsian bagi warga korban banjir di wilayah Kecamatan Periuk.

Selain itu, Pemkot juga menugaskan petugas Dinas Kesehatan untuk melakukan swab kepada warga di lokasi pengungsian untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.

"Supaya yang sehat tidak bergabung dengan yang sakit atau OTG," katanya.

Untuk mengurangi risiko banjir, sambung Arief, Pemkot Tangerang meminta agar Pemerintah Pusat dapat segera melakukan normalisasi Kali Cirarab, Angke dan membuat sodetan Kali Sabi agar banjir tidak kembali berulang.

"Programnya sudah lama tapi belum mulai dikerjakan," kata dia.

Sebagai informasi, Pemerintah Kota Tangerang telah mendirikan sebanyak 60 posko kesehatan tanggap darurat dan 28 dapur umum yang tersebar di 10 kecamatan untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir. (*)



Tulis Komentar