PGRI Riau Taja ‘Riau Edutech Campus Summit 2025’, Dr Nopriadi Ingatkan: Teknologi Informasi Memungkinkan Pembelajaran Lebih Inklusif, Adaptif dan Inovatif

PEKANBARU (ANews) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau, menggelar kegiatan bertajuk ‘Riau Edutech Campus Summit 2025’ di Gelanggang Olahraga Remaja, Kota Pekanbaru, Rabu (22/1/2025).
Acara bertema “Menyongsong Pendidikan Masa Depan: Kolaborasi Digital Untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran” itu dibuka Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah XVII Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Dr Nopriadi SKM, MKes.
Ketua PGRI Riau Prof. Dr. Adolf Bastian, M.Pd menyebutkan, kegiatan ‘Riau Edutech Campus Summit 2025’ bertujuan untuk membantu pemerintah meningkatkan APK perguruan tinggi kita yang masih rendah.
APK perguruan tinggi adalah Angka Partisipasi Kasar yang menunjukkan perbandingan jumlah mahasiswa dengan jumlah penduduk yang memenuhi syarat untuk bersekolah di perguruan tinggi. APK perguruan tinggi merupakan indikator untuk menunjukkan tingkat partisipasi pendidikan tinggI.
Pendidikan inklusif
Kepala LL Dikti XVII Riau Kepri, Dr Nopriadi mengingatkan, bahwa Era Digitalisasi telah membuka peluang besar bagi dunia pendidikan untuk bertransformasi. Teknologi Informasi tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi dewasa ini telah menjadi ekosistem baru yang memungkinkan pembelajaran menjadi lebih inklusif, adaptif, dan inovatif.
Diakuinya, di tengah perkembangan ini, peran kolaborasi digital menjadi sangat penting dalam membangun sistem pendidikan yang berkualitas.
“Untuk itu, saya ingin mengapresiasi inisiatif luar biasa dari Riau Edutech Expo ini. Kehadiran lebih dari 10.000 siswa dari seluruh Riau menjadi bukti nyata bahwa semangat untuk belajar dan beradaptasi dengan kemajuan zaman sangat tinggi di kalangan generasi muda kita saat ini,” tegas Nopriadi.

Pacu semangat
Guna memacu semangat para siswa kelas XII yang hadir pada acara Riau Edutech itu, Nopriadi mengingatkan bahwa melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah langkah strategis untuk masa depan yang lebih baik.
Dia pun menceritakan pengalamannya bagaimana tekad dan kerja keras dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi sekitar 30 tahun lalu.
“Dari 6 desa yang ada di daerah asal saya di Kuantan Singingi pada saat itu, hanya saya satu satunya putera daerah setempat yang kuliah di perguruan tinggi. Begitulah betapa susahnya untuk kuliah waktu dulu,” jelas Nopriadi, menyampaikan ilustrasi pengalamannya di awal kuliah tiga dasa warsa yang lalu.
Dia mengatakan, perguruan tinggi bukan hanya tempat belajar tapi juga tempat membentuk karakter dan berkompetitif serta berjejaring.
Menurut Nopriadi, hingga saat ini ada sebanyak 8. 418 orang mahasiswa di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau mendapatkan beasiswa melakui Kartu Indonesia Pintar - Kuliah (KIPK).
“Tahun 2025 ini bersama dengan wakil rakyat kita di Komisi X (Bidang Pendidikan) DPR RI, LL Dikti Wilayah XVII akan mengusulkan kuota KIPK setidaknya 5000 kuota baru bagi para mahasiswa baru di wilayah Riau dan Kepri ini,” tutup Nopriadi. (*/ZET)
Tulis Komentar