Daerah

Klinik IVF RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru Sukses Lahirkan Bayi Kembar Pertama

Dokter, pasangan suami istri Tia Rusmaya dan Nuridan asal Bengkalis berfoto di dekat bayi kembar laki-laki yang dilahirkan melalui program bayi tabung Klinik IVF RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru. (F:int-Anews)

PEKANBARU (ANews) - Klinik In Vitro Fertilisasi (IVF) Tunas Bangsa Awal Bros Pekanbaru berhasil melahirkan bayi kembar pertama dari pasangan asal Bengkalis, Riau Tia Rusmaya dan Nuridan. Kehadiran bayi kembar laki-laki tersebut disambut bahgia oleh kedua pasangan suami istri muda ini.

Menurut keterangan Tia mereka mendapatkan pelayanan terbaik yang dianggap sebagai bagian dari keluarga Klinik IVF Tunas Bangsa RS Awal Bros. Ia menyebut komunikasi antaranya dirinya dan rumah sakit berjalan dengan baik.

"Pelayanan di Awal Bros sangat luar biasa, cepat tanggap. Kami tidak merasa hanya dianggap sebagai pasien saja, tapi merasa sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Kapan pun kami ingin berkonsultasi, walau di luar jam kerja, dr Isa selalu menyediakan waktu untuk kami. Belum pernah kami merasakan pelayanan seperti ini. Pelayanan dari semua perawat semuanya juga sangat baik," ujarnya seperti dilansir dari laman detiksumut.com.

Seperti diketahui, RS Awal Bros menjadi rumah sakit pertama di Riau yang sukses menjalani program bayi tabung. Dokter kandungan dr Isa Ansori SpOG Subsp FER menyebut gaya hidup pasien menjadi screening awal untuk menjalani program bayi tabung.

"Dalam pemeriksaan fisik ini, kita menilai, apakah ada penyakit penyerta atau tidak. Kemudian juga tekanan darah, berat badan, serta persiapan lainnya, seperti melakukan diet sehat, mengkonsumsi vitamin. Kalau obesitas akan diturunkan dulu berat badannya melalui gaya hidup diet. Kondisi tubuhnya akan dicek dulu, yang mungkin akan mempengaruhi program," ujar dr Isa.

dr Isa menjelaskan bahwa butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk melakukan perbaikan kondisi. Di antaranya mulai screening calon ibu dan bapak, kemudian penilaian hormonal untuk melihat kondisi kelayakan hormon pasangan tersebut.

"Selanjutnya diberikan obat suntikan untuk membesarkan sel telur. Rata-rata stimulasi dilakukan antara 8 sampai 10 hari dikasih obat. Kemudian dievaluasi, apakah ukuran sel telur sudah memenuhi syarat, kalau sudah tercapai, dilakukan panen sel telur. Pada saat yang sama, kita akan mendapatkan sel telur yang ada di dalam ovarium, di dalamnya ada oosite, mengawinkan sel telur dan sel sperma, (icsi)," katanya.

Setelah itu, dr Isa menyebutkan bahwa pada hari selanjutnya, pihak RS akan melakukan pemantauan embrio. Mulai dari hari pertama hingga kelima.

"Harus ada tanda dibuahi, maka akan terbentuk embrio blastosis, itu yang akan kita transfer ke si calon ibu," ujarnya.

Namun sebelum melakukan transfer, Isa menuturkan bahwa embrio akan dibekukan dan disimpan terlebih dulu untuk mempersiapkan rahim terlebih dulu.

"Kita tidak langsung transfer, karena dipastikan dulu rahimnya harus dalam kondisi bagus, kita simpan atau bekukan dulu. Bulan depannya baru proses persiapan rahimnya," jelasnya.

Isa mengatakan bahwa pasien diberikan obat hormonal untuk mempertebal rahim. Apabila ketebalan rahim sudah mencapai minimal 8 mili, maka akan dilanjutkan dengan ditransfer ke dalam rahim.

"Kita tunggu 2 pekan, ketika hamil, kemudian dilakukan screening, kemudian kontrol secara berkala seperti kehamilan pada umumnya, hingga siap dilahirkan," tutupnya. (*/ANews)

 



Tulis Komentar