Daerah

Keberagaman Etnis di Negeri Madani Malaysia (Civil Malaysia)

Oleh: Hasrul Sani Siregar, MA

SELAMA ini, Malaysia kenali memiliki berbagai macam etnis maupun agama, selain agama islam yang merupakan agama resmi di negara tersebut. Keberagaman (heterogen) tersebut memperkaya sikap toleransi di antara umat beragama dalam masyarakatnya. Manakala terjadi gesekan-gesekan sesegera mungkin pihak berwenang Malaysia cepat menyelesaikannya. Peristiwa 13 Mei 1969 lalu, merupakan peristiwa yang membawa memori tersendiri bagi masyarakat Malaysia, khususnya dari etnis Melayu dan Cina. Peristiwa tersebut semakin mendewasakan masyarakatnya (Malaysia) akan hidup saling bertoleransi dan saling hormat menghormati dalam berbangsa dan bernegara yang multi etnis tersebut.

Apa yang disebut dengan peristiwa 13 Mei 1969 tersebut, telah menjadi trauma (beban) untuk diingat khususnya bagi masyarakat Malaysia umumnya yang mengalami peristiwa tersebut. Pasca peristiwa kelabu tersebut, telah menjadikan pemerintah Malaysia ketika itu melakukan kebijakan “Dasar Ekonomi Baru” yang bertujuan menjaga hubungan kesetaraan dikalangan etnis-etnis yang ada di Malaysia khususnya dari etnis Melayu dan Cina, tidak terkecuali pula dari etnis India. Dalam perkembangan dan kehidupan sehari-hari, harmonisasi antar etnis dan pemeluk agama di Malaysia merupakan pondasi utama dalam hal menjaga kestabilan politik dan kemakmuran ekonomi yang dirasakan oleh rakyat Malaysia.  

Tanpa adanya harmonisasi antar masyarakatnya, kestabilan politik dan kemakmuran ekonomi tidak akan pernah dirasakan oleh masyarakatnya. Harmonisasi merupakan hal yang mutlak untuk diwujudkan dalam masyarakat yang berbilang etnis (kaum) tersebut. Malaysia Madani (Civil Malaysia) adalah kerangka kebijakan dan slogan pemerintah yang diperkenalkan oleh pemerintahan yag dipimpin oleh Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim. Konsep ini berfokus pada tata kelola pemerintahan yang baik, pembangunan yang berkelanjutan dan keharmonisan ras di Malaysia. Pemikiran Datuk Seri Anwar Ibrahim terhadap perubahan dan reformasi di Malaysia lebih mengedepankan kepada nilai-nilai islam dan sifatnya universal dan itu sangat relevan dengan slogan Malaysia Madani yang menjadi fokus di pemerintahan Datuk Seri Anwar Ibrahim. Datuk Seri Anwar Ibrahim menjadi ikon perubahan dan dan reformasi di Malaysia. Datuk Seri Anwar Ibrahim merupakan sosok yang keras dalam mempertahankan ide-ide dan gagasan-gagasannya.

Di sektor ekonomi, mata uang Ringgit yang mengalami tekanan oleh Dollar Amerika Serikat terus diupayakan untuk dapat ditingkatkan dan terus mengalami peningkatan terhadap ekonomi Malaysia. Ini bukan kali pertama, Malaysia mengalami tekanan ekonomi berupa mata uang Ringgit. Tahun 1988 krisis ekonomi yang melanda Asia, Malaysia juga mengalami tekanan ekonomi. Oleh sebab itu, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim yang memasuki tahun kedua terus berupaya menyelesaikannya. Malaysia Madani (Civil Malaysia) secara kelembagaan sudah mengatur di dalam perundangan negara Malaysia yaitu, bagaimana hubungan dan harmonisasi antar pemeluk agama dan etnis yang ada.

Sejak merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957, pengalaman sejarah yang telah dilalui oleh masyarakat Malaysia, telah menyadarkan Malaysia akan harmonisasi antar etnis maupun agama yang dianut oleh rakyatnya dalam rangka pembangunan ke depan. Dalam Perlembagaan Persekutuan (Konstitusi Negara), Malaysia menyebutkan bahwa “agama Islam merupakan agama resmi negara”. Pasal 11 ayat (1) menyebutkan bahwa “tiap-tiap orang berhak menganut dan mengamalkan agamanya dan tidak menyebarkan kepada orang yang beragama Islam, namun sebaliknya rakyat tetap bebas menganut agama selain agama Islam.

Dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia juga disebutkan bahwa, kebebasan menganut agama dibebaskan dengan mempertimbangkan aspek toleransi beragama. Bagi penganut agama bukan Islam (non-muslim) dilarang menyebarkan agama dikalangan umat Islam serta setiap perayaan agama resmi di Malaysia, dinyatakan sebagai hari libur nasional. (*)

Penulis adalah Master Ekonomi-Politik Internasional IKMAS, UKM, Malaysia.

 

 



Tulis Komentar