Dokumenter Amanah News

Drs. H. Rusjdi S. Abrus (1947-2001): Bupati Pertama Kuantan Singingi

Drs. H. Rusdji S Abrus. (F: dok-ANews)

Oleh : Team Sahabat Jang Itam

PERJALANAN panjang Kabupaten Kuantan Singingi tak bisa dipisahkan dari sosok yang satu ini.  Bupati pertama yang jadi peletak dasar pembangunan  kabupaten hasil pemekaran Kubupaten Indragiri Hulu itu. Dialah Drs. H. Rusdji S Abrus.
-----------------

RUSJDI S. Abrus salah seorang birokrat yang ikut berjuang  mendukung pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi. Rusjdi sapaan akrabnya bersama tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa Kuantan Singingi menggalang dukungan pemekaran Kuantan Singingi dengan segenap tenaga, air mata, dan doa.

Perjuangan itu tak sia-sia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan menjadi dua kabupaten: Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi.  Rusjdi dilantik sebagai Pejabat Sementara Bupati pada 12 Oktober 1999 di Departemen Dalam Negeri, Jakarta. Prasasti peresmian  Kabupaten Kuantan Singingi  ditandatangai oleh Menteri Dalam Negeri Feisal Tanjung a.n. Presiden Republik Indonesia.

Pada saat bersamaan juga dilantik Pejabat Sementara Bupati/Walikota kabupaten/kota hasil pemekaran di Riau.  Yakni Drs. Andi Rivai (Natuna), Drs. Mohammad Sani (Karimun), H. Nurhasyim, S.H. (Rokan Hulu), Drs.H. Zainuddin Abdullah (Dumai), Drs. Arwin AS (Siak), dan Drs. Wan Thamrin Hasyim (Rokan Hilir).

Kini Natuna dan Karimun sudah bergabung dengan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002. Kepulauan Riau  merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang dan Batam serta Kabupaten Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, dan Kepulauan Anambas.

Tak lama setelah Rusjdi dilantik sebagai Pejabat Sementara Bupati, Gubernur Riau Saleh Djasit, S.H  melantik Drs. M. Ris Hasan yang selumnya Asisten I Bidang Pemerintahan di Kantor  Bupati Tk. II  Indragiri Hulu jadi Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

Pelantikkan itu berangsung di aula Gubernuran Riau (Gedung Daerah) di Jl. Diponegoro pada 28 Oktober  1999. Drs. M.  Ris Hasan dilantik sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi bersamaan dengan  pelantikkan  Sekretaris Daerah Kabupaten Siak dan Palalawan yang dimekarkan bersamaan dengan Kuantan Singingi.

Acara pelantikan ini dihadiri Bupati Indragiri Hulu Ruchiyat Saefuddin  dan sejumlah Kepala Daerah se-Riau. Duet Rusjdi - Ris Hasan yang terkenal dengan “duo RR” ini lalu membentuk perangkat Organisasi Perangkat Daerah. Mereka mengajak “putra terbaik” asal Kuantan Singingi  “PULANG KAMPUNG” membangun daerahnya.

Sejumlah pejabat asal Kuantan Singingi seperti Ir. H. Mahdili, Ir. Helfian Hamid, Ir. Liusman Saleh, Drs. Ermedi, Hardi Nasri, Drs. Zainal Abidin, dan lainnya “pulang kampung” dari Kabupaten Induk (Indragiri Hulu). Begitu juga pejabat asal Pekanbaru seperti Drs. Erlianto dan Drs. Zulkifli. Dari Indragiri Hilir ada Drs. Syahril Hamid dan Drs. Rasiman Rauf dari Kampar. 

Pejabat yang pulang kampung dari rantau ini lalu mengisi jabatan eselon II, III, dan IV yang ada di lingkungan Pemerintah  Kabupaten Kuantan Singingi.  Ada di antara mereka yang menempati rumah atau ruko milik masyarakat sebagai kantor sementara.  Suasana memang memprihatinkan ketika itu. Tapi dengan kebersamaan pemerintahan berjalan dengan normal. Ibarat pepatah, tak ada kayu akar pun jadi. Begitulah suka duka pemerintahan waktu itu.

Tahun pertama perjalanan “Duo RR” ini berjalan normal. Tapi tahun berikutnya mulai ada gesekan. Ketika suksesi pemilihan Bupati Kuantan Singingi pilihan anggota DPRD, Rusjdi ikut berpasangan dengan DRS. Asrul Ja’afar. Sementara M. Ris Hasan memilih Fahmi Umar sebagai pasangannya.

