Nasional

Infrastruktur Minim, BUMN dan Swasta Malas Investasi di Pelosok Daerah

JAKARTA,(ANews) - Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Koperasi Satelit Desa Indonesia (KSDI) Budiman Sudjatmiko melihat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sejumlah perusahaan swasta malas berinvestasi hingga ke pelosok daerah. Mereka menilai investasi di daerah tidak menguntungkan secara ekonomi.


Menurut Budiman, kondisi ini disebabkan infrastruktur teknologi yang belum mampu menunjang kinerja korporasi. Pemerintah pusat sudah berupaya menggenjot digitalisasi melalui program Palapa Ring. Namun, belum menjamah pelosok desa. 

"Memang pemerintah sudah membuat banyak program namanya Palapa Ring, ini sudah tersentuh dengan digital. Kalau saya buat perumpamaan dengan infrastruktur jalan, Palapa Ring itu baru jalan tol. Jalan tol yang melintas, tapi jalan kanan dan kiri di kampung tidak diaspal," ujar Budiman, dalam Webinar terkait Strategi Hadapi Resesi Ekonomi, Prioritas Dibangun Desa atau Kota, Jakarta dilansir dario inews.id, Minggu (9/8/2020). 

Dia menjelaskan, kebutuhan masyarakat terhadap digitalisasi dan informasi di pedesaan memiliki potensi ekonomis sangat besar. Selain itu, juga membantu masyarakat di pedesaan dalam kondisi yang mendesak seperti pandemi Covid-19.

Budiman berpendapat untuk menarik investasi perusahaan swasta atau BUMN ke desa, maka harus ada pembangunan infrastruktur digital di desa. Itu bisa dilakukan oleh pemerintah desa dengan memanfaatkan anggaran dan BUMDes atau koperasi. Langkah itu pun juga harus didorong oleh pemerintah Pusat melalui sejumlah perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang teknologi dan informasi. 

"BUMDes bisa saja kita dorong, kita sambungkan dengan perusahaan internet yang mau peduli dan berkolaborasi membuat usaha teknologi seperti yang dimiliki oleh kota, kita buat blusukan digital ke desa," kata Budiman. 

Dia menuturkan perihal berbagai program digitalisasi ekonomi yang suda dilakukan pihaknya. Di mana, KSDI telah membentuk sebuah koperasi yang dinamai sebagai koperasi Algoritma Desa yang saat ini sudah berjalan sejak selama dua tahun. Bahkan, koperasi terdapat di dua wilayah Yakni di daerah Nagara Sumatera Barat dan Papua. 

"Kita sudah coba itu tahun lalu, sebelum pandemi di beberapa nagari di tanah datar Sumatera barat, Alhamdulillah bulan November aja di tanah nagari itu pelanggannya di sana itu 200 orang, keuntunga saja 16 juta per bulan, padahal belum ada kewajiban belajar dari rumah," ujarnya.HRZ 



Tulis Komentar