Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env

Virus Entrepreneur

Penulis dan tim Kuansing Enterpreneur Institut (Kerist) di SMAN Pintar Kuantan Singingi.(foto: ist/ANEWS)

 

JIKA suatu negara, wilayah, kabupaten/kota atau tempat menginginkan kemajuan di dalam pembangunan ekonomi, maka kehadiran para entrepreneur yang mencukupi dan berkualitas adalah sesuatu hal yang sangat diperlukan. Idealnya, 8% dari jumlah populasi suatu negara, wilayah dan kabupaten/kota adalah para entrepreneur sejati yang akan dapat memajukan dan mengembangkan pembangunan ekonomi. Seturut dengan itu, para pemimpin dunia, hingga gubernur, walikota/bupati yang sadar telah berkomitmen untuk mencetak para entrepreneur dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi. Diakui, bahwa kemajuan pembangunan ekonomi adalah titik tolak untuk pembangunan di bidang sosial, budaya, politik, pertahanan, keamanan dan lingkungan. 
Hampir seluruh negara maju seperti di  Eropah, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan negara maju lainnya memiliki jumlah entrepreneur yang signifikan di dalam populasi penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang dicirikan dengan rendahnya jumlah entrepreneur didalam populasi penduduknya. Indonesia seabgai contoh, jumlah entreprenuer tidak mencapai lebih dari 3% dari keseluruhan populasi penduduk Indonesia. 