Pasangan lain yang ikut bertarung adalah: Drs. R. Erisman - Drs. Azwirman, S.H, Drs. Akmal JS. M.A – Triwan Hardi, dan Drs. Djafri Kacak – Asmaredy, S.H. Pada putaran pertama karena tidak ada yang memperoleh suara 50 persen plus 1 maka pemilihan diulang jadi dua putaran.

Peraih suara terbanyak pasangan Drs. Rusjdi S. Abrus - Drs. Asrul Ja’afar melawan Drs. R. Erisman - Drs. Azwirman, S.H. Pemungutan suara terakhir dengan kemenangan pasangan Drs. Rusjdi S. Abrus- Drs. Asrul Ja’afar.

Kemudian pasangan Rusjdi S. Abrus - Drs. Asrul Ja’afar dilantik Gubernur Riau Saleh Djasit pada 1 Juni 2001. Namun Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Baru tiga bulan menjabat bupati defenitif ia meninggal dunia akibat serangan jantung ketika melakukan pertandingan olahraga persahabatan dengan kabupaten tetangga di Provinsi Sumatra Barat.

Kepergiannya yang mendadak itu membuat duka masyarakat Kuantan Singingi. Banyak yang tak percaya karena bupati yang mereka sayangi dan dekat dengan rakyat itu. Ketua DPRD Kuantan Singingi H. Sukarmis “merekam” kejadian itu dengan baik.

Bahkan, Sukarmis selama beberapa pekan kepada media mengakui dirinya tidak bisa tidur karena ingat peristiwa itu dan ikut mengantar kepergian Rusjdi sampai ke rumah duka hingga peristirahatan terakhirnya di Pekanbaru.

Kemudian Rusjdi digantikan oleh wakilnya Drs. Asrul Jaa’far sebagai bupati defenitif pada 20 Agustus 2001. Asrul Ja'afar menjabat bupati tanpa wakil sampai 1 Juni 2006.

Ketika maju Pemilihan Bupati Kuantan Singingi pada 2006 pilihan rakyat, pasangan  Drs. Asrul Ja’afar -  Drs. Mukhlis, MR, M.Si  dikalahkan oleh pasangan H. Sukarmis - Drs. Mursini yang didukung oleh Partai Golkar dan PPP.

Rupanya perjalanan duet H. Sukarmis - Drs. Mursini dalam memimpin Kuantan Singingi (1 Juni 2006 - 1 Juni 2011) tidak semulus yang dibayangkan. Pada Pemilihan Bupati Kuantan Singingi 2011 pasangan ini pecah kongsi. H. Sukarmis memilih Drs. Zulkifli yang menjadi wakilnya. Sementara Drs. Mursini, M.Si memilih Gumpita, S.P., M.Si  – mantan aktivis mahasiswa dan pengurus DPD Partai Golkar Riau asal Benai sebagai wakilnya. Pertarungan ini dimenangkan pasangan  H. Sukarmis - Drs. Zulkifli.

Dalam perjalanan selanjutnya Pemilihan Bupati di Kuantan Singingi selanjutnya penuh intrik. Bupati tak pernah sejalan dengan wakilnya. Setelah pasangan Sukarmis – Drs. Zulkifli pasangan bupati dan wakil bupati Kuantan Singingi adalah Drs. H. Mursini - Halim ( 2020-2021), Andi Putra, S.H., M.H - Drs. Suhardiman Amby, Ak., M.M (2 Juni 2021 – 20 Oktober 2024).

Kemudian Drs. Suhardiman Amby, Ak., M.M ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) pada 20 Oktober 2021. Penunjukan itu dilakukan setelah Bupati Kuantan Singingi  Andi Putra ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 18 Oktober 2021 dalam kasus suap Hak Guna Usaha (HGU) Sawit.

KPK akhirnya memvonis Andi Putra 5 tahun dan 7 bulan penjara karena terbukti bersalah menerima suap terkait perizinan kebun sawit. Sidang vonis dibacakan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Pekanbaru, Rabu 27 Juli 2022.  

