Opini

Jamaah Masjid Kagawa Tadabur Alam di Perkebunan Strawberry

Jamaah Masjid Kagawa Tadabur Alam di Perkebunan Strawberry. (F:ist-ANews)

Oleh : Suzanna Hadi Ma’rifat

Hari Rabu malam pekan lalu, selesai sholat Isya dan wawancara dengan nara sumber seorang mualaf dari Fukuyama di Prefecture Hiroshima, kami menghubungi bapak Zulfikar ketua KMIK (Keluarga Muslim Indonesia Kagawa) di kota Sakaide, Prefecture Kagawa. Niat awal menghubungi beliau ingin mewawancarai istri yang bersangkutan, seorang mualaf dari Jepang untuk dimuat pada Serial Para Pejemput Hidayah di Harian Amanah News.

Namun karena satu dan lain hal, Pak Zulfikar meminta agar wawancara dengan sang istri ditunda di lain waktu. Kami setuju. “Kebetulan hari Ahad siang tanggal 20 Februari akan ada acara  Tadabur Alam di Perkebunan Strawberry” Pak Zul memberi kabar, “Datanglah, sekalian ibu dan bapak Sabiruddin bisa ikut berwisata bersama KMIK”. Tentu kami senang dengan ajakan yang sangat bersahabat tersebut dan menyambutnya dengan gembira. 

Beberapa saat  kemudian alamat kebun dimaksud telah masuk ke ponsel suami, berada di Kamitakaoka, Miki-cho, Kita-gun, Prefecture Kagawa, lebih kurang 30 km dari hotel tempat kami menginap di kota Marugame. “Kita  bertemu di lokasi jam 10.00 pagi hari Ahad tanggal 20 February, Pak” lanjut Pak Zul.

Hari Sabtu,  sehari sebelum hari H, kami meluncur ke kota Marugame. Jarak dari Mihara lebih kurang 125 km. Prefecture  ini terletak di pulau terkecil yang ada di Jepang bernama pulau Shikoku. Pulau ini dihubungkan dengan sebuah jembatan bernama Seto Ohashi dari pulau utama Jepang, Honshu. 

Jembatan Seto Ohashi dibangun pada tahun 1988. Sebagai sebuah mahakarya arsitektur dan keahlian teknik. Jembatan sepanjang 13 kilometer ini menampilkan tiga wujud teknologi struktural. Bagian kabel tetap, bagian penyangga dan bagian penopang jembatan.  Disain segmen yang berbeda menjadikan tur melewati salah satu jembatan terpanjang di dunia ini menjadi suatu keharusan bila berkunjung ke Prefecture Kagawa.

Pagi Ahad sebelum bergabung dengan rombongan KMIK di perkebunan strawberry, kami sempatkan mengunjungi Masjid Kagawa. Masjid ini dibeli pada bulan Maret 2021 dengan harga 31 juta yen, lebih kurang Rp 3.844.000.000,- (tiga milyar delapan ratus empat puluh empat juta rupiah). 

Masjid Kagawa memiliki halaman yang cukup luas untuk menampung kendaraan bermotor. Memiliki bangunan bertingkat dua, lantai bawah di pakai untuk kegiatan sholat bagi kaum pria dan lantai dua diperuntukkan untuk kaum perempuan. Saat ini Madjid sedang dalam tahap renovasi, diharapkan sudah dapat dipergunakan untuk sholat taraweh pada bulan Ramadhan dan sholat Idhul Fitri pada tahun ini.

Sejak dibeli, Masjid Kagawa sudah di manfaatkan untuk kegiatan keagamaan seperti pengajian KMIK, sholat Jumat, sholat taraweh maupun sholat Ied.

Dana untuk membeli lahan dan gedung diperoleh dari sumbangan tidak hanya datang dari umat Islam yang ada di Jepang dan Indonesia, tapi juga dari berbagai bangsa yang bertempat tinggal di Prefecture Kagawa dan di seluruh Jepang baik muslim maupun non muslim.

Pengurus KMIK adalah orang-orang yang dengan kesadaran sendiri ingin ikut serta berbuat sesuatu demi kemaslahatan bersama. Ketua KMIK dipilih oleh para jemaah.

