Daerah

Langka dan Mahal, Harga Elpiji 3 Kg di Pekanbaru Dijual di atas Rp30.000 Pertabung

ilustrasi gas elpiji 3 Kg. (F:ist-ANews)

PEKANBARU (ANews) - Sudah beberapa hari ini masyarakat Pekanbaru mengeluh dengan langkanya gas elpiji 3 Kg di pangkalan maupun di tingkat eceran. Bahkan di tingkat pengecer harga gas berada di atas Rp 30.000 per tabung, harga ini sangat jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemko Pekanbaru hanya Rp18.000 per tabung.

Pantauan AmanahNews.com siang tadi, Ahad (21/8/2022) di sekitaran Jl. Purwodadi Panam gas habis, bahkan bisa dikatakan kosong. Rata-rata setiap warung selalu melabeli tabung gas yang mereka pajang dengan tulisan "Habis" atau "Gas Kosong". 

Padahal Sabtu (20/8/2022) kemarin ketersediaan gas di seputaran Jl. Purwodadi masih ada, meskipun sedikit yang menjualnya dan itupun dengan harga yang bervariatif, mulai dari Rp25.000 per tabung, Rp28.000 bahkan Rp30.000.

"Hari ini gas kosong, mbak. Bahkan sudah beberapa hari ini kosong di seputaran Jl Purwodadi. Coba cari di seputaran Jl Cipta Karya, tapi memang agak mahal di atas Rp30.000," ucap ibu penjual kedai harian di Jl. Eka Tunggal, Panam kepada salah seorang pembeli gas elpiji 3 Kg di warungnya.

Rina, warga Perumahan Karya Yepupa Indah juga mengatakan bahwa harga gas saat ini sudah melambung tinggi dan susah mencarinya alias langka.

"Dua hari lalu, saya masih beli dengan harga Rp28.000. Tapi sepertinya naik lagi tuh bahkan mungkin sudah sekitar Rp30.000-an," ucap ibu tiga anak ini.

Ririn pembeli yang ditemui AmanahNews.com membeli gas elpiji di pengecer dekat simpang Perumahan Sakato Panam, mengakui jika hari ini dia membeli gas elpiji 3 Kg di warung tersebut dengan harga Rp30.000 per tabung.

"Tetangga saya yang tunjukin gas ada di warung ini, mbak. Dan ternyata benar gasnya masih banyak. Tapi harganya sudah naik, dua hari yang lalu teman saya membeli dengan harga Rp28.000 per tabung, sekarang saya membeli dengan harga Rp30.000 per tabung. Mungkin besok akan naik lagi karena sekarang sudah langka," ujar ibu muda ini.

Mengenai kelangkaan gas ini juga diakui pemilik Pangkalan Gas elpiji 3Kg Marjohan di Perumahan Karya Yepupa Indah. " Sebenarnya nggakl langka, mbak, cuma jatahnya sedikit demi sedikit dikurangi. Sementara permintaan gas semakin bertambah. Karena itu kami seleksi juga siapa yang membelinya, mungkin dengan memegang fotocopy KKnya. Tentunya per KK hanya dapat 1 tabung," ujarnya.

Menurutnya selain pengurangan jumlah, kelangkaan ini bisa jadi disebabkan dalam rangka memberi peluang kepada warga untuk membeli gas 5 Kg dan mengurangi gas subsidi. 

"Sepertinya begitu, lambat laun gas 3 Kg ini lebih sedikit jumlahnya atau mungkin distop dan digantikan dengan gas 5Kg yang tidak bersubsidi," tutur Marjohan. 

Mengenai pengurangan subsidi ini, pada tahun sebelumnya memang ada kebijakan dari pemerintah pusat akan memulai reformasi subsidi energi gas LPG 3 kg dari berbasis komoditas menjadi berbasis orang pada tahun 2022. Subsidi berbasis orang ini dilakukan agar kualitas belanja negara semakin meningkat.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu di media Kompas.com 2 Oktober 2021 lalu mengatakan, subsidi akan lebih tepat sasaran dan diterima oleh 40 persen masyarakat termiskin. 

"Kita tahu bahwa belanja negara harus semakin berkualitas. Reformasi akan dilakukan secara bertahap dan kita mulai di tahun 2022 melanjutkan reformasi yang selama ini kita lakukan," kata Febrio di Jakarta saat itu dalam kutipan di berita Kompas.com "Siap-siap, gas LPG 3 kg tidak akan lagi dijual bebas mulai tahun 2022". (RNM)
.



Tulis Komentar