Pada 3 Agustus 2022 KPK banding  dengan alasan salah satunya adalah putusan tersebut tidak mempertimbangkan tuntutan uang pengganti dan pencabutan hak politik yang diminta pihak KPK. Sampai sekarang putusan “Inkracht” belum keluar sehingga  bupati defenitif  Kuantan Singingi  hingga kini belum dilantik. 
-----------------

RUSJDI lahir di Baserah pada 29 Nopember 1947  merupakan anak ke-5 dari 8 bersaudara dari pasangan Sarmin Abrus dan Rogo Sumad. Saudara-saudara yang lain adalah: Rustam S. Abrus, Rusni S. Abrus, Nurjauhara S. Abrus, Zahara S. Abrus, Rusman S. Abrus, Rosmanidar S. Abrus, dan Rosmalia S. Abrus.

Ayahnya Sarmin Abrus pernah bekerja sebagai Juru Penerangan di Kantor Camat Kuantan Hilir juga seorang tokoh Ormas Muhammadiyah sekaligus tokoh politik di Partai Masyumi ranting Kuantan Hilir. Sarmin dipercaya sebagai pengurus Partai Masyumi sejak Buya Hamka yang tokoh Masyumi dari Sumatra Barat datang berkunjung ke Kuantan Singingi dan sampai ke Baserah.

Nama Rusjdi diberikan Buya Hamka ketika berkunjung ke Baserah. Melihat ada kawannya  (Sarmin Abrus) baru punya anak berumur seminggu belum punya nama, maka Buya Hamka langsung memberi nama Rusdji. Sedangkan nama Abrus di belakang namanya merupakan nama belakang ayahnya Sarmin Abrus.

“Nama Abangda Rusjdi itu sama dengan salah seorang putra Buya Hamka yang bernama Rusjdi Hamka,”  ujar adik kandungnya Ruman S. Abrus.

Kelak Drs. H. Rusjdi Hamka  (7 September 1935 – 18 September 2014) menjadi ulama, wartawan, dan politikus Indonesia yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia pernah duduk di kursi DPR RI (1999 - 2004) dan ditempatkan di Komisi I oleh partainya.

Ayahnya juga salah seorang pejuang kemerdekaan RI di Rantau Kuantan. Bersama Umar Amin Husin, Buya Hasan Arifin, Buya Ma’rifat Mardjani, Ibad Amin, Syafii Yatimi, Ibnu Abbas, Abdoer Rauf, Thoha Hanafi, Saidina Ali, Muhammad Noer Raoef, Radja Roesli,  Samad Thaha, dan lainnya mereka berjuang dalam mengusir penjajahan. Sedangkan ibunya Rogo Sumad hanyalah ibu rumah tangga dan petani biasa.
-----------------

RUSJDI menempuh Pendidikan Sekolah Rakyat dilaluinya di Baserah (1954 – 1959). Kemudian melanjutkan jenjang SMP di Baserah  (1960 – 1962), dan SMA Muhammadiyah di Jakarta (1964 - 1966).

Selama menekuni  masa-masa sekolah di SMA Muhammadiyah Jakarta, Rusjdi mengalami pahit getir kehidupan. Adiknya Rusman S. Abrus mengirim tulisan, Senin, 6 Februari 2023 terkait ini. Inilah kisahnya:
-----------------

PADA 1964 Abangda Rusjdi ikut Abangda Rustam ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah SMA. Dan Abangda Rustam S. Abrus kegiatannya adalah kuliah di Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan menyambi jadi guru di SMA di daerah Senen serta jadi Wartawan Harian Duta Masyarakat dan tinggal di Jl. Jatibuntu, Salembah Tengah.  Abangda tinggal di rumah kontrakkan milik orang Baserah, Kuantan Hilir:  Bapak H. Abdurahman

Karena kehidupan Abangda Rustam yang sudah beristri /berkeluarga dengan: Yuliar Burhan ekonominya pas-pasan agak sulit. Abangda Rusjdi ikut nyambi kerja bantu-bantu orang yang baik hati di kios fotonya. Kios foto itu berada di pinggir Jl. Salemba Raya persis  di samping Gedung SMA Muhammadiyah tempat Abangda Rusjdi sekolah.

Karena sempitnya waktu untuk pulang ke rumah Abangda Rustam, Abangda Rusjdi sampai numpang tinggal di rumah temannya yang baik hati. Yaitu teman sama-sama siswa SMA Muhammadiyah. Jadilah Abangda Rusjdi siswa SMA nyambi kerja di kios foto.

