Air Bewarna Hitam dan Berlendir

Sungai Tangian Tercemar Akibat Aktivitas PT RAPP

Sungai Batang Tangian di Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi yang bewarna hitam karena tercemar akibat aktivitas PT RAPP. (foto: bertuahpos.com/Anews)

Logas (ANews) -  Warga Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi tak bisa lagi menikmati jernihnya aliran Sungai Batang Tangian. Sebab, air sungai yang dulu bening kini berubah hitam pekat dan berlendir.


Padahal, selama ini masyarakat menggantungkan hidup mereka dari aliran Sungai Batang Tangian, untuk mencuci pakaian, mencuci piring dan mandi.
Tidak lagi terdengar senda gurau masyarakat yang bermain di sela gemericiknya aliran Sungai Batang Tangian, semenjak air sungai berubah menjadi hitam dan berlendir.
Sungai ini tercemar oleh aktivitas penebangan pohon yang dilakukan PT Riau Andalan Pulp and Paper- April Group. Pencemaran ini telah berlangsung selama satu bulan.


"Nak kemana kami mengadu lagi, Sungai tempat anak-anak kami bermain dan sebagian warga beraktifitas disini sudah tercemar. Dulu, air sungai ini jernih, masyarakat Desa Batang Tangian kerap memanfaatkan air Sungai Batang Tangian untuk mencuci pakaian, mencuci piring dan mandi. Sekarang sungainya menjadi hitam dan berlendir," ujar Kepala Desa Rambahan, Kecamatan Logas Tanah Darat, Nasri seperti dikutip dari Bertuahpos.com.


Sungai ini dikatakan Nasri telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Desa Rambahan. Bahkan, meski air telah menjadi hitam dan berlendir masyarakat mau tak mau tetap memanfaatkan aliran air Sungai Batang Tangian.
Tidak hanya sebatas itu, akibat pencemaran ini, biota yang ada di Sungai Batang Tangian juga menjadi rusak. Ikan-ikan banyak yang mati mengambang.


"Disini, masyarakat juga menangkap ikan yang ada di Sungai Batang Tangian. Sekarang, tak bisa lagi, bahkan, jika warga memeriksa di dasar dan dipinggir Sungai, ikan-ikan langsung mengambang, mati," sebut Nasri.


Tercemarnya air Sungai Batang Tangian, dikatakan Nasri disebabkan oleh aktivitas penebangan pohon PT RAPP. Persoalan ini sudah disampaikan kepada pihak PT RAPP.
Humas PT RAPP Ahmad Yani, juga sudah turun langsung melihat kondisi air sungai tersebut sekitar tanggal 6 Agustus 2020 lalu. Namun hasilnya sama saja, air sungai tetap tersemar. Air hitam dan berlendir.
Nasri juga mengungkapkan, pencemaran Sungai Batang Tangian oleh aktivitas penebangan pohon PT RAPP, ini bukan kali ini saja terjadi. Tetapi setiap kali PT RAPP panen kayu di hulu sungai.


“Pencemaran air Sungai Batang Tagian oleh aktifitas PT RAPP ini, bahkan bisa berlangsung selama satu hingga satu setengah bulan. Untuk hari ini, Selasa 18 Agustus 2020 pencemarannya sedikit berkurang. Ini kemungkinan karena hujan lebat yang turun tadi malam. Tapi selagi aktivitas penebangan pohon itu belum berhenti, pencemaran diperkirakan masih terus berlangsung. Sampai hari ini sudah hampir satu bulan,” ungkap Nasri.


Humas PT RAPP, Budhi Firmansyah, ketika dikonfirmasi sekitar pukul 19.53 WIB belum bersedia memberi penjelasan detail.
“Terimakasih infonya, saya akan koordinasi dengan team operasional di lapangan. Karena sudah malam, mungkin besok team bisa ke lapangan dan dapat informasi yang lebih lengkap. Salam,” ujarnya.(RMH)



Tulis Komentar