Definisi dan Konsep Entrepreneur
Istilah entrepreneur berasal dari Bahasa Perancis entreprendre yang secara harfiah berarti  perantara, yang sudah dikenal semenjak abad ke 17. Seorang warga negara Perancis yang bernama Richard Cantilon, dianggap sebagai orang yang pertama menggunakan istilah entrepreneur dan entrepreneurship.
The Concise  Oxford Dictionary mengartikan entrepreneur sebagai to undertake (menjalankan, melakukan, berusaha), to  set about (memulai, menentukan), to  begin ( (memulai) dan to attempt (mencoba, berusaha). Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan  istilah wirausaha, yang merupakan gabungan dari kata wira + usaha. Wira bermakna  gagah, berani, perkasa, sementara usaha dapat diartikan bisnis. Jadi secara harfiah wirausaha adalah orang yang berani atau perkasa dalam suatu usaha/bisnis. 
Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan  wirausaha sebagai orang yang pandai atau berbakat dalam mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan produk yang dihasilkan, dan mengatur permodalan operasinya.
Riyanti (2003) mendefinisikan  entrepreneur sebagai orang yang  menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri serta bersedia mengambil risiko  pribadi untuk menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan  potensi-potensi dirinya untuk mengenali produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan produknya, serta mengatur permodalan operasinya,
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa entrepreneur sebagai orang yang berani memulai, menjalankan, dan mengembangkan usaha dengan cara memanfaatkan segala kemampuan dalam hal membeli bahan baku dan sumber daya yang diperlukan, membuat produk dengan nilai tambah yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan menjual produk  sehingga  bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para karyawan, diri sendiri,  perusahaan dan masyarakat sekitarnya.
Entrepreneur adalah orang  yang mampu memajukan perekonomian masyarakat, berani mengambil risiko, mengkoordinasikan kegiatan, mengelola modal atau sarana produksi, mengenalkan fungsi produk baru serta memiliki  respons kreatif dan inovatif terhadap perubahan yang terjadi. Sang entrepreneur merupakan pelaku perubahan (change agent) yang mentransformasikan sumberdaya menjadi barang-barang dan jasa-jasa bermanfaat, dan seringkali hal tersebut menciptakan keadaan yang menyebabkan timbulnya pertumbuhan industrial.
Jadi, entrepreneur bukanlah sekedar pedagang, namun bermakna lebih jauh dan dalam, yaitu berkenaan dengan  mental manusia, rasa percaya diri, efisiensi waktu, kreativitas, ketabahan, keuletan, kesungguhan dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri.
Go to School
Pemahaman tentang jiwa dan filosofi entrepreneur harus dimulai dan diperkenalkan sejak dini, baik secara formal  di bangku sekolah dan perguruan tinggi maupun informal maupun pendidikan informal dan non-formal lainnya melalui penyuluhan, seminar,  pelatihan dan kursus, sehingga dengan demikian akan lebih untuk mudah difahami dan dihayati oleh para generasi muda, khususnya kaum millenial, yang kemudian akan dapat berpengaruh dalam perilaku dan tindakan nyata di dalam kehidupan sehari-hari 
Kini, seirng dengan kemajuan jaman, juga sudah dimasukkan mata pelajaran kewirausahaan di dalam kurikulum SMA dan SMK. Suatu hal yang perlu mendapatkan apresiasi dan memang suatu kebijakan yang sangat tepat. Bahkan, di hampir seluruh perguruan tinggi, terdapat mata kuliah kewirausahaan. 
Sehubungan dengan itu, kami dari manajemen Kuansing Entrepreneur Institute (Kerist), suatu group kecil dari para perantau Kuansing, mencoba untuk membantu menebarkan virus entrepreneur kepada para millenial Kuansing dan pihak lainnya yang berminat. Sedikit informasi, bahwa Kerist ini lahir dari serangkaian diskusi virtual melalui zoom meeting yang diadakan secara berkala di masa pandemi Covid-19 oleh Ikatan Keluarga Kuantan Singingi (IKKS) Pekanbaru, yang kemudian beberapa orang peserta diskusi virtual bersepakat untuk menebarkan virus entrpeneur dan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) Kuansing melalui penyuluhan, latihan dan pembinaan. Untuk sementara group ini dikomandoi oleh Prof.Dr.Ir. Asdi Agustar, M.Sc (Guru Besar Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Andalas Padang), putra asli Inuman, Wan Muhammad Hasyim, SE yang lebih dikenal dengan nama Suhu Wan (pemilik 102 ritel Idolmart di Jabotabek), putra asli Baserah,  Arman Lingga Wisnu, SE, asal Lubuk Ambacang Kecamatan Hulu Kuantan, yang juga sekaligus Sekretaris Umum IKKS Pekanbaru, dan Dr. Apriyan Dinata, M.Env (Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Riau), putra asli Seberang Taluk Kuantan. Tim ini juga dibantu oleh Dr.H. Nofriadi, SKM, M.Kes, Sadrianto, SE  dan Dr. Eka Armas Pailis. 
Sebagai langkah awal, Kerist telah melakukan sosialiassi tentang jiwa dan filosofi entrepreneur dihadapan para siswa SMA Pintar Riau di Kuansing, pada hari Kamis, 25 Maret. Sambutan yang begitu antusias dari para siswa SMA Pintar, cukup memberikan harapan bagi Kerist untuk melangkah lebih jauh. Hal ini sudah mulai terasa mulai dari penyambutan tim Kerist, lagu persembahan dari para siswa SMA Pintar yang dikemas dengan apik. Dan juga keseriusan para siswa ketika mendengarkan motivasi dan uraian tentang entrepreneur yang disampaikan oleh Prof. Dr. Asdi Agustar, Suhu Wan dan Dr. Apriyan Dinata, M.Env. Acara dilanjutkan dengan  sesi diskusi dan tanya jawab, serta penyerahan buku Suhu Wan dengan judul Jatuh Bangun. Waktu selama dua jam lebih tidak terasa bersama siswa sekolah SMA Pintar Riau. Rencananya, road-show ini akan dilanjutkan untuk SMA dan SMK lainnya di Kuansing. 