Kisah sedih ini diceritakan Abangda Rusjdi pada saya di Jakarta. Pada tahun 1978, Abangda Rusjdi sudah jadi Kepala Humas Pemda Riau di Pekanbaru. Di awal masa jadi Kepala Humas itu, Abangda Rusjdi dapat tugas dinas ke Jakarta. Setelah urusan di kantor Perwakilan Pemda Riau selesai, dia langsung jemput saya yang tinggal di daerah Pasar Rumput. Saya langsung diajak mengurus tugas kerjanya di Jakarta.

Abangda Rusjdi lalu saya bonceng naik motor yang dulu saya bawa dari Pekanbaru. Dan arah-arah tujuan Abangda Rusjdi yang memberi petunjuk jalan.  Maklum ia pernah tinggal 3 tahun di Jakarta waktu sekolah di SMA Muhammadiyah.

Dan setelah selesai urusan kerjanya, Abangda Rusjdi bilang ke saya: "awak singgah ke rumah Omak angkek tompek abang numpang tidur samaso sekolah dulu".

Lokasi rumah itu di gang di belakang gedung Bioskop Rivoli di daerah Salemba Raya. Dan Abangda Rusjdi masih hapal arah ke rumah emak angkatnya.

Sesampai di rumah sederhana ukuran 4 m x 12 m, setelah mengetuk pintu sambil bilang: "Assalamualaikum", muncullah seorang emak usia  60-an.

Sang emak langsung dan bilang:  "Ini Rusjdi  kan…. Rusjdi iii… Rusjdi ….?

Mereka berangkulan melepas rindu dan kangen setelah puluhan tahun tak bersua.

Sambil berurai air mata sang emak berkata: 
"Sejak kamu pulang kampung, gak ada beritanya ... Emak kirain kamu sudah di apa-apain macan (harimau), Rus... (dulu Abangda Rusjdi pernah cerita di kampungnya banyak macan (harimau).

Setelah puas kangen-kangenan  itu si-emak pamit ke dalam mau bikin minuman katanya.  Sembari  menunggu  minuman datang, Abangda Rusjdi bilang: "Di ruang tamu ini dulu Abang numpang tidur malam setelah pulang kerja di kios foto.”

Abangda Rusjdi menunjuk pojok ruang tamu, tidur cuman gelar tikar sama bantal. Kalau ada tamu terpaksa nunggu duduk di teras rumah. 
-----------------

SELESAI  menempuh pendidikan di Jakarta, Rusjdi pulang ke kampung menyusul  abangnya Rustam S. Abrus yang sudah bekerja di kantor Gubernur Riau. Sambil kerja,  ia melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Riau,  Pekanbaru dan diselesaikannya pada 1974.  

Sembari kuliah,  Rusjdi kerja di  Kantor Humas Pemda/Kantor Gubernur Riau. Ia memulai keriernya sebagai pegawai  honor hingga jadi pegawai pada 1971.  Selanjutnya karier Rusjdi terus meningkat. Pernah menjadi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat jabatan yang sebelumnya dipegang abangnya Rustam S. Abrus di Kantor Gubernur Riau. Ia pernah jadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah  dan Kepala Dinas Pariwisata Tk. I Riau.

“Sejak 1972 saya pindah domisili ke Jakarta untuk kuliah dan kerja sebagai PNS di bidang Kefarmasian di Jakarta sampai nikah dengan putri asal Surabaya dan pensiun pada 2007,” ujar Rusman.

Rusman mengatakan kebersamaan dirinya dengan Abangnya Rusjdi ketika masih di Baserah (1951 – 1963) kemudian lanjut  di Pekanbaru (1967 – 1971). Sejak 1972 – hingga meninggal dunia kami berpisah dengan Abangda Rusjdi.“Saya sampai sekarang berdomisili di Jakarta Timur,” ujarnya.

Rusman berkisah 40 hari sebelum ajal menjemput  abangnya, mereka bertemu di Jakarta.  Namun dia tak menyangka itulah pertemuan terakhir mereka.“Terlalu banyak kisah kami  untuk diceritakan di sini. Kami kakak beradik memang ditempa hidup sejak kecil sampai kami berhasil mentas di bidang masing-masing,” ujar Rusman.
-----------------

PERJALANAN Kuantan Singingi masih panjang….
Silih berganti pemimpinan tlah terjadi….
Takkan  ada hidup tanpa masalah...
Takkan ada perjuangan tanpa rasa lelah...
Tetap semangat …
***

Publishedby: FORUM IKKS/IWAKUSI INDONESIA



Tulis Komentar