Daerah

Dekranasda Siak Gelar Festival Batik dan Tenun, Alfedri: Motifnya Keren, Ini Harus Terus Dikembangkan

Bupati Siak Alfedri memukul gong saat membuka Festival Batik dan Tenun yang ditaja Dekranasda Kabupaten Siak, di Gedung Maharatu Siak, Kamis (16/22/2023). (F:int-Anews)

SIAK (ANews) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Siak, Provinsi Riau, menggelar Festival Batik dan Tenun dengan perlombaan desain motif, peragaan busana, dan bazar, di Gedung Maharatu Siak, Kamis (16/22/2023).

Bupati Siak Alfedri pun memukul gong ketika membuka Festival Batik dan Tenun berupa lomba desain, fashion show dan bazar tersebut.

Ketika membuka kegiatan tersebut Alfedri menyampaikan sebagai produk budaya negeri, melalui festival batik dan tenun Siak, produk ini harus terus dilestarikan dan kembangkan dengan motif yang cantik dan keren, memiliki ciri khas yang penuh bernuansa Melayu.

Dengan ajang festival ini, lanjutnya tentunya telah membuka ruang atau peluang bagi pelaku usaha yang bergerak di dua produk ini, dan yang harus kita pikir pula adalah bagaimana sektor pemasaran yang harus kita perhatikan.

"Tentunya jika hasil karya yang di hasilkan oleh pelaku batik dan tenun Siak dari negeri bekas kerajaan yang bermutu , secara sendiri nya sudah barang tentu punya nilai jual yang menjanjikan, sehingga bisa menjadi idola bagi pemakainya.

Selain dari itu kata Alfedri, dalam memajukan batik dan tenun Siak ini, harus lah bisa menghasilkan motif-motif baru yang harus dimunculkan, yang nanti nya bisa menjadi magnet atau daya tarik masyarakat, menjadi kan batik sebagai pakaian yang digemari dan di sukai oleh orang banyak.

Bupati Alfedri didampingi ketua Dekradasna Siak Hj Rasidah mengunjungi stand. (F:int-Anews)

Pemerintah Kabupaten Siak, kata Alfedri berkomitmen mendorong kreativitas agar Batik dan Tenun Siak untuk bisa bersaing di dalam maupun luar negeri.

"Pemkab Siak sangat apresiasi Dekranasda mengembangkan motif batik dan tenun dengan ciri-ciri flora dan fauna Siak ataupun situs dan cagar budaya hingga tempat pariwisata seperti Istana Siak, Tangsi Belanda, Jembatan Siak, skywalk juga sudah ada," katanya.

Namun ia berpesan pengembangan kreasi baru tidak meninggalkan keaslian motif Siak yang sudah ada sejak zaman kerajaan.

Sementara itu Ketua Dekranasda Siak Rasidah menyampaikan bahwa ajang festival batik dan tenun Siak ini merupakan upaya kita untuk terus melestarikan hasil karya yang dimiliki oleh Kabupaten Siak.

Batik merupakan hasil kerajinan tangan yang sekaligus merupakan hasil karya yang telah dikenal sejak zaman dahulu lagi dengan berbagai motif yang menjadi budaya kita, yang mana popularitas ya harus terus ditingkatkan.

"Alhamdulilah sekarang batik Kabupaten Siak terus bermunculan dengan berbagai motif, namun walaupun demikian ciri khas tetap mengedepankan yang bernuansa Melayu yang terus kita upaya kembangkan," kata Rasidah.

Dia juga menambahkan, Festival Batik dan Tenun ini diikuti oleh puluhan peserta dan kelompok pada masing-masing lomba. Pada lomba desain motif diikuti 41 orang, lomba peragaan busana 22 orang, dan lomba bazar produk batik delapan kelompok.

"Ini festival yang ketiga kalinya kami selenggarakan, batik di Siak sudah ada sejak zaman kerajaan sebagai ciri dasar hitam gelap dan motif warna kuning atau perak. Saat ini sudah berkembang, namun tetap mempertahankan ciri khas Budaya Siak," ujarnya.

Dekranasda, lanjutnya, mendorong perkembangan batik dan tenun Siak dengan berbagai kegiatan, antara lain pelatihan batik dasar, lanjutan, dan batik tulis, serta batik ecoprint dengan narasumber dari Solo, Jawa Tengah.

"Ada juga pelatihan menenun, menjahit dasar, membuat suvenir dengan narasumber dari Yogyakarta. Dekranasda juga menerima kunjungan siswa dari luar Siak dan menyiapkan peralatan praktek membatik dan hasilnya bisa dibawa pulang," tutupnya. (*/ANews)
 



Tulis Komentar