Guru dan Pendidik
Selain road-show ke sekolah, tim Kerist juga melakukan sosialisasi dan pencerahan untuk para guru SMA dan SMK di Kuansing, khususnya para Kepala Sekolah. Kegiatan ini telah terlaksana dengan lancar, pada Hari Kamis, 25 Maret, jam 10.00 hingga 12.30 WIB  bertempat di aula sekolah SMA Pintar. Kami, dari tim Kerist mengucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak Familus, S.Pd, M.Pd, yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan ini dengan rapi. 
Pembicara pertama, Prof.Dr. Asdi Agustar memberikan penjelasan dan pencerahan tentang hubungkait antara dunia pendidikan dan entrepreneur dihadapan para kepala sekolah SMA dan SMK seKuansing. Serta peranan para guru/pendidik didalam menanamkan jiwa entrepreneur semenjak dini. Prof. Asdi juga menekankan bahwa para millenial harus mengubah mindset (pola fikir) untuk melirik dunia entrepreneur  sebagai profesi yang menjanjikan di masa depan, dan sekaligus untuk memajukan nagori/kampung. Jangan terpaku dan terpasung untuk hanya menjadi pegawai saja. 
Serelah itu, giliran Suhu Wan menyampaikan pengalaman beliau sebagai seorang entrepreneur, yang bermula dari nol, dan bukan dari keluarga pengusaha. Lahir dan dibesarkan oleh Bapak seorang mantri kesehatan di Kuansing dan seorang ibu rumah tangga. Namun, dengan usaha, kerja keras, dan do’a bisa menggapai impian. Alhamdulillah, kini telah memiliki 102 ritel di Jabotabek, dengan nama Idolmart. Dan tahun ini juga sudah mulai mengembangkan toko di Jawa Tengah, dan akan dilanjutkan ke Jawa Timur. Suhu Wan berencanan lima tahun ke depan sudah bisa mengembangkan sayap bisnis ke Sumatera, dan mudah-mudahan sampai ke Kuansing. Sautu hal yang patut kita syukuri dan banggakan. 
Suhu Wan juga mengajak dan menebarkan secara langsung virus entrepreneur untuk para guru/pendidik di Kuansing. Suhu Wan juga menjelaskan tips tips di dalam melakoni bisnis/usaha di jaman sekarang. Semua pertanyaan dari para guru dijawab dnegan jelas dan tuntas. Walaupun dengan keterbatasan waktu masih banyak para guru yang masih penasaran. 
Dipenghujung acara, Dr. Apriyan Dinata, M.Env dan Dr.H. Nofriadi, M.Kes juga turut memberikan motivasi dan memompa semangat para guru didalam mengemban tuga mendidik dan peranan penting dunia pendidikan di dalam melahirkan generasi yang berkualitas di masa yang akan datang. Guru merupakan sentral didalam pembentukan watak generasi mendatang, termasuk didalam menggembeleng watak entrepreneur di masa yang akan datang. Dr. Apriyan Dinata, M.Env menyampaikan bagaimana Jepang bisa bangkit setelah terpuruk kalah dalam Perang Dunia II dari sekutu. Bagaimana kisah Kaisar Hirohito yang mendata dan menanyakan berapa lagi jumlah guru yang tersisa setelah kalah perang. Kaisar begitu faham, bahwa masa depan Jepang berada ditangan para guru. Begitu juga, bagaimana Malaysia bisa bangkit dan maju dalam pembangunan ekonomi, juga tidak lepas dari perhatian yang besar dan fokus untuk para guru dan dunia pendidikan. 
Rangkaian acara dituutp dengan diskusi dan tanya jawab dengan para guru. Tim Kerist berbangga hati dengan sambutan antusias dari para guru yang mengikuti acara. Alhamdulillah, seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana. 
Tim Kerist, berazam untuk melakukan yang terbaik dan sumbangan  untuk kemajuan negeri. Dan jika misi ini berhasil, akan dapat diperluas utnuk kabupaten lain di Riau, bahkan di luar Riau, begitu harapan yang senantiasa dilontarakan Suhu Wan. Memang Suhu Wan mempunyai target 5000 ritel untuk lima tahun ke depan. Semoga Allah meridhoi. Aamiin.

Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env
Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota 
Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru
Email: [email protected]  dan [email protected]

 



Tulis Komentar