Pariwisata

Ini Dia Juara Gelanggang Pantun se Riau

Para juara pantun berfoto bersama ketua DKR, Taufik Hidayat alias

Pekanbaru (ANews) -  Pelaksanaan Final lomba pantun se Riau yang ditaja oleh Sultan Resto dan Dewan Kesenian Riau telah usai digelar, Ahad (17/1/2020).

Perjalanan Gelanggang Pantung dari putaran penyisihan hingga putaran final mempertemukan 6 orang finalis, di antaranya; Miftahul ikhsan, Fadila Firza, Eko Wahyudi, Delsi Hendria, Muhammad Sarbain, Reza Juanda. Pada putaran final, setiap peserta berhadapan dengan dua peserta lain berdasarkan undian. Hingga diperoleh 3 finalis dengan nilai tertinggi.
Tiga finalis ini di putaran selanjutnya diminta untuk saling jual beli pantun di hadapan pengadil pantun. 

Sejak timer putaran final dimulai keseruan gelanggang pantun ini membuat decak kagum dan tawa para pengadil dan penonton. Penyampaian materi jual-beli pantun yang terkadang di luar perkiraan, membuat peserta kalang kabut menjawab. Ada yang mampu menjawab dengan tepat ada juga yang coba mengalihkan jawaban pada materi lain. Susunan sampiran pantun yang terkadang kurang rasional dan disampaikan dengan gaya kelakar membuat tawa penonton pecah berkali-kali. Meskipun begitu penampilan tiap peserta membuat Gelanggan Pantun yang digelar tetap berkelas. 

Setelah sesi pertama pada babak final, juri memilih tiga peserta dengan nilai tertinggi untuk beradu pantun lagi, sebagai penentu juara 1, 2 dan 3. Dengan tema pantun yang sama dengan sebelumnya, akhirnya juri menetapkan nama-nama pemenangnya. Setelah diadakah rapat oleh para pengadil maka yang memperoleh juara 1, 2 dan 3 adalah: Fadila Firza, Delsi Hendria, dan Reza Juanda. Sementara 3 peserta lainnya harus puas di posisi 4, 5, dan 6 yakni Eko Wahyudi, Miftahul Ikhsan, dan Muhammad Sarbain. 

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yoserizal Zen yang turut hadir, mengapresiasi kepada DKR dan Sultan Resto selaku penyelanggara, dan juga tahniah kepada para pemanang.

Yose usai pelaksanaan berharap kepada semua pihak, terutama pihak pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga amanah ditetapkannya pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

"Kegiatan-kegiatan semacam ini bisa lebih digiatkan dan disemarakkan lagi. Pemerintah sendiri punya tanggungjawab dalam menjaga pantun ini supaya tidak dicabut oleh UNESCO, makanya harus terus kita sosialisasikan," harap Yose. 

Menurutnya, pelaksanaan Gelanggang Pantun sudah cukup baik hanya beliau berharap pada pelaksaan pantun berikutnya tema pantun bisa lebih diatur, agar tiap peserta bisa lebih tajam lagi baik dalam menjual dan membeli pantun.

Pada kesempatan itu, Ketua Umum DKR Taufik Hidayat alias Atan Lasak mengatakan, para finalis Gelanggang Pantun ini diharapkan untuk semangat dan terus berlatih karena DKR juga akan menggelar lomba pantun tingkat internasional.

"Doakan kami (DKR), untuk bisa mewujudkan keinginan menggelar lomba pantun tingkat internasional agar spirit pantun sebagai warisan dunia ini terus menggelora," ucap Taufik.

Pada final Gelanggang Pantun ini, Sultan Resto melaunching leaflet Sejarah Kesultanan Siak dan Pekanbaru, selain itu juga ditaja Pameran foto lama, dan dihibur musik gazal dari Tengkah Zapin.

"Keberadaan Sultan Resto jika hanya fokus pada unit usaha, sepertinya hal itu sangat jauh dari yang diharapkan. Tapi kami hadir di Riau ini sebagai upaya melestarikan budaya Melayu," kata pemilik Sultan Resto dr Rahmansyah. (Tan)



Tulis Komentar