Lifestyle

Urban Farming Tren Gaya Hidup Kota, UIR Terapkan sebagai Pengabdian kepada Masyarakat

Tim pengabdian masyarakat Prodi Agroteknologi UIR berfoto bersama dengan warga setempat. (F: ist-ANEWS)

PEKANBARU (ANEWS) - Urban Farming layaknya sekarang dijadikan sebagai tren gaya hidup kota. Memanfaatkan perkarangan rumah yang seadanya ditanami dengan tanaman pangan menjadi pilihan masyarakat kota dalam menyalurkan hobi bercocok tanam sekaligus untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Dr. Apriyan Dinata M.Env, dosen pada Program Studi (Prodi) Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau mengatakan Prodi Agroteknologi UIR belum lama ini mengembangkan program Urban Farming di Jalan Unggas 4, Gang Angsa Putih 2, RT 2, RW 1, Kelurahan Simpang Tiga, Pekanbaru. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada Ahad (21/3/2021) lalu ini diterapkan sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagai Tri Darma Perguruan Tinggi.

"Kami mengambil tema kegiatan tersebut “Menanam Tanaman di Pekarangan," ujar Apriyan dalam rilisnya yang disampaikan Kamis (1/4/2021) ke meja redaksi AmanahNews.com.

Kegiatan tersebut terangnya diikuti sekitar 25 orang warga masyarakat setempat dan dibantu beberapa orang mahasiswa dari kedua program studi tersebut, diantaranya Thalia Amanda Putri dan Oky Putu Ratno.

Apriyan menuturkan setelah penyampaian kata sambutan dari Ketua RT 2, Herik Kastro dan Apriyan mewakili UIR, kegiatan dilanjutkan dengan praktek penanaman tanaman pangan di pekarangan di hadapan para peserta pengabdian. 

Tim pengabdian masyarakat yang memberikan ilmu kepada masyarakat tersebut terdiri dari Subhan Arridho, B.Agr, MP., Rona Muliana, ST, MT, Febby Asteriani, ST, MT dan Dr. Apriyan Dinata, M.Env. Tim memperagakan dan mencontohkan cara penanaman tanaman pangan di pekarangan, yang dalam kesempatan ini difokuskan untuk penanaman cabe panjang. 

Tim pengabdian juga memberikan pengarahan tentang beberapa tips di dalam penamanan tanaman pekarangan, khususnya di masa pandemi Covid-19. Anggota tim yang dibantu oleh beberapa mahasiswa juga memberikan contoh cara pemindahan bibit tanaman dari polybag kecil ke polybag yang lebih besar, supaya tanaman tidak stres dan dapat tumbuh dengan baik. Bibit cabe yang sebelumnya sudah disemai dalam polybag oleh para tim pengabdian, kemudian diserahkan secara simbolis kepada Ketua RT dan beberapa perwakilan masyarakat. 

Masyarakat mengatakan bahwa penanaman tanaman pangan di pekarangan sangat membantu masyarakat di dalam memperoleh sumber vitamin dan mineral nabati yang bergizi dan murah.

"Terlebih lebih-lebih lagi di masa pandemi Covid-19 dengan semakin tingginya beban ekonomi keluarga dan mahalnya bahan-bahan pangan," tutur Bayu salah seorang warga setempat.

Namun, satu yang dikeluhkan oleh warga yakni sukarnya untuk mendapatkan media tanah untuk tanaman. Dan solusi akhirnya tanah harus dibeli, yang berarti penambahan biaya untuk penanaman tanaman. Selain itu, para peserta juga menanyakan tentang pupuk yang cocok digunakan, jenis media tanah dan pemberantasan hama penyakit yang biasanya menyerang tanaman cabe. 

Menurut Ketua Tim pengabdian masyarakat, Rona Muliana, ST,MT, tujuan dari pengabdian masyarakat yang dilakukan ada 4 yakni: i) meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, ii) memberikan arahan dalam kegiatan perencanaan pembangunan, iii) mensosialisasikan pentingnya menjaga dan meningkatkan produktivitas lingkungan, dalam hal ini yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan tidur milik warga agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat setempat, dan iv) menciptakan kelestarian dan keindahan lingkungan.

Lebih lanjut disampaikan bahwa target yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berbentuk penyuluhan dan pelatihan ini adalah terbukanya wawasan dan kesadaran masyarakat tentang bagaimana pentingnya ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan penataan ruang. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang membutuhkan keterlibatan dan partisipasi aktif dari masyarakat.

Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas lahan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kebutuhan kota akan ruang terbuka hijau akan tergalakkan melalui kegiatan pengabdian ini.

Menurut Rona, dalam beberapa tahun terakhir, tren urban farming kian diminati oleh masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. "Awalnya, konsep berkebun di lahan terbatas ini hanyalah sebatas inisiasi dari segelintir komunitas pecinta lingkungan yang bergerak secara mandiri. Kemudian, urban farming pun berkembang secara masif menjelma menjadi tren gaya hidup urban,"tutupnya.(rls)



Tulis Komentar