Ratusan Pekerja Terancam PHK

Dua Perusahaan Elektronik di Batam Bakal Tutup

Salah satu kawasan industri di Batam, Kepri. (Foto: net/anews)

JAKARTA, ANEWS - Dua perusahaan elektronik akan menutup pabrik masing-masing di Batam, Kepulauan Riau. Ribuan karyawan terancam kehilangan pekerjaan. 

Direktur Jenderal Industri Logam, Metal, Alat Transportasi dan Elektronik Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto, mengaku belum mendapat laporan untuk dua pabrik di Batam tersebut. 

"Wah, saya belum tahu," kata Harjanto sebagaimana diberitakan CNBC Indonesia, Rabu (13/8/2019). 

Secara terpisah ketika disinggung soal penutupan ini, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan industri elektronik di Batam menghadapi masalah dalam daya saing. 

"Ya, kita lihat itu terkait dengan daya saing dan logistik," katanya. 

Kabar rencana penutupan kedua pabrik ini mencuat setelah Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan pabrik PT F dan PT U yang bakal tutup menyebabkan ribuan buruh kehilangan pekerjaan. Secara umum dijelaskannya potensi PHK pekerja elektronik di Batam melanda 2.000 tenaga kerja. 

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, pertumbuhan industri manufaktur di Batam memang cenderung mengalami penurunan. Pada 2013, pertumbuhan industri di Batam masih 7,07% tetapi pada 2017 melorot menjadi tinggal 1,76%. 

Industri pengolahan berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Batam, dengan sumbangsih sekitar 55%. Tidak heran ketika industri manufaktur melambat, pertumbuhan ekonomi Batam ikut terhambat. 

Namun kondisi Batam diklaim masih berpeluang untuk meningkatkan investasi di sana. 

"Elektronik di Batam investasinya meningkat seperti Pegatron. Nilai ekspor juga besar," kata Airlangga saat ditanya kondisi industri di Batam saat ini. 

Ketua KSPI dan Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Said Iqbal mengatakan gejala PHK juga terlihat di perusahaan lain di Batam, namun dengan cara yang berbeda. 

"Gejala untuk perusahaan lain ada, tapi memang belum diumumkan ditutup," kata Iqbal. (cnbc/zet)



Tulis Komentar