Indonesia Berkemajuan

Oleh : Dr Masud HMN*)
Membayangkan Indonesia berkemajuan identic adalah dengan Indonesia yang damai dan sejahtera. Mustahil adanya kemajuan, jika ada konflik dimana mana, ada saling sikut, saling menghujat dan semacamnya, Intinya Indonesia itu, konflik, pecah belah sikap menghujat itu harus dihentikan,
Lalu berikutnya Indonesia maju itu selain damai juga harus sejahtera. Artinya damai dan sejahtera kita kunci untuk Indonesia berkemajuan ,Bayangkan jika Negara kita miskin, ya pastilah tidak ada kemajuan. Contohlah Negara tetangga kita Timur Leste sekarang yang jatuh miskin. Ya jauh dari kemajuan. Yang menyebabkan terjadi kejahatan kriminal.
Paparan diatas mengindikasikan bahwa kemajuan berdasar pada perilaku damai dan kondisi sejahtera. Damai muncul dari perlaku, yang dipengaruhi oleh tingkat sejahtera.
Persepsi perilaku kemanusiaan terbaik berdasar pandangan Islam adalah manusia yang memberi nilai banyak mamfaat atau faedah sejahtera kepada manusia lain. Menurut pandangan Islam itulah peran kemanusiaan yang harus dilakukan manusia.
Bukan sebaliknya dengan berbuat kerusakan,korupsi dan kehancuran. Seperti berita yang menyatakan harta kekayaan pejabat Negara mengalami kenaikan di era pandemi covid 19. Sementara kemiskinan rakyat meningkat, ( kompas 7 Sept 2021).
Padahal salah satu pertanda majunya bangsa adalah kukuhnya perilaku nilai kepribadian yang muncul dari tradisi yang tumbuh dan berkembang sebagai ciri yang membedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu menjadi kebanggaan dan nilai melekat dilestarikan. Tanpa kepribadian tiada progress dan kemajuan.Bahkan bukan Indonesia berkemajuan terjadi tetapi masyarakat masuk jurang.
Karena itu masyarakat perlu mengikuti petunjuk nilai perilaku Islami yang digambarkan manusia yang memberi rahmat bukan hanya kepada umat Islam tetapi lebih dari itu menjadi rahmat seluruh alam, Itulah disebut kepribadian Islami. Hal itu di Persepsi kan sebagai manusia yang sempurna tidak hanya ubudiyah, tetapi banyak nilai lain
Perilaku kemanusiaan Islam tersebut didukung Ahl psikologi barat. Yang menekankan peran individu untuk mamfaat lingkungan. Menurut Psikolog Havard University Amerika Gordon Allport (1897-1967), kepribadian adalah organisasi system raga manusia yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian individu terhadap lingkungan
Ini sejalan dengan Carl Gustav (1867-1951 ) kelahiran Finlandia, mengatakan kepribadian merupakan wujud pernyataan kejiwaan yang ditampilkan seseorang dalam kehidupannya. Tokoh psikologi sosial ini memberi landasan bahwa perilaku kemanusiaan selain wujud orientasi kejiwaan individu namun dalam perwujudan dalam orientasi praktek lingkungam nilai sosial yang ada
Melengkapi pendapat Alport dan Gustav, seorang pujangga Malaysia Isa Masaid tahun 1930an yang pro konsep kemanusiaan itu, menyatakan soal kebenaran kemanusiaan seharusnya didukung. Dalam puisinya Melakar Bahtera dia katakan kekesalannya Namun ada saja yang merusaknya.jelasnya. Ia menyebut orang yang itulah orang yang “mendakap kecurangan” dengan “menajisi kebenaran”. Mendakap bermakna mendukung. Menajisi bermakna mengotori menjorokkan .Jadi yang terjadi pada masyrakat dibawah penguasa adalah jauh dari yang diinginkan, Demikian Mas Said.
Dengan mengambil faham dari paparan diatas, maka kemanusiaan itu ditentukan ( berkorelasi ) dengan faktor lain seperti nilai, tadisi,lingkungan, Kepribadian kemanusiaan yang tidak mantap atau buruk ada bersama lingkungannya. Lingkungan yang buruk menjelmakan wujud yang buruk juga.
Maka kemanusiaan akan mantap bila kontribus nilai, tradisi dan lingkungan posisitif Sebaliknya kepribadian tidak mantap bila faktor yang mempengaruhi itu negative. Karena kiri kanan oke
Agaknya bukan keliru dan memang itulah model perilku kemanusiaan macam ini sedang meraja lela dalam masyrakat umum, Sawah tak punya pematang. Tiada bingkai moral. Artinya mencari yang untung, yang mudah, tetapi tidak peduli nilai yang baik, faedah pada orang lain.
Ada sebuah Hadis yang memberi petunjuk agar manusia itu memihak kepada yang baik. Hadist itu bahwa nabi Muhammad SAW bersabda:
Khairunnas yan tafaunnass
Manusia yang baik adalah manusia yang bermamfaat untuk orang lain ( Riwayat Imam Akhmad )
Sekali lagi itulah keperibadian yang Islami. Itulah pula cita cita Indonesia yang bekermajuan. Sama sekali bukan , golongan yang mendakap (mendukung ) kecurangan dan mnajisi (mengotori) kebenaran yang tidak peduli dengan ajaran Islam yang menyuruh berbuat baik dan mafaat kepada orang lain bahkan seluruh alam lingkungan.
Apa yang kita temukan dengan perilaku saat ini didalamnya penuh hiruk pikuk, penuh konflik, hujat sana sini, provokasi pecah belah adalah negative untuk kemajuan masyrakat ber kemanusiaan yang kita dambakan.
Dalam rangka cita cita Indonesia berkemajuan kita harus menjunjung konsep menjadikan perilaku kemanusiaan yang peduli, menyumbangkan faedah kepada masyarakat dan lingkungan. Semoga.
Jakarta 30 Nopember 2021
*) Dr Masud HMN adalag Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta, Email [email protected]
Tulis Komentar