Ekonomi

Selain Sagu, Harga Sejumlah Komoditi Perkebunan Alami Penurunan pada Pekan Ini

Pinang kering. (F:dok-ANews)

PEKANBARU (ANews) - Sejumlah harga komoditi perkebunan kelapa butiran, kopra mutu kering, dan pinang kering di Provinsi Riau mengalami penurunan, kecuali tepung sagu basah yang pada pekan ini mengalami kenaikan.

Hal tersebuut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja Kamis (25/5/2024).

Dikatakan, data terbaru menunjukkan bahwa harga kelapa butiran di Kabupaten Kuansing, Kampar, Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) adalah Rp. 2.907,- per kilogram (kg), mengalami penurunan sebesar Rp. 18,- dibandingkan harga Pekan sebelumnya.

Sementara itu, harga kopra mutu kering (100%) di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai Rp. 5.850,- per kg, mengalami penurunan sebesar Rp. 50,- dibandingkan harga pekan lalu. Perubahan ini mempengaruhi petani dan pelaku industri perkebunan yang mengandalkan kopra sebagai sumber penghasilan utama.

Di sisi lain, harga tepung sagu basah di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai Rp. 2.300,- per kg, mengalami kenaikan sebesar Rp. 14,- dari harga pekan sebelumnya. Kenaikan ini dapat mempengaruhi harga bahan makanan dan produk yang menggunakan tepung sagu sebagai bahan baku.

Selanjutnya, harga pinang kering (100%) di Kabupaten Kampar, Siak, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Bengkalis adalah Rp. 5.991,- per kg. Terjadi penurunan harga sebesar Rp. 30,- per kg dari pekan sebelumnya.

"Penurunan ini dapat berdampak pada pendapatan petani pinang dan pelaku industri yang bergantung pada komoditas tersebut," kata Defris.

Untuk itu, para pelaku industri dan petani di Provinsi Riau perlu memperhatikan perubahan harga ini agar dapat mengatur produksi dan strategi pemasaran yang lebih efektif.

"Pemerintah daerah juga diharapkan memantau situasi ini dan memberikan dukungan kepada para pelaku perkebunan untuk mengatasi perubahan harga yang dapat berdampak pada keberlanjutan industri ini," ucapnya. (*/ANews)



Tulis Komentar