Struktur organisasi KMIK adalah ketua dipimpin oleh Zulfikar, seorang pria Indonesia berasal dari Padang, Sumatera Barat, dibantu dengan 4 divisi, terdiri dari divisi  dakwah, divisi kewirausahaan dan konsumsi, divisi pendidikan anak dan remaja dan divisi humas.

Zulfikar, Ketua Keluarga Muslim Indonesia Kagawa. (F:ist-ANews))

Ada sekitar 950 hingga 1000 jiwa penduduk muslim di Prefecture Kagawa. Kegiatan yang rutin dilakukan adalah pengajian setiap akhir pekan. Namun untuk saat ini pengajian dan kegiatan-kegiatan yang lain di masjid untuk sementara ditiadakan karena masjid sedang direnovasi.

Kegiatan rihlah tadabur alam adalah salah satu dari kegiatan yang rutin diadakan oleh KMIK. Lokasi rihlah dipilih sesuai dengan kesepakatan para jemaah. Pelaksanaan rihlah tahun ini ke perkebunan strawberry sudah direncanakan dan memesan tempat sejak awal Januari 2022. 

Rihlah  dihadiri oleh 38 orang dewasa dan 9 orang anak-anak. Para peserta datang ke lokasi dengan kendaraan masing-masing, namun ada juga yang mempergunakan kendaraan umum seperti kereta api.

Acara rihlah dibuat sedemikian rupa sehingga menggembirakan hati setiap peserta.

Begitu tiba di lokasi, peserta ditempatkan pada sebuah ruangan beratapkan plastik bening tebal tembus pandang  dan duduk di bangku plastik yang berjejer dari depan ke belakang. Tempat duduk berhadap-hadapan untuk empat orang di satu tempat dengan satu meja berada di tengahnya. Walaupun sedang dalam keadaan musim dingin, namun kondisi di dalam ruangan bertudung plastik terasa tidak terlalu dingin karena dibantu oleh 2 buah penghangat ruangan (heater).

Acara dimulai dengan melihat dan menikmati buah strawberry.  Dengan  membayar 2.000 yen (Rp 250.000,-) per jiwa, setiap orang boleh memetik dan memakan buah di tempat sampai puas, namun buah tidak boleh dibungkus dan di bawa keluar dari kebun.

Diberi waktu 60 menit untuk menikmati strawberry, peserta juga diperbolehkan untuk berphoto sambil menikmati manisnya buah strawberry.

Ada dua jenis strawberry di tanam di area perkebunan, jenis yang biasa ditemui di pasaran berwarna merah, satu lagi strawberry berwarna kuning gading. 

Kebun strawberry sedang berbuah sangat lebat dengan warna merah yang menggugah selera, ukuran buah ada yang sangat besar dari yang biasa di lihat di super market atau pasar, seukuran jambu air merah, namun rasanya sangat manis.

Selesai menikmati buah strawberry, acara dilanjutkan dengan sholat zuhur bersama dipimpin oleh bapak Ali Syahruddin  sebagai imam dan pembaca doa, disusul dengan tausiah oleh Cahyono Putra, dilanjutkan dengan makan siang. 

Menu hari itu adalah nasi kebuli dengan lauk ayam. Menu di sediakan oleh divisi kewirausahaan dan konsumsi. Selain menu utama masih ada makanan kecil yang disediakan oleh panitia sebagai pencuci mulut.

Selesai makan siang acara dilanjutkan dengan quis bingo dan quis siapa cepat menjawab benar pertanyaan mengenai  pengetahuan  agama Islam seperti ada berapa huruf hijaiyah dalam lafas Allah dan lain-lain. Ada banyak hadiah hiburan bagi peserta yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan.

Puncak acara di tutup dengan photo bersama untuk akhirnya peserta kembali ke rumah masing-masing.

Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan  dapat ikut serta bertadabur alam sekaligus mempererat tali persaudaraan dengan jamaah masjid Kagawa yang tergabung dalam KMIK.

Bersama kita di dunia, semoga Allah Subhanahu Wataala mempertemukan kita kembali Yaumil Akhir kelak. Aamiin Yaa Allah...


 



Tulis Komentar