Nasional

Basic Design Tol Betung-Jambi-Pekanbaru Tuntas, Pembangunan Ditargetkan Selesai 2024

Ilustrasi konstruksi

JAKARTA (ANEWS) - Pemerintah Indonesia terus giat melaksanakan proyek pembangunan infrastruktur nasional, terutama pembangunan jalan tol, yang sangat berguna untuk kelancaran pergerakan ekonomi nasional.

PT Hutama Karya (Persero) memastikan penyusunan basic design (rancangan dasar) koridor pendukung Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) Ruas Betung-Jambi-Pekanbaru, tuntas dikerjakan.

Demikian disampaikan Direktur Operasi III PT Hutama Karya (Persero) Koentjoro menyampaikan hal ini kepada Senin (12/4/2021).

Menurutnya, koridor pendukung ini memiliki potensi besar untuk meraup sumber pendanaan dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) maupun lembaga pembiayaan lain.

Hal ini menyusul kesiapan AIIB sebagaimana dikatakan Vice President Chief Administration Officer AIIB Lucky Eko Wuryanto, bahwa lembaganya siap dan tertarik mendanai JTTS.

"Kalau diminta kan why not, semua tergantung Pemerintah, artinya persiapan proyeknya seperti apa," kata Lucky.

Untuk itu, AIIB masih menunggu proposal yang diajukan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hutama Karya juga bersikap menunggu keputusan Pemerintah terkait potensi besar sumber pendanaan dari AIIB dan lembaga pembiayaan lainnya.

"Itu sangat bergantung pada keputusan Pemerintah Indonesia," kata Koentjoro.

Kendati demikian, menurut Koentjoro, Ruas JTTS yang belum dilaksanakan konstruksinya, memiliki volume lalu lintas yang sangat rendah, sehingga kemampuan berhutang ruas tersebut sangat kecil.

Dalam kondisi ini diperlukan adanya dukungan penuh dari Pemerintah mengingat proyeksi cash flow dari ruas tol belum cukup untuk mengembalikan investasi.

Untuk itu, dalam melaksanakan penugasan Pemerintah membangun JTTS, Hutama Karya menerapkan berbagai skema creative financing sebagai langkah antisipasi.

Di antaranya pendanaan perbankan nasional maupun multinasional hingga penerbitan obligasi.

"Dari sisi keuangan, kami mampu mempertahankan marjin EBITDA yang solid disertai dengan ketersedian kas yang positif," imbuh Koentjoro.

Selain itu, Perseroan juga dapat memenuhi seluruh kewajiban yang telah jatuh tempo karena mendapat dukungan dari lembaga keuangan dan non-keuangan nasional melalui fasilitas credit default swap (CDS) yang menjamin ketersediaan kas untuk mendukung percepatan pembangunan JTTS.

Rp 100 Triliun

Sebelumnya, Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan trase JTTS yang sedang dipersiapkan adalah koridor pendukung yakni ruas Betung-Jambi-Pekanbaru.

Namun demikian, menurut Danang, Hutama Karya tidak hanya mengandalkan satu sumber pendanaan.

"Hutama Karya tidak hanya mengandalkan single sourcing tapi dari beberapa lembaga pembiayaan bilateral dan multilateral," kata Danang Kamis (8/4/2021).

Hal ini karena kalkulasi kebutuhan dana masih bergerak terus yang dipengaruhi oleh langkah-langkah efisiensi konstruksi dan relaksasi desain.

Perkiraan awal sekitar Rp 100 triliun. Tetapi Danang mengharapkan jumlah ini akan berkurang.

Danang mengaku, BPJT telah menugaskan Hutama Karya untuk menuntaskan basic design yang nantinya digunakan sebagai syarat loan agreement.

Tahun ini basic design tersebut harus sudah tuntas karena target ruas koridor pendukung atau backbone dari JTTS adalah tahun 2024.

Dia optimistis keseluruhan pembangunan JTTS secara keseluruhan akan rampung pada 2024 mendatang. (*)



Tulis Komentar