Dampak Karhutla

Pekanbaru Diselimut Kabut Asap Pekat, Siswa Dipulangkan Lebih Awal

Kabut asap yang semakin pekat tampak menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Senin (9/9/2019). (Foto: cnni/anews)

PEKANBARU, ANEWS - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Senin (9/9/2019). 

Warga terpapar kabut asap ini, tampak mulai mendatangi sejumlah rumah sakit dan puskesmas di daerah ini untuk berobat.

Berdasarkan pantauan awak media, warga cukup ramai mengantre berobat di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo di Jalan Garuda, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

Rata-rata pasien yang datang berobat, akibat terpapar kabut asap karhutla, mulai dari orang tua hingga anak-anak.

Burhanudin (53), salah satu warga Kelurahan Delima mengaku, sudah beberapa hari sesak napas akibat kabut asap karhutla.

"Napas sesak, batuk, mata perih dan juga tenggorokan sakit," kata Burhanudin, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Senin.

Dia mengaku, kabut asap cukup pekat sejak dua hari terakhir. Sehingga, dia dan keluarganya terpaksa mengurangi aktivitas di luar rumah.

"Sudah jarang keluar rumah. Kabut asapnya pekat sekali. Jadi, kalau ada keperluan penting baru keluar," ujar dia.

Warga Kelurahan Delima lainnya, Restawati (56) juga merasakan sakit yang sama. Bahkan, dia sudah tiga hari sakit akibat terpapar asap.

"Saya sudah tiga hari sakit, makanya saya bawa berobat ke puskesmas. Suaminya saya juga kena ISPA," kata Restawati.

Dia mengatakan, kabut asap terasa sangat pekat pada pagi harinya. Karena udara tidak sehat, Restawati sudah jarang buka pintu rumah pada pagi hari.

"Biasa jam 5 subuh sudah buka pintu. Tapi, sejak kabut asap parah, kadang jam 10 pagi baru buka pintu. Dalam rumah pun asap juga masuk," sebut dia.

"Ini kami keluar rumah karena pergi berobat saja. Kalau enggak kami di rumah saja. Asapnya bikin sesak napas. Batuk yang membuat tenggorokan sakit. Jadi harus pakai masker biar aman," tutur dia.

Siswa dipulangkan

Sementara itu, para siswa sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Pekanbaru, Riau, terpaksa dipulangkan lebih awal guna antisipasi agar para siswa tidak terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sejak beberapa hari ini semakin pekat.

Pemulangan siswa lebih awal tersebut dilakukan, hari Senin (9/9/2019) setelah pihak sekolah mengadakan rapat.

Wakil Kurikulum MTsN 1 Pekanbaru, Indrayadi mengatakan, seluruh siswa dipulangkan pada pukul 10.30 WIB.

"Setelah mengadakan rapat, maka kami putuskan untuk memulangkan anak-anak, karena keadaan kabut asap cukup pekat," sebut Indrayadi, saat diwawancarai wartawan, Senin.

Dia mengatakan, apabila kabut asap masih parah, pihak sekolah akan meliburkan siswanya.

"Kalau kabut asap masih pekat, Selasa dan Rabu siswa diliburkan. Tapi, kalau cuaca kembali membaik, kami akan informasi ke siswa untuk masuk sekolah seperti biasanya," kata Indrayadi.

Para siswa yang dipulangkan lebih awal, tampak dijemput oleh orangtuanya di sekolah. Beberapa siswa yang mengenakan masker, juga ada yang pulang dengan sendirinya.

Meski demikian, Indrayadi mengimbau siswanya untuk tetap giat belajar di rumah.

"Imbauan kami, siswa tetap rajin belajar di rumah. Jangan keluar rumah kalau tidak penting. Kemudian, pakai masker untuk mengantisipasi dampak asap," ujar Indrayadi.

Sementara itu, kabut asap karhutla di Pekanbaru memang sangat pekat pada pagi hari ini, dengan jarak pandang 2 kilometer.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat adanya 289 titik panas atau hotspot yang tersebar di sejumlah wilayah di Riau. (kps/zet)



Tulis Komentar