Daerah

Stok Daging di Pekanbaru Aman Jelang Idul Fitri

Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Pekanbaru, Anom Wicaksono SKH. (F:FIR/ANEWS)

PEKANBARU (ANEWS) - Stok daging sapi di Kota Pekanbaru jelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dipastikan aman. Diketahui, ada penurunan pasokan ditingkat importir (feedlot).

Hal ini diungkapkan Kepala Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Pekanbaru, Anom Wicaksono SKH kepada media saat ditemui dikantornya Jalan Cipta Karya.

Mas Anom sapaan akrabnya menyampaikan. "Melihat kondisi yang saat ini adanya kelangkaan daging sapi import di Indonesia, setelah dikomunikasikan ke berbagai importir (feedlot), kita pastikan stok daging sampai Idul Fitri di Kota Pekanbaru termasuk kategori terkendali dan aman," ujarnya Jumat (29/1/2021) lalu.

"Berkurangnya pasokan secara nasional akibat negara produsen seperti Australia, mengalami bencana kebakaran lahan tahun 2019 dan butuh 2 - 3 tahun pemulihan, adanya permintaan pasar saat Natal dan Tahun Baru, sehingga berimbas juga pada pasokan ditingkat importir (feedlot) ke daerah-daerah," imbuhnya.

"Sampai hari ini harga ditingkat konsumen masih terkendali walaupun ditingkat penyalur (pemegang DO) harga berat sapi hidup perkilogram kisaran 4.000 sd 6.000/kg," sambungnya.

Pantauan di Pasar Cik Puan dan Pasar Dupa, harga daging sapi masih berkisar Rp.110.000 hingga Rp.120.000/kg. Salah seorang pedagang daging menyampaikan kekhawatirannya untuk menghadapi Idul Fitri akan ada lonjakan harga pada daging, karena imbas dari pengurangan distribusi ketingkat pedagang serta ada wabah corona (Covid19) yang tidak kunjung berakhir.

RPH Pekanbaru salah satu jasa pemotongan hewan yang sangat strategis, sehingga pemakai jasa ini tidak hanya pedagang - pedagang dalam kota saja, tetapi juga ada yang dari pedagang dari Siak. Saat ini pemotongan berkisar antara 23 sampai dengan 24 ekor/malam, itu artinya ada penurunan pemotongan yang diakibatkan berkurangnya distribusi sapi import ke RPH, biasanya mencapai 35 hingga 40 ekor/malam.

"Daging untuk masyarakat Pekanbaru yang berjumlah satu juta lebih jiwa, 65% kebutuhan daging dipasok dari daging sapi hidup, kemudian sisanya 35% dipasok dari daging beku," tutup mas Anom.(FIR)



Tulis Komentar