Pariwisata

Atan Lasak: Terlalu Bodoh DKR Jika Menganggap Aseri Saingan

Kunjungan silaturahmi Aseri ke DKR. Selasa (25/08/2020) petang ( F.ANews)

Pekanbaru (ANews) - Ketua Umum Dewan Kesenian Riau (DKR) Taufik Hidayat alias Atan Lasak mengatakan, terlalu bodoh jadinya DKR bila menganggap Asosiasi Seniman Riau (Aseri) adalah saingan ataupun tandingan. Sebab, sudah banyak dilakukan DKR terhadap seniman di Riau bahkan seniman serantau, baik memancing kreatifitas maupun dalam bentuk lainnya.

Apa yang dikatakan Atan Lasak ini menyikapi ucapan Ketua Umum Aseri, SPN Marhalim Zaini, ketika bersilaturahmi ke DKR bersama sejumlah pengurus Aseri lainya, Selasa (25/08/2020) petang.

Menurut Marhalim, di luar sana banyak yang mengatakan bahwa Aseri sebagai lembaga tandingan DKR. 

"Sebagai Ketua Umum Aseri saya garis bawahi bahwa Aseri bukan tandingan DKR," tegas Marhalim. 

"DKR sudah berdiri sejak tahun 1993, kalau ada mengatakan Aseri tandingan DKR, terlalu bodoh orang itu. Sebab, sudah banyak dilakukan DKR untuk seniman, bahkan gelar SPN kepada ketua Aseri diberikan DKR," ucap Atan Lasak mempertegas pengakuan Marhalim terkait gelar  SPN tersebut.

DKR, jelas Atan Lasak, adalah rumah besar seniman. Artinya, pengurus DKR berkewajiban menjadikan DKR sebagai laman dan memancing kreatifitas seniman. Karenanya, semua program DKR dibuat bukan untuk kepentingan pengurus DKR tapi untuk memperkuat seni budaya dan kepentingan seniman itu sendiri.  

"Dalam menyikapi persoalan seniman DKR punya cara sendiri, yakni dengan program-program yang dibuat sehingga bisa membantu seniman. Seniman besar dan dikenal karena karyanya, seniman dihargai juga karena karyanya, kewajiban DKR bagaimana membuat laman dan memancing kreatifitas seniman tersebut dengan berbagai program," ungkap Atan Lasak.  

Adanya keinginan Aseri mengajak bersinergi dalam banyak hal, terutama soal mengangkat seni budaya, kata Atan Lasak, ini memang harus dilakukan namun hal ini tidak hanya dengan Aseri tapi juga dengan organisasi seniman lainnya. Misalnya, saat ini juga ada Jaringan Seniman Muda Riau (Jasmuri), Laskar seniman Riau (Laser) dan sebagainya. 

Secara pribadi, jelas Atan Lasak, keberadaan Aseri, Jasmuri dan Laser, sesuatu yang positif dalam dunia kesenian di Riau. Sebab, dengan kepengurusan DKR yang baru ini dunia kesenian di Riau menggeliat yang ditandai bermunculannya organisasi seniman di tanah Melayu ini.

"Soal sinergi program, seperti dari awal sudah saya katakan bahwa DKR punya program yang semuanya untuk kepentingan seniman bukan untuk kepentingan sekelompok seniman apalagi kepentingan pengurus DKR," ucap Atan Lasak. 

Pada silaturahmi itu  Marhalim juga membentangkan dua program utama Aseri. Katanya, ada program Lumbung Pangan (Lumpang) Seniman, dan advokasi seniman.

Pada kesempatan itu Ketua III DKR Bidang Program, Beny Riaw, juga sempat membeberkan sejumlah program DKR, salah satunya Laman Kreatif Seni (Lakse). Helat ini sedianya akan digelar sebulan dua kali namun karena ada imbauan dari Pemerintah Kota Pekanbaru sehingga untuk Lakse minggu kedua terpaksa ditunda. 

"Selain Lakse juga ada program DKR lainnya yang saat ini harus ditunda karena Covid-19 semakin hari cenderung meningkat," ucap Beny Riaw. *



Tulis Komentar