Nasional

Ungkapan Duka IDI: 202 Dokter Meninggal dalam 10 Bulan Pandemi Corona

Seorang tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri lengkap saat jam pertukaran shift di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten. (Foto: Antara)

Jakarta (ANews) - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat 202 dokter Indonesia meninggal dunia akibat terpapar virus corona (SARS-CoV-2). Jumlah tersebut merupakan data teranyar per Selasa (15/12) hari ini, dari serangkaian kematian dokter sejak awal pandemi Covid-19 menjangkiti Indonesia awal Maret 2020.

Dari angka kematian itu, IDI merinci 101 dokter meninggal dalam rentang enam bulan, yakni Maret hingga Agustus. Sementara 101 dokter lainnya meninggal dalam kurun empat bulan, mulai September hingga 15 Desember.

"Data yang kami miliki dan sampaikan, 101 dokter meninggal enam bulan awal. Kemudian empat bulan terakhir, sampai sekarang ini 101 kematian dokter lagi. Jadi total 202 dokter," kata Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (15/12) petang.

Adib pun menyebut November lalu terjadi rekor jumlah kematian dokter mencapai 32 kasus. Dan pada November pula, 16 dokter meninggal dalam seminggu terakhir, yakni pada November pekan ke-empat.

Rekor 32 kasus kematian dalam sebulan juga sempat terjadi pada Agustus 2020.

Bila dirinci, pada Maret terdapat 12 kematian dokter, April 13 kematian, Mei 6 kematian, Juni 11 kematian, Juli 27 kematian dan, Agustus 32 kematian dokter. Kemudian pada September tercatat 28 kematian, Oktober 24 kematian, November 32 kematian, dan data bulan ini hingga 15 Desember yakni 10 kematian dokter.

Adib pun mengungkapkan, kenaikan jumlah kematian dokter tersebut disinyalir sebagai salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita Covid-19 baik yang dirawat di rumah sakit maupun penyintas Covid-19 tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri. Pilkada yang baru saja terlaksana 9 Desember lalu menurutnya juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid-19 di Tanah Air.

"Kami mengimbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan berkerumunannya massa. Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala," Adib menyarankan.

Tim Mitigasi IDI, lanjut Adib, berharap agar para pemimpin daerah yang terpilih pada Pilkada 2020 sungguh-sungguh memprioritaskan penanganan Pandemi Covid-19. Salah satunya, dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan.

Fasilitas dan perlindungan terhadap para tenaga medis dan kesehatan juga perlu jadi program dan direalisasikan oleh para kepala daerah yang baru.

Selain itu, Adib mengimbau masyarakat agar tidak terlena dengan kedatangan vaksin yang dalam waktu dekat--bila sesuai rencana bakal segera disuntikkan ke warga Indonesia. Ia mengingatkan, upaya terdekat saat ini yang bisa dilakukan masyarakat adalah menjaga protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Adib pun menuturkan, bila masyarakat memakai masker maka perlindungan terhadap virus mencapai 85 persen, bila menjaga jarak perlindungan bakal mencapai 90 persen, dan jika mencuci tangan maka keamanan dari virus mencapai 80 persen.

"Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan," pungkas dia.

Melalui keterangannya, Adib juga merinci sebaran wilayah dokter yang meninggal. Tim Mitigasi PB IDI mencatat, provinsi Jawa Timur menjadi daerah yang menyumbang angka kematian dokter terbanyak yaitu 41 dokter. Kemudian DKI Jakarta 32 dokter, Sumatera Utara 24 dokter, Jawa Tengah 21 dokter, Jawa Barat 19 dokter, Sulawesi Selatan 7 dokter, Banten 7 dokter, dan Bali 6 dokter.

Lalu Aceh 6 dokter, DI Yogyakarta 6 Dokter, Riau 5 dokter, Kalimantan Timur 5 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, Sumatera Selatan 4 dokter, Kepulauan Riau 3 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 3 dokter, dan Papua Barat 1 dokter.

Kemudian, Sulawesi Tenggara 1 dokter, Sumatra Barat 1 dokter, Bengkulu 1 dokter, Kalimantan Tengah 1 dokter, Lampung 1 dokter dan Maluku Utara 1 dokter juga. (ZET)



Tulis Komentar