23 Tahun Kuantan Singingi

Penetapan Badan Layanan Umum Daerah 25 Puskesmas Membangun Fondasi Menuju Kuantan Singingi Hebat

Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby bersama Plt Kadiskes Kuansing Jafrinaldi dan para Kepala Puskesmas se-Kuansing usai penetapan BLUD, Senin (3/10/2022). Ft.ZET/ANews

PADA hari Senin, 3 Oktober 2022, barangkali bisa disebut sebagai salah satu upaya guna membangun fondasi ‘Menuju Kuantan Singingi Hebat’.

Bagaimana pun juga ‘jargon’ Kuantan Singingi Hebat, diharapkan dapat memacu adrenalin Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi untuk mewujudkan sendi-sendi Ekonomi Kuansing yang kuat di masa datang.

Betapa tidak, pada hari itu Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui sebuah seremonial yang dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kuantan Singingi, Drs Suhardiman Amby Ak, MM, secara resmi menetapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bagi 25 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas di daerah itu.

Penetapan BLUD bagi 25 Puskesmas di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, jelas bukan sekedar perubahan status. Akan tetapi hal itu didasarkan pada evaluasi menyeluruh bahwa Puskesmas di Kuantan Singingi telah memenuhi persyaratan substantive, teknis, maupun administrative yang ditetapkan. Di samping itu, juga atas dasar penilaian sudah layak menerapkan BLUD sesuai dengan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.

“Dengan ditetapkannya Puskesmas berstatus BLUD, diharapkan Puskesmas ke depan dapat memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah,” tegas Plt Bupati Kuantan Singingi, Suhardiman Amby, ketika acara penetapan penerapan BLUD 25 Puskesmas dan Peluncuran Aplikasi Aku Sigap di Teluk Kuantan, Senin (3/10/2022).

Seperti diakui Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi, Jafrinaldi, penetapan BLUD bagi 25 Puskesmas di daerah ini memiliki tujuan strategis sehingga seyogianya tuntutan itu dapat dijawab oleh para Kepala Puskesmas atau Pemimpin BLUD. Sebab, dengan status BLUD telah memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan untuk memenuhi peningkatan dan pemantapan pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara optimal.

“Penetapan BLUD bagi 25 Puskesmas di Kuantan Singingi bukan seremonial belaka. Namun, memiliki arti strategis karena dengan BLUD para Kepala Puskesmas memiliki keleluasaan dalam pengelolaan keuangan yang hasil akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat yang berobat ke BLUD Puskesmas,” jelas Jafrinaldi.

Program Pemkab Kuantan Singingi di bidang kesehatan tidak semata penetapan BLUD bagi 25 Puskesmas. Namun juga ada program strategis lain yakni dengan diluncurkannya Aplikasi Aku Sigap. 

Menurut Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby, aplikasi Aku Sigap diharapkan dapat mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat daerah ini.

“Aplikasi telemedicine/Tanya dokter yang memberi akses layanan yang cepat melalui smartphone, diharapkan dapat menjawab tuntutan masyarakat di era digitalisasi dewasa ini. Artinya, percepatan layanan kesehatan jelas menjadi prioritas dan unggulan baru yang bakal diterapkan secara menyeluruh di Kuantan Singingi,” tambah Suhardiman.

Program 1 dokter 1 desa

Bagi Pemkab Kuansing pembangunan sector kesehatan tetap terdepan selain di bidang pendidikan, peningkatan ekonomi dan infrastruktur. Salah satu program strategis ke depan adalah penyebaran tenaga kesehatan khususnya dokter hingga ke desa-desa melalui rencana jangka panjang, yakni Program 1 orang dokter 1 desa.

Guna mewujudkan program itu, maka Pemkab Kuansing akan memberikan beasiswa atau kuliah gratis bagi para putera-puteri Kuansing untuk belajar di sejumlah Perguruan Tinggi Negeri di Tanah Air. Beasiswa ini pun akan diperluas untuk jenjang Strata 2 atau specialis termasuk akan dikirim ke perguruan tinggi di luar negeri.

“Beasiswa bidang pendidikan kedokteran bagi putera-puteri Kuansing ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan layanan kesehatan prima di desa-desa. Pada akhirnya nanti begitu tamat mereka diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan langsung ditugaskan di desa-desa. Jika sekarang dokter baru ada di tingkat Puskesmas, maka ke depan tiap desa di Kuansing akan dilayani satu orang dokter,” tambah Suhardiman Amby.

Tantangan bidang kesehatan di Kabupaten Kuansing pada saat ini memang sangat berat. Selain keberadaan tenaga kesehatan yang kebanyakan masih terpusat di puskesmas-puskesmas, salah satu persoalan serius adalah adanya ditemukan kasus bayi yang mengalami stunting.

Dinas Kesehatan Kuantan Singingi mencatat, kasus bayi yang alami stunting tahun 2021 saja tercatat mencapai 12,34 persen atau 2.536 orang. Stunting ini harus dipandang serius dan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi para tenaga kesehatan di Puskesmas karena Stunting merupakan gangguan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dari standar usia karena kurang gizi kronis.

Jafrinaldi menegaskan, Pemkab Kuansing kini memang terus berupaya menekan angka stunting melalui berbagai kegiatan. Diantaranya melalui kegiatan posyandu di setiap Desa. Kemudian, pemberian makanan tambahan (PMT), seperti yang dilakukan TP PKK Kuansing.
 
"Melalui Posyandu, kita melakukan pengukuran panjang dan berat badan bayi. Saat itu juga kita memberikan vitamin dan makanan tambahan. Ini sebagai upaya untuk menekan angka stunting," kata Jafrinaldi.

Selain itu, Diskes juga mengimbau agar ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan kehamilan mulai dari usia 0 sampai melahirkan. Jika semua ibu hamil melakukan itu, maka pertumbuhan bayi bisa terpantau dan kasus stunting bisa dicegah sejak awal.

"Kita minta kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan mulai sejak awal hingga melahirkan. Semua stakeholder di Kuansing berperan aktif dalam penanganan kasus stunting. Terutama, perusahaan yang memiliki wilayah operasional di Kuansing. Pencegahan dan penanganan stunting merupakan tanggungjawab bersama, karena itu, dukungan dari semua pihak sangat diperlukan. Sehingga, tidak ada lagi anak yang mengalami gagal pertumbuhan," kata Jafrinaldi.

Pembangunan sector kesehatan memang jadi salah satu kunci mewujudkan Kuansing Hebat, Ekonomi Kuansing Kuat. Sebab, kalau masyarakat dan sumber daya manusianya sudah sehat-sehat, jelas akan melahirkan ide, gagasan dan program yang sehat. Hasil akhir dari semua itu adalah terciptanya Ekonomi yang Kuat. Karenanya ini harus didukung! **" (Penulis Ahmad Zulkani, Amanah News, Untuk Lomba Karya Tulis Jurnalistik HUT Kuansing ke-23)



Tulis Komentar