Dunia

Lagi, Ditemukan Virus Corona Jenis Rusia di Queensland

Warga Australia yang diyakini tertular virus corona jenis Rusia ini pulang dari luar negeri dan tiba di Brisbane menjalani karantina di hotel Mercure. (F:APP)

JAKARTA (ANEWS) - Belum tuntas penanganan virus Covid-19 di tanah air maupun di belahan dunia lainnya, virus Corona baru terus bermunculan. Setelah di Inggris, pekan ini ditemukan lagi jenis baru virus corona yang terdeteksi di Queensland Australia. Virus Corona baru ini dikenal sebagai virus corona jenis Rusia.

Sejak ditemukan jenis virus ini pihak otoritas kesehatan di Australia masih mencari tahu rinciannya untuk menentukan seberapa menular.

Diketahui, di Australia hanya ada dua kasus COVID-19 yang berasal dari virus asal Rusia, yakni di Queensland.

Keduanya terdeteksi berasal dari hotel yang jadi tempat karantina warga Australia yang pulang dari luar negeri.

Dua orang yang diyakini tertular virus corona jenis Rusia ini diketahui telah terbang dari Doha dengan maskapai penerbangan Qatar Airways, nomor penerbangan QR898. Warga Australia yang pulang dari luar negeri dan tiba di Brisbane menjalani karantina di hotel Mercure. 

Tidak cukup banyak yang diketahui tentang varian Rusia saat ini. "Sejauh ini semua buktinya adalah (vaksin) berfungsi, tetapi kita harus tunggu dan lihat saja nanti. Sampai kita menemukan varian yang tidak menanggapi vaksin, itu akan menjadi masalah," kata Profesor Fitzgerald.

Profesor Fitzgerald sangat yakin vaksin akan efektif juga melawan virus jenis Rusia. Penelitian awal juga menunjukkan vaksin masih akan berfungsi untuk jenis Inggris dan Afrika Selatan.

"Kabar baik lainnya adalah vaksin mungkin sama efektifnya terhadap varian baru," kata Profesor Fitzgerald.

"Ini semua masih jadi informasi baru dan penelitian sedang berlangsung, sehingga mungkin saja berubah."

"Tapi saat ini di antara komunitas ilmuwan ada rasa nyaman dan percaya jika vaksin akan ampuh menangani virus-virus jenis baru."

Profesor Spann mengatakan pada tahap ini semua tergantung pada mutasi dan perubahan protein pada virus. "Jadi pada dasarnya antibodi yang dihasilkan oleh vaksin tidak lagi mengikat protein yang meningkat," ujarnya.

"Ini berarti terjadi mutasi yang sangat besar untuk benar-benar mengubah reaksi pengikatan virus antibodi yang kita butuhkan untuk vaksin yang efektif," katanya.

"Apakah mutasi ini yang melakukannya atau tidak, saya tidak membayangkan ada yang tahu, tapi saya yakin orang-orang sedang mengujinya," katanya. (*)

 



Tulis Komentar