Australia Dilanda Banjir Terparah sejak 50 Tahun Terakhir
JAKARTA (ANEWS) -- Banjir melanda Australia usai hujan lebat mengguyur sepanjang pesisir timur selama akhir pekan. Bencana itu merupakan yang terparah sejak 50 tahun terakhir di Negeri Kanguru.
Melansir Reuters, Ahad (21/3/2011). banjir memaksa ribuan warga mengungsi dan merusak ratusan rumah tinggal.
Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian mengungkapkan hujan deras di negara bagian berpenduduk 8 juta orang itu lebih buruk dari perkiraan.
"Kemarin, kami berharap ini hanya akan menjadi peristiwa (terparah) dalam 20 tahun. Sekarang, ini terlihat seperti satu peristiwa (terparah) dalam 50 tahun," kata Berejiklian saat memberikan pernyataan di stasiun televisi lokal.
Pemerintah setempat lantas mengarahkan warga di bagian barat laut Sydney untuk meninggalkan rumah pada tengah malam seiring air yang bergerak cepat. Sekitar 4.000 warga lain, sambung Berejiklian, kemungkinan akan dievakuasi.
Pemerintah juga memberikan peringatan evakuasi di sekitar 13 wilayah di New South Wales, termasuk Hunter, kawasan anggur utama Australian. Sejumlah bendungan, termasuk pemasok air utama Sydney Warragamba, meluap dan menyebabkan permukaan sungai melonjak.
Berdasarkan tayangan televisi lokal, aliran air deras menghantam rumah, merusak jalan, hingga mematahkan pohon. Layanan darurat memprediksi rumah yang rusak akibat banjir mencapai ratusan unit.
Selain itu, banjir mengakibatkan jalan utama di sejumlah negaera bagian ditutup. Kemudian, sejumlah sekolah juga membatalkan kegiatan belajar mengajar.
Ahli meteorologi memperkirakan hujan deras masih akan mengguyur kawasan tersebut hingga Minggu (21/3) waktu setempat. Beberapa daerah diprediksi diguyur hujan hingga 200 ml.
Petugas darurat telah merespons sekitar 6.000 panggilan bantuan sejak hujan mengguyur Kamis lalu, termasuk 700 panggilan langsung meminta untuk diselamatkan dari banjir.
Cuaca ekstrem juga berpengaruh pada pengiriman vaksin covid-19 ke wilayah New South Wales, menghambat target pemerintah untuk mengirimkan dosis pertama ke hampir 6 juta orang selama beberapa pekan ke depan.
"Kami harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi pada cuaca beberapa hari mendatang," kata Pelaksana tugas Kepala Medis Australia Michael Kidd saat memberikan pengarahan di stasiun tv lokal. (*)
Tulis